Pada 14 Agustus 2014, Bank Indonesia telah meluncurkan program Gerakan Non Tunai
(GNTT) dengan tujuan mengajak masyarakat Indonesia mengalihkan kebiasaan bertransaksi
dengan uang tunai menjadi non tunai, salah satunya dengan uang elektronik. Bagi pengguna alat
transportasi umum seperti bus Transjakarta atau Commuterline, uang elektronik (e-money) sudah
menjadi hal yang biasa. Namun keuntungan dan kemudahan menggunakan uang elektronik
ternyata masih belum banyak dirasakan oleh masyarakat di Indonesia.
Secara penggunaan, uang elektronik relatif lebih praktis dan efisien. Perpindahan uang
tunai dari tangan yang satu ke tangan yang lain tentu menghabiskan waktu lebih lama
dibandingkan dengan uang elektronik. Ada pun keuntungan menggunakan uang elektronik,
diantaranya:
1. Tersedia Hingga Nominal Terkecil
Pada saat berbelanja di ritel, kita kerap kali menemukan barang dengan harga unik yang
pecahan nominalnya tidak tersedia dalam uang tunai. Uang elektronik selalu tersedia
berapapun pecahan nominalnya. Sehingga bila kita menggunakan uang elektronik, kita dapat
terhindar dari potongan kembalian semacam itu.
2. Menghindari Repotnya Menghitung Uang Kembalian
Dengan menggunakan uang elektronik kita tidak perlu repot dengan uang kembalian yang
risiko kekeliruannya cukup tinggi. Sehingga baik konsumen maupun kasir akan lebih
diuntungkan dan terhindar dari risiko kerugian waktu dan finansial.
3. Tak Perlu Antre
Bila menggunakan uang elektronik kita hanya perlu menggesek atau menempelkan kartu tanpa
perlu antre lagi hanya untuk membeli dan menukar tiket pada jasa transportasi harian, sehingga
akan menghemat waktu dan tenaga.
4. Minim Risiko Kecurian
Uang elektronik hanya mampu memenuhi kebutuhan sehar-hari dengan maksimum pengisian
Rp 1.000.000. Dengan jumlah uang elektronik yang tidak besar, maka akan semakin kecil
risiko tindak kejahatan seperti uang hilang, kerampokan atau uang palsu.
Seiring perkembangannya, saat ini uang elektronik semakin mudah didapatkan. Berbagai
ritel dan loket jasa transportasi telah bekerjasama dengan bank-bank terpercaya dalam
menyediakan penjualan dan layanan isi ulang (top up) uang elektronik. Dengan demikian
diharapkan penggunaan transaksi non tunai di Indonesia yang hanya 0,6% dari keseluruhan
transaksi yang berjalan dapat terus meningkat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H