Malam ini aku  akan ceritakan masa kecilku seperti apa. sebelumnya kenalkan dulu namaku Ade, aku tinggal di Jakarta dan sekarang umurku 18 tahun. mungkin semua orang pasti mengidam idamkan masa kecil yang bahagia. Tapi semua itu di kehidupanku diwaktu kecil adalah sebaliknya, yaitu menyeramkan, menyedihkan, tak sebanding dengan apa yang mereka omongkan bahwa masa kecil itu masa yang bahagia.
Jika ada seseorang yang Tanya apakah masa kecilku bahagia ? Langsung saya katakana dengan tegas TIDAK. Alasan saya mengatakan tidak karena masa kecilku banyak dibully dan saya nggak punya banyak teman waktu itu. Kemudian orangtuaku selalu melarangku untuk bermain di luar rumah, jadi tempatku bermain adalah di depan rumah yang tertutup pagar hitam.
lantas kemana orangtuaku ? orangtua selalu bekerja dan selalu mementingkan duniawi tanpa mementingkan pertumbuhan anaknya. suatu cerita saat aku pulang sekolah, di TK agak jauh depan rumah, suatu ketika aku tak kunjung dijemput sama tante atau ayah karena saat itu mama lagi bekerja dan aku memutuskan untuk jalan kaki pulang. Sampai dirumah pas ada mama, aku ganti baju dengan mama aku bilang ke mama " ma aku loh pengen pulang di jemput sama mamanya kayak teman-teman" entah apa yang saat itu aku fikirkan sehingga aku bisa mengatakan seperti itu.Â
Dan juga saat itu aku bilang ke mama bahwasanya aku di sekolah itu nggak punya temen atau pun nggak mau temanan sama aku. memang benar aku nggak punya teman satupun yang mau berteman sama aku. dan juga aku tipe orang yang banyak gerak tapi pendiam. sooo ini sepenggal cerita masa kecilku yang sangatlah menyedihkan dan mungkin jika waktu bisa terulang aku nggak ingin hidup di dunia ini.
nah !dari cerita di atas tidk ada bimbingan dari pihak manapun, bahkan orang lupa dengan tanggung jawab terhadap anak. Asal kalian tahu bahwasanya masa kanak-kanak adalah bermain dan bermain. jadi sebagai pandidik adalah sebagai fasilitator untuk perkembangan anak.
 Dan juga seorang guru TK hendaknya peka terhadap suatu yang mungkin bisa menghambat perkembangan anak. Dari sebuah cerita diatas tidak ada tindakan daru seorang pembimbing. Maka dari itu jangan memandang seseorang hanya dari fisik saja, kenali dia maka suau saat kamu pasti akan tahu siapa dia sebenarnya. terus berkarya selagi masih muda, sekian dan semoga bermanfaat. see you next articel
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H