Mohon tunggu...
laili azahro
laili azahro Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa - Universitas Indraprasta PGRI

jika tidak bisa meringankan beban orang lain maka jangan memberatkannya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran IPS : Penggunaan Aplikasi dan Platform Digital untuk meningkatkan interaksi peserta didik

14 Desember 2024   21:40 Diperbarui: 14 Desember 2024   21:40 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendahuluan

Pendidikan terus mengalami transformasi seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi digital di era globalisasi. Integrasi teknologi ke dalam dunia pendidikan tidak hanya menjadi tren, tetapi juga kebutuhan yang mendesak dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Teknologi menawarkan berbagai inovasi yang dapat memperkaya pengalaman belajar siswa, termasuk dalam bidang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Mata pelajaran IPS yang mengkaji fenomena sosial, budaya, ekonomi, dan politik menuntut adanya interaksi yang dinamis antara siswa dan materi pembelajaran agar konsep-konsep yang diajarkan dapat dipahami secara mendalam dan aplikatif.
Salah satu tantangan utama dalam pembelajaran IPS adalah rendahnya tingkat keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran yang cenderung bersifat satu arah dan menggunakan metode tradisional sering kali membuat siswa pasif dan kurang tertarik terhadap materi yang disampaikan. Dalam konteks inilah teknologi berperan penting. Penggunaan aplikasi dan platform digital seperti Google Classroom, Kahoot!, dan Padlet memberikan kesempatan bagi siswa untuk lebih aktif terlibat dalam proses belajar. Teknologi juga memungkinkan terjadinya interaksi yang lebih intensif dan kolaboratif, baik antara siswa dengan guru maupun sesama siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana penggunaan teknologi dalam bentuk aplikasi dan platform digital dapat meningkatkan interaksi dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran IPS. Melalui pendekatan kualitatif, penelitian ini akan memfokuskan pada pengaruh integrasi teknologi terhadap dinamika kelas dan bagaimana teknologi dapat membantu guru menciptakan lingkungan belajar yang lebih interaktif, partisipatif, dan relevan bagi siswa.
Selain itu, penelitian ini juga akan melihat tantangan yang dihadapi guru dalam mengadopsi teknologi dalam pengajaran dan bagaimana kendala tersebut dapat diatasi. Dengan demikian, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan panduan praktis bagi para pendidik dalam mengimplementasikan teknologi secara efektif dalam pembelajaran IPS di sekolah menengah.

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) dalam kehidupan manusia sudah sangat berkembang cepat dengan bukti teknologi informasi dan teknologi untuk memudahkan aktivitas manusia di kehidupan sehari-hari saat ini menjadi lebih efektif dan efisien. Perkembangan teknologi bisa diperoleh dengan murah dan memudahkan untuk mencari informasi yang tersedia di internet dengan cepat. Perkembangan teknologi tidak dapat dihindari karena akan terus berjalan beriringan dengan kemajuan keilmuan (Agustian & Salsabila, 2021; Syifa et al., 2019). Teknologi juga digunakan di bidang pendidikan untuk memperlancar proses pembelajaran di kelas. Media digital dalam pembelajaran bisa menciptakan perubahan yang baik dalam proses pembelajaran karena dapat memudahkan siswa memperolehnya informasi dari berbagai sumber yang telah disediakan, seperti perpustakaan digital, elektronik buku, dan jurnal elektronik (Effendi et al., 2019). Oleh karena itu, penggunaan media digital harus disertai dengan keterampilan literasi digital. Proses pembelajaran penerapan literasi digital di kelas adalah agar siswa dapat memberikan kelancaran dan keefektifan dalam memberikan dan mempersiapkan siswa untuk masa depan sesuai dengan kebutuhannya (Latip & Sutantri, 2021). Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, literasi digital menjadi hal yang penting bagi siswa. Itu Kurangnya literasi digital yang dikuasai siswa sekolah dasar dapat berdampak pada siswa yang kecanduan acara televisi, bermain game online, penggunaan sosial yang berlebihan media, berita kriminal, hingga kurangnya mencerna informasi hoax, bahkan bisa jadi kurangnya literasi digital salah satu penyebab bullying online (Asari et al., 2019). Sistem manajemen yang digunakan dalam pembelajaran kelas tinggi saat ini adalah dengan menggunakan semacam google classroom, zoom meeting, google meet, dan whatsapp group yang bisa berpengaruh positif terhadap aspek pengetahuan dan keterampilan (Rahman et al., 2020). Selain itu, penggunaan literasi digital di kelas dapat dilakukan dengan menggunakan LCD atau PowerPoint sehingga dapat digunakan sebagai inovasi yang dapat digunakan di kelas agar tidak membosankan (Jessica et al., 2020). Sumber informasi terkait dengan materi pembelajaran yang dapat diperoleh siswa melalui literasi digital disebut internet dan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Penggunaan digital di sekolah dasar lingkungan biasanya pada batas perangkat untuk mencari informasi, mencari materi pembelajaran, dan untuk berkomunikasi antara teman dan guru (Giovanni & Komariah, 2019). Penggunaan Iptek dalam pembelajaran di SD memiliki beberapa keuntungan yang signifikan. Pertama, penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi memungkinkan siswa untuk belajar secara interaktif dan aktif, yang dapat meningkatkan pemahaman konsep dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran yang menggunakan Iptek, siswa memiliki akses lebih besar untuk berpartisipasi dalam eksplorasi mandiri, berkolaborasi dengan teman sekelas, dan melibatkan diri dalam aktivitas praktis yang meningkatkan pemahaman konsep.
Teknologi terus berkembang dan memberikan dampak ke dalam berbagai bidang, khususnya pendidikan. Pemanfaatan teknologi digital secara optimal dan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa memerlukan perencanaan yang matang dan pelaksanaan yang tepat. Pemanfaatan teknologi digital memungkinkan siswa memiliki pengalaman belajar yang otentik atau riil/nyata dan dapat berinteraksi dengan individu lainnya tanpa harus bertemu secara langsung. Aspek penting yang perlu diperhatikan dalam memanfaatkan teknologi digital dalam pembelajaran adalah kemampuan sumber daya manusia. Guru dan siswa perlu mempunyai kemampuan literasi digital dan kompetensi digital yang baik agar dapat menggunakan platform digital secara efektif dan efisien dalam suatu pembelajaran. Beberapa platform digital yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan kualitas dari proses pembelajaran itu sendiri dalam pembelajaran diantaranya adalah Interactive Whiteboards (IWB), berbagai social media, dan berbagai aplikasi software. Menurut Safiudin (dalam Fitria dkk., 2021) konstruktivisme memberi kebebasan terhadap individu yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuannya tersebut dengan bantuan fasilitas orang lain. Menurut Sukiman (dalam Azizi & Shafrizal, 2022), teori konstruktivisme menganggap pengetahuan merupakan bagian dari konstruksi atau bentukan diri sendiri. Seorang individu belajar menemukan pengetahuan, kompetensi dan teknologi yang mereka gunakan untuk mengembangkan dirinya sendiri (Thobroni, 2015). Pendekatan konstruktivisme menekankan bahwa kegiatan utama dalam proses belajar adalah keaktifan siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri.
Google Classroom adalah sebuah platform pendidikan yang memungkinkan guru dan siswa berinteraksi secara digital. Penggunaannya sangat relevan dalam konteks pendidikan modern, terutama mengingat pergeseran ke arah pembelajaran digital dan kebutuhan akan alat-alat yang memudahkan interaksi pendidikan jarak jauh. Google Classroom menjadi bagian penting dari ekosistem pendidikan karena kemampuannya menyederhanakan proses pembelajaran, memungkinkan guru untuk mengatur kelas, mendistribusikan tugas, memberikan umpan balik, dan berkomunikasi dengan siswanya dalam satu platform terpadu (Hariati et al., 2022). Google Classroom adalah layanan web yang dikembangkan oleh Google untuk sekolah dengan tujuan untuk menyederhanakan penciptaan, distribusi, dan penilaian tugas secara digital. Fokus utamanya adalah untuk memudahkan proses pembelajaran dan meningkatkan kolaborasi antara guru dan siswa. Ini termasuk dalam suite G Suite for Education dari Google, yang juga mencakup Google Docs, Google Sheets, dan lain-lain, yang semuanya dirancang untuk membantu dalam tugas-tugas sekolah (Jarak et al., 2021). Platform ini memungkinkan guru untuk membuat kelas, mengunggah dan mendistribusikan tugas, membuat papan pengumuman, dan memberikan umpan balik kepada siswa. Siswa dapat mengikuti kelas, mengakses bahan pelajaran, mengumpulkan tugas, dan menerima umpan balik. Semua ini dilakukan dalam lingkungan yang terintegrasi, yang memudahkan organisasi dan akses ke semua sumber daya yang dibutuhkan. Pentingnya Google Classroom terletak pada kemampuannya untuk menyederhanakan dan mengoptimalkan proses pendidikan, terutama dalam era digital ini. Dengan adanya pandemi COVID-19, kebutuhan akan solusi pembelajaran jarak jauh menjadi sangat penting, dan Google Classroom menawarkan platform yang mudah digunakan dan efisien untuk keperluan ini. Ini memungkinkan pendidikan terus berlangsung meskipun ada pembatasan fisik (Nasution, 2021). Selain itu, Google Classroom membantu dalam mengurangi penggunaan kertas, yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga mengurangi biaya operasional. Platform ini juga memfasilitasi kolaborasi yang lebih baik dan komunikasi yang lebih efektif antara guru dan siswa. Fungsi-fungsi seperti pembagian tugas, pengumpulan, penilaian, dan memberikan umpan balik menjadi lebih mudah dan cepat. Cara kerja Google Classroom melibatkan
beberapa langkah utama (Karmila & Rezeki, 2021):
1. Pembuatan Kelas: Guru dapat membuat kelas di Google Classroom, memberinya judul
dan deskripsi, dan mengatur kode kelas yang dapat digunakan siswa untuk bergabung.
2. Distribusi Materi dan Tugas: Guru dapat mengunggah materi pelajaran dan tugas. Ini
bisa berupa dokumen, slide, spreadsheet, atau link ke sumber daya eksternal. Tugas
dapat diberikan deadline dan petunjuk khusus.
3. Interaksi dan Diskusi: Platform ini memungkinkan untuk diskusi kelas dan interaksi
antara guru dan siswa. Ini bisa melalui papan pengumuman atau dalam konteks tugas
tertentu.
4. Pengumpulan dan Penilaian Tugas: Siswa mengumpulkan tugas mereka melalui
platform, dan guru dapat menilai serta memberikan umpan balik langsung melalui
Google Classroom.
5. Pelaporan dan Feedback: Sistem ini juga memungkinkan guru untuk melacak kemajuan
siswa dan memberikan laporan atau umpan balik secara berkala.
Google Classroom juga sangat terintegrasi dengan alat-alat lain dalam G Suite, memungkinkan penggunaan berbagai alat Google seperti Dokumen, Spreadsheet, dan Slide dalam proses pembelajaran. Keamanan dan privasi juga menjadi perhatian utama, dengan Google menjamin bahwa data siswa dan guru dilindungi dan tidak digunakan untuk tujuan periklanan.Secara keseluruhan, Google Classroom adalah alat yang sangat berharga dalam pendidikan, memudahkan komunikasi, distribusi materi, dan pengelolaan kelas, sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pembelajaran. Dalam konteks pendidikan saat ini yang semakin bergantung pada teknologi, platform seperti Google Classroom tidak hanya menjadi alat tambahan tetapi suatu kebutuhan dalam menghadapi tantangan pendidikan modern.Pembelajaran Jarak Jauh Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) merupakan suatu metode pengajaran yang memungkinkan proses belajar mengajar terjadi tanpa memerlukan kehadiran fisik guru dan siswa di ruang kelas yang sama. Metode ini telah menjadi semakin penting dan relevan, terutama sejak pandemi COVID-19 melanda dunia, yang menyebabkan banyak sekolah dan universitas harus menutup pintu kelas mereka dan beralih ke model pembelajaran online. PJJ tidak hanya menjadi solusi.

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) merupakan suatu metode pengajaran yang memungkinkan
proses belajar mengajar terjadi tanpa memerlukan kehadiran fisik guru dan siswa di ruang kelas yang sama. Metode ini telah menjadi semakin penting dan relevan, terutama sejak pandemi COVID-19 melanda dunia, yang menyebabkan banyak sekolah dan universitas harus menutup pintu kelas mereka dan beralih ke model pembelajaran online. PJJ tidak hanya menjadi solusi darurat, tetapi juga telah membuka pintu bagi kemungkinan-kemungkinan baru dalam pendidikan, memberikan akses belajar kepada lebih banyak orang dan mengubah cara kita memahami pendidikan.Pembelajaran Jarak Jauh adalah sistem pendidikan di mana proses pengajaran disampaikan
secara remote, menggunakan teknologi digital. Ini dapat mencakup berbagai metode dan
teknologi, seperti pembelajaran online melalui platform seperti Zoom, Google Classroom, atau Moodle, materi kursus yang dikirim melalui email, pembelajaran berbasis video, dan bahkan pendekatan tradisional seperti surat-menyurat. PJJ memungkinkan siswa untuk belajar dari mana saja, asalkan mereka memiliki akses ke sumber daya pembelajaran yang diperlukan (Dhori et al., 2021). Pembelajaran Jarak Jauh menjadi sangat penting dalam beberapa dekade terakhir karena beberapa alasan.

Kesimpulan

penggunaan Iptek dalam proses pembelajaran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa di SD. Penggunaan teknologi dalam kelas dapat meningkatkan motivasi belajar, meningkatkan pemahaman konsep, dan memfasilitasi pengembangan keterampilan
kognitif siswa. Pemanfaatan sumber daya Iptek seperti komputer, internet, perangkat lunak pendidikan, dan media interaktif juga membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan komunikasi, pemecahan masalah, dan keterampilan kolaborasi. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kompetensi guru dalam memanfaatkan Iptek juga berperan penting dalam pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. teknologi digital memiliki potensi besar untuk mengoptimalkan efekifitas, kualitas dan efisiensi proses belajar di era digital. Teknologi digital dapat mendukung penerapan pendekatan pembelajaran konstruktivisme yang berfokus pada peserta didik. penggunaan Google Classroom dalam pembelajaran jarak jauh untuk pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di kelas tinggi menegaskan bahwa platform ini telah menjadi alat yang sangat berharga dalam konteks pendidikan modern. Google Classroom tidak hanya memfasilitasi distribusi materi dan penugasan secara efisien tetapi juga memperkaya interaksi antara guru dan siswa. Selain itu, platform ini secara signifikan meningkatkan keterlibatan dan motivasi belajar siswa, terutama selama masa pandemi COVID-19. Pentingnya Google Classroom dalam pelatihan guru juga sangat terlihat, dengan pelatihan yang efektif meningkatkan keterampilan mereka dalam pembelajaran daring. Hal ini menunjukkan perlunya mempersiapkan tenaga pendidik dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memanfaatkan teknologi pendidikan secara efektif. Google Classroom telah diterima baik oleh guru dan siswa sebagai media pembelajaran jarak jauh yang efektif, membantu dalam menjaga kontinuitas pendidikan dan memudahkan transfer materi serta penilaian.

Krisna Ariowibowo1, Muhammad Farhan2, Arita Marini3, Mahmud Yunus4

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Jakarta1234

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun