Mohon tunggu...
lutfi nur laili
lutfi nur laili Mohon Tunggu... -

mahasiswa UIN maulana malik ibrahim malang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Maha Karya Tuhan

23 April 2018   21:10 Diperbarui: 23 April 2018   21:11 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak gunung lawu banyak orang yang tidak tau tentang pengabdian seseorang relawan yang rela meluangkan waktu dan usaha untuk melestarikan keadaan yang berada digunung lawu. Pasca terjadi kebakaran yang dasyat dan memakan korban jiwa bukan hanya itu banyak pohon besar tumbang dan gundul dipos 3 sampai pos 1 cemara kandang, namun semua itu kembali pada gejala alam dan kecerobohan manusia yang mengakibatkan kebaran tersebut.

Ditahun 2016 awal tepatnya januari tanggal 27 ada event yang didatangi langsung iwan fals pada waktu itu melakukan pembersihan jalur bersama relawan lainya. Suasana  haru biru melihat betapa indahnya lawu dengan pohon cemara besar-besar tempat berlindungnya burung jalak yang menghuni gunung lawu, sungguh  pancaran wajah relawan sangat berduka tapi gimana lagi mungkin itu skenario dari tuhan.

Tuhan yang menciptakan alam ini dan tuhan yang melenyapkan tapi semua itu hanya cobaan dan menguji seberapa kuat manusia menghadapinya,tanggal 7 februari anak gunung lawu melakukan kopdar dan memakai peralatan berat seperti senso cangkul dll,semua itu untuk memperbaiki jalur pendakian yang rusak dan melakukan survei seberapa besar kerusakan digunung lawu.

Aku tak sengaja mengikuti kopdar itu bersama temanku dari awal aku mau mendaki gunung lawu tapi keadaan yang tidak memungkinkan maka dari itu ada 2 pilihan antara pulang dan mengikuti kopdar dan hati nuraniku lanjutkan perjalanan menjadi relawan,pagi itu bersiap-siap menunggu team resceu siang semua berangkat dan jalan santai posisi itu aku kenal rumba karna dia adalah guide saya yang menuju pos ke pos via cemara kandang,muda yang mempunyai karakter kuat menjadi seorang guide adalah rumba selalu berkomunikasi dibase camp untuk mengatahui perkembangan jalur pendakian.

Malam telah tiba waktunya sampai dipos 1 aku ketemu team jaguar dari solo meskipun sudah tua tapi semangatnya luar biasa,bercanda gurau menghilangkan rasa capek dan team jaguan ketemu team pendakian lamongan yang mempunyai karakter konyol,kita melanjutkan perjalanan untuk menuju ke pos 2 setelah sampai mendirikan tenda dan beristirahat lanjut memasak untuk manganjal perut parahnya pas masak air mau buat kopi ternyata airnya sudh mendidih lupa tidak membawa kopi anjay mungkin ini pengalaman konyol terpaksa air hangat itu aku minum dan tidur malam telah tiba waktunya tidur tak tau kenapa tiba-tiba hujan deras posisi tendaku itu sigle layer apes semuanya barang didalam basah kita tiduran basa-basahan unforgatable moment.

Pagi sang mentari menampakan pancaran sinarnya mungkin itu jawaban kalau cuaca besok cerah,aku melihat sekeliling dipos 2 ternyata pohonya kecoklatan dan semua itu terbakar sedih banget ingin rasanya menangis karna baru kali melihat gunung yang dulu indah dan sekarang gak tau mau ngomong apa yang terpenting kami semua disini melakukan pembersihan  dan memperbaiki jalur pendakian  suasana haru disauna antara pos 2 ke pos 3 semua kumpul beserta orang yang disebut ayah sama tam anak gunung lawu disana bersama team anak gunung lawu berteduh karna cuaca yang gak memungkinkan melanjutkan perjalanan.

Semua itu berawal dari ketulusan dimana niat hati dan tindakan sejalan yang membuat pola pikir kita untuk melangkah dan berani berbuat baik terhadap kelestarian alam sekitar jika kita tidak bisa merawat palimg tidak kita menjaga keasrian alam yang sebagai mana sebelum ada manusia sudah bersih dan alami marilah kita bersama-sama menjaga agar tangan kita tidak se enaknya membuang barang yang sekiranya tidak baik dipandang so keep your clean (Quotes By : Achmad Yusuf Bachtiyar)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun