Pandemi COVID-19 tentu belum bisa dikatakan selesai begitu saja, mengingat adanya varian terbaru dari COVID-19 itu sendiri. Setelah COVID-19 ini sendiri merajalela, kita bisa mengetahui bagaimana negara-negara di dunia ini sendiri langsung menerapkan berbagai sistem untuk mencegah COVID-19 ini menyebar. Di Indonesia sendiri kita pasti tau mengenai PSBB, Lockdown, hingga PPKM. Seluruh aktivitas dihentikan ataupun diubah menjadi aktivitas tanpa bersentuh atau bertatap muka. Bisa dibilang seluruh aktivitas segera dibekukan oleh pemerintah agar COVID-19 ini tidak menyebar dengan parah.
Bisa dibilang keadaan dunia masihlah belum aman. Hal itu bisa dilihat dari kegiatan kita yang belum bisa kembali menjadi normal, dan masalah itu tentu saja membuat banyak para Akademis tertarik untuk membahas mengenai bagaimana kita bisa kembali berkomunikasi selama COVID-19 ini. Terutama lagi dalam sektor pendidikan serta pekerjaan yang memiliki satu kunci utama yaitu komunikasi agar mampu terlaksana baik dari visi misi yang ada ataupun memang tanpa adanya komunikasi maka sektor itu tak akan bisa berjalan.
Pokok pembahasan itu juga tercantum dalam acara Opening Ceremony Youth Communication Day 2021 yang dilaksanakan pada 13 Desember 2021 dengan mengusung tema "Communication Challenges in the Age of Hybrid." Dalam acara ini, Universitas Ahmad Dahlan ditunjuk sebagai co-host dengan ditemani dengan beberapa negara lain yang menjadi pembicara. Negara-negara tersebut tak lain adalah Filipina ( Universitas Saint Anthony ), India ( Universitas Ajeenkya DY Patil ), dan Thailand ( Universitas Chulalongkorn ). Tak lupa juga bila membahas mengenai pembicara, dari Indonesia sendiri diwakili oleh Universitas Ahmad Dahlan.Â
Bila melihat dari tema yang diusung oleh Youth Communication Day 2021 ini sendiri tentu akan terasa asing bagi masyarakat umum, terutama bagi mereka yang memang belum terlalu mampu  beradaptasi dengan era yang tengah kita masuki ini. Pasti ada saja pertanyaan mengenai apa itu era Hybrid? Pada hakikatnya era hybrid merupakan era di mana suatu kegiatan dilaksanakan dengan menggabungkan dua sistem, yakni bertemu secara langsung dan ada yang terhubung secara daring. Bisa dibilang era Hybrid ini merupakan era pencampuran ataupun era permulaan setelah pandemi COVID-19 ini. Bagi saya sendiri, era ini adalah era percobaan apakah lingkungan ataupun dunia ini sudah siap terhadap perubahan ini ataupun belum. Membicarakan mengenai komunikasi serta era Hybrid sendiri, terdapat pemikiran lantas bagaimana Hybrid Komunikasi itu sendiri? Apakah ada perbedaan terhadap komunikasi yang terjadi dahulu dengan sekarang? Melihat penjelasan diatas bahwa Hybrid merupakan era campuran dua sistem.
Dalam pembicaraan ini sendiri saya akan berfokus kepada materi yang dibawakan oleh pembicara dari Filipina yaitu Prof. Estrella Arroyo. Menurut saya sendiri materi yang dibawakan oleh Beliau terkesan mudah dipahami serta enak untuk di dengarkan. Materi dari Prof. Estrella Arroyo merupakan Komunikasi Hybrid. Dimana dalam materi ini akan berfokus pada sektor pekerjaan, tentang bagaimana sektor pekerjaan sebaiknya dalam era Hybrid ini ataupun bagaimana proses komunikasi dalam sektor pekerjaan bila akhirnya benar-benar merujuk ke era Hybrid.Â
Seperti yang kita tau juga apabila menyinggung tentang pandemi ini, tak semua orang tentu siap dengan Pandemi yang terjadi secara mendadak ini. Sistem atau era di sekitar kita yang berubah secara mendadak dan haruslah dilaksanakan tentu bukan hal yang mudah. Bagaimana para pebisnis harus memutar otak agar usaha mereka tetap berjalan dan mampu mempekerjakan karyawan mereka dengan era baru ini. Bila menyinggung tentang era Hybrid kembali, kita pasti bisa menyambungkan hubungan antara sektor pekerjaan dengan dua sistem yang digabungkan yakni bertemu secara langsung dan ada yang terhubung secara daring. Maka bisa disimpulkan bahwa karyawan mampu memilih diantara berangkat ke kantor ataupun bekerja dari rumah ( Work From Home ).  Menurut  Prof. Estrella Arroyo sendiri mengklasifikasikan metode Hybrid Komunikasi menjadi 5 macam, yaitu :
Statistic Hybrid, setiap rekan satu tim memiliki lokasi kerja yang tetap, baik di kantor maupun di rumah. Dan hal ini tentu dilakukan tanpa adanya paksaan sehingga karyawan benar-benar menggunakan hak pilihnya dalam hal ini.Â
Dynamic Hybrid, karyawan memutuskan dari mana mereka bekerja, di kantor atau dari jarak jauh. Dengan pertimbangan yang seperti gaji yang tentu saja akan berbeda, mengingat beban pekerjaan tentu berbeda dari kantor maupun jarak jauh. Ataupun uang transportasi dan uang makan yang tentu termasuk di anggaran.
Synchronized Hybrid, anggota tim bekerja dari jarak jauh dan di kantor, tetapi mereka datang ke kantor pada waktu yang bersamaan. Bisa dibilang hal ini terkait dengan shift pekerjaan, dimana perusahaan haruslah mengatur shift pekerjaan agar semua karyawan merasa adil.
Default Digital, pekerja dapat bekerja dari mana pun mereka mau tanpa ekspektasi apapun. Terkadang, model ini disebut "Model yang mengutamakan jarak jauh". Hal itu kembali bisa disambungkan dengan beban pekerjaan di tempat secara langsung maupun bukan tentu saja berbeda, serta tekanan pekerjaan pun akan berbeda.Â
Sepenuhnya Didistribusikan, model ini disebut sebagai sepenuhnya jarak jauh.