Bani Israil sepeninggalnya Nabi Musa as begitu kocar-kacil. Mereka sempat menetapkan Yusya bin Nun sebagai pemimpin hingga Bani Israil dapat merebut tanah Filistin. Hingga akhirnya Yusya Bin Nun atau dikenal dengan nama Yosua meninggal dan Bani Israil kembali kehilangan arah.
      Kaum Bani Israil mulai melalaikan agama tauhid yang dibawa Nabi Musa. Bahkan mereka membunuh orang-orang saleh pada waktu itu. Hingga kemudian Allah memberikan azab kenapa bani israil berupa kehilangan tanah filistin karena direbut oleh kaum amaliqah. Kaum Amaliqah merupakan keturunan Dinasti Bukhtanashar yang memiliki perawakan tinggi dan besar. Kaum amaliqah dipimpin oleh seorang raja yang bernama Raja Jalut. Mereka menindas bani israil, menculik anak-anak, dan menarik upeti dengan semena-mena. Keadaan semacam ini membuat bani israil memohon kepada Allah agar diturunkan seorang peminpin yang dapat memimpin mereka mengalahkan Jalut dan bala tentaranya.
      Allah mengabulkan permohonan mereka dengan mengutus seorang nabi dari kabilah yang bijaksana. Dia adalah Shammil. Bani Israil berharap Shammil dapat membimbing mereka melawan penindasan dari Raja Jalut dan kaumnya. Namun Shammil tidak percaya begitu saja kepada Bani Israil yang dikenal suka melanggar aturan itu.
      Kemudian berdasarkan tanda-tanda yang diberikan Allah dalam do'a yang dilangitkan Shammil. Keesokan harinya datanglah seorang pemuda di dpan rumah Shammil sedang mencari keledainya. Ia tampan, saleh, gagah perkasa, dan cerdas. Kemudian Shmmail mempersilahkan si pemuda untuk masuk ke rumahnya. Shammil yakin inilah sosok pemimpin sebagaimana yang petunjuk Allah.
      Dia adalah Talut salah satu keturunan Nabi Yaqub dari jalur Bunyamin adik Nabi Yusuf. Namun saat Shammil mengumumkan bahwa Talut yang akan memimpin Bani Israil melawan Jalut, mereka menolak. Menurut mereka talut hanya seorang penggembala miskin. Dan mereka lebih berhak memimpin bani israil daripada talut.
      Menurut Bani Israil mereka lebih berhak menjadi pemimpin daripada Talut. Talut bukanlah orang yang kaya. Kemudian Shammil menjawab "Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi raja kamu dan memberikan kepadanya kelebihan atas ilmu dan fisik. Bani Israil merasa iri atas terpilihnya Talut sebagai raja kala itu. Kemudian Shammil menjelaskan tanda terpilihnya Talut sebagai raja adalah kembalinya Tabut kepadamu. Tabut adalah peti kayu yang dilapisi emas tenpat menyimpan taurat. Beberapa hari kemudian datanglah malaikat dengan membawa Tabut tersebut kemudian diumumkan kepada Bani Israil.
      Pelajaran yang diambil dari kisah terpilihnya Talut sebagai raja dalam memimpin Bani Israil ini diantaranya Allah tidak akan membebankan sesuatu kepada seseorang kecuali disertai menguatkan punggungnya. Dalam kisah ini Allah menjadikan Talut sebagai seorang raja yang memimpin Bani Israil. Kaum yang dikenal suka menantang, melanggar aturan. Tentu Allah membekali Talut dengan ilmu dan fisik yang lebih dibandingkan mereka Kaum Bani Israil sendiri. Demikian pula dengan diri kita sebagai manusia biasa. Apapun yang menjadi takdir kita, ujian hidup kita, jalan hidup kita sesulit apapun pasti akan Allah tolong.
"Sesungguhnya Allah telah memilihnya (menjadi raja) kamu dan memberikan kepadanya kelebihan ilmu dan fisik." ( Al-Baqarah: 247)
      Implikasi pada diri kita apapun yang menjadi beban dan tanggugjawab kita sudah ditakar sesuai dengan seberapa kemampuan kita. Allah memberi kita tanggung jawab berarti kita melaksanakannya, mudah atau sulit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H