Memiliki hubungan pertemanan dengan orang lain memanglah hal lumrah bagi manusia karena sifatnya sebagai makhluk sosial. Punya teman yang banyak pun membawa banyak manfaat bagi diri kita, misalnya seperti luasnya relasi yang bisa memudahkan kita untuk mencari sebuah informasi. Adanya pertemanan yang saling menguntungkan dan mengisi satu sama lain tentunya didambakan oleh semua orang, benar apa benar? Hehehe.
Tetapi, pernahkah kamu merasa terbebani dengan sahabatmu yang sering memberikan pengaruh negatif atau buruk dalam kehidupanmu? Misalnya nih ya, sahabatmu itu terus terusan mengkritikmu tanpa memberimu saran atau solusi yang bisa kamu lakukan sebagai langkah perbaikan diri.Â
Akhirnya, kamu pun menjadi rendah diri dan tidak percaya diri lagi. Nah, itu dia salah satu ciri sahabat yang toxic alias toxic friendship. Apakah kamu sudah pernah mendengar istilah tersebut? Jika belum, mari saya jelaskan.
Toxic friendship bisa diartikan sebagai teman atau sahabat yang memberikan dampak-dampak negatif dalam diri kita. Toxic juga dapat diartikan sebagai beracun. Jadi, toxic friendship merupakan hubungan pertemanan yang beracun. Contohnya seperti diatas tadi, pertemanan yang menjadikanmu tidak percaya diri dan rendah diri. Jenis pertemanan ini adalah hubungan yang tidak sehat. Oleh sebab itu, sebaiknya kamu harus menghindarinya.
Mempertahankan hubungan yang tidak sehat apa gunanya? Yang ada malah membawa dampak negatif terus di kehidupan kita. Kita kan juga berhak bahagia, heheheÂ
Ciri-ciri toxic friendship
- Selalu mengkritikmu tetapi tidak memberikan saran atau solusi
Adanya kritik dari teman memanglah baik, apalagi jika untuk kebaikan diri sendiri. Kritik yang baik ialah kritik yang dapat membangun sehingga orang yang dikritik dapat mengetahui bagian mana yang kurang baik. Tetapi jika kritik dari temanmu itu selalu menjatuhkanmu dan membuat dirimu menjadi stress, merasa tidak berharga, dan takut, ada baiknya hindarilah teman seperti itu. Jika kamu sulit keluar dari hubungan pertemanan yang toxic, maka akan membuatmu menjadi sulit berkembang dan tidak percaya diri.
- Sering menyakiti perasaanmu
Memiliki teman yang toxic seringkali membuat kita sakit hati. Entah karena perkataannya atau bahkan perbuatannya yang merasa menjadi orang yang paling baik diatasmu. Walaupun mereka melakukannya secara sadar, tetapi mereka tidak mau tahu bagaimana efek dari perkataannya ataupun perbuatannya yang dapat melukai hati seseorang.
- Tidak peduli terhadapmu
Hubungan pertemanan yang baik adalah hubungan yang saling menguntungkan atau mutualisme. Tidak bisa dipungkiri bahwa sebagai manusia, kita memang tidak bisa hidup sendiri. Pasti membutuhkan bantuan dari orang lain.Â
Maka dari itu, sebagai seorang teman haruslah membantu teman lainnya yang sedang kesulitan. Membantu teman tidaklah harus selalu berhubungan dengan uang. Menjadi pendengar yang baik saja terkadang sudah cukup membantu kok.Â
Ketika seorang teman ingin menceritakan masalahnya, kamu bisa menjadi pendengar tanpa harus menyela ceritanya atau bahkan membandingkan masalahmu dengannya. Sedangkan teman yang tidak peduli kepadamu biasanya malas mendengarkan ceritamu dan akan membanding-bandingkan masalahnya dengan masalahmu.
- Menghasutmu untuk berbuat yang tidak baik
Kalau punya teman yang senang menghasutmu untuk berbuat yang tidak baik, lebih baik kamu lari deh! Eh, tetapi maksudnya bukan lari dari kenyataan atau saat bertemu dengan tipe teman seperti tadi lalu kamu lari yaa.Â
Maksudnya, kamu harus bisa menghindari mereka. Kamu ngga mau kan ikut terjerumus ke dalam pergaulan yang tidak baik? Ungkapan tentang "teman adalah cerminan diri" itu ada benarnya. Maka dari itu, berteman lah dengan orang-orang yang bisa mengajakmu menuju kebaikan. Selektiflah dalam memilih teman. Teman yang baik tidak akan mengajak kita untuk melakukan hal yang tidak baik.
- Merupakan orang yang manipulatif
Seseorang yang manipulatif biasanya akan mudah dalam memutarbalikkan fakta, memanipulasi seseorang dan keadaan, membuat berita yang tidak benar, dan sebagainya. Orang yang memiliki sifat tersebut biasanya bermuka dua. Contohnya ketika ia bersamamu, ia akan menceritakan hal yang baik tentangmu. Tetapi jika tidak ada kamu, ia akan menceritakan keburukanmu. Tak hanya itu, orang yang manipulatif juga senang berbuat playing victim. Playing victim adalah perilaku seseorang yang menempatkan dirinya sebagai korban, padahal ia merupakan pelakunya. Ia akan berusaha untuk menyakinkan orang lain bahwa ia lah korban yang sebenanya. Duh serem ya??
Dampak terjebak dalam toxic friendship
Sudah jelas bahwa lingkungan pertemanan dapat mempengaruhi diri seseorang. Terus-terusan terjebak dalam lingkungan toxic friendship dapat membuatmu menjadi tertekan, baik secara sosial maupun mental. Kamu akan menjadi kurang percaya diri, pesimis,Â
merasa tidak berharga, merasa tidak layak, tidak bahagia, dan selalu merasa kurang. Apalagi jika adanya toxic friendship di lingkungan kerja. Masalah yang dihadapi akan jauh lebih besar dan serius. Misalnya seperti jatuhnya karir seseorang atau bahkan pemecatan dari pekerjaan.