Mohon tunggu...
Laili Rahmatan Thoyyibah
Laili Rahmatan Thoyyibah Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Mahasiswi FITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belum Menikah? Belajar Parenting Sejak Dini Dulu Saja!

2 Oktober 2018   20:07 Diperbarui: 2 Oktober 2018   20:39 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun pernikahan masih dalam tahap perencanaan yang tidak tahu kapan akan terlaksana. Meski buah hati masih dalam tahap angan-angan. Meski gelar orangtua belum resmi untuk disebut, belajar ilmu parenting sejak dini itu boleh saja, lho. Malah lebih baik apabila kamu belajar ilmu perenting mulai sekarang. Jadi, ketika kamu nanti benar-benar sudah menikah, kemudian mempunyai buah hati, dan menjadi orangtua, kamu akan lebih tertuntun.

Nah, bagi kamu yang ingin belajar ilmu parenting sejak dini, Ada beberapa pelajaran yang bisa dijadikan tempat belajar ilmu parenting tipis-tipis.

  • Cerita tentang kegagalan di masa muda bukanlah hal yang pahit untuk diperbincangkan. Malah, cerita seperti itu lebih berkesan di hati karena merasakan begitu banyak inspirasi

Orangtua selalu ingin memberikan contoh kesuksesannya. Tetapi lebih banyak malunya untuk memberikan contoh kegagalannya. Ketika sedang mengobrol dengan anaknya, lebih banyak orangtua hanya bicara tentang kesuksesan yang telah dicapainya. Jarang dari mereka yang ingin bicara tentang kegagalan di masa mudanya. Padahal, cerita-cerita semacam ini lebih menginspirasi. Mereka, akan terus belajar agar orangtuanya di masa lalu tidak lagi terulang.

  • Beri petuah bahwa sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi sesamanya

Ada beberapa orang yang merugikan dirinya sendiri. Ada juga beberapa orang yang merugikan keluarga yang menyayangi mereka. Ada orang yang hanya merugikan diri sendiri. Ada orang yang berhasil menjadi berguna untuk keluarganya. Terakhir, adalah orang-orang yang berguna bagi orang lain.

Ajarilah anak untuk tanggap. Ajarilah juga anak untuk peduli. Mulai dari hal yang paling kecil, misalnya memasukkan uang ke kotak amal di masjid. Sampaikan ke mereka pengertian bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Beri mereka pengertian bahwa saling tolong menolong adalah sebuah keharusan. Beri mereka pengertian bahwa sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi sesama.

  • Stop memanjakan anak. Akan tiba masanya ketika mereka nanti harus berjuang sendirian. Jadi, mulai dari sekarang, ajari mereka cara untuk mandiri

Terlalu memanjakan anak malah bikin mereka lemah. Terlalu memanjakan anak malah bikin mereka tak mandiri. Terlalu memanjakan anak malah bikin mereka canggung menghadapi pertarungan di dunia luar setelah mereka dewasa nanti. Sampaikan kepada mereka pengertian bahwa waktu yang akan datang, mereka akan bertemu dengan masalah-masalah berat, orang-orang menyebalkan, dan keadaan yang serba rumit. Ajari mereka untuk menghadapi kondisi itu sejak dini.

  • Semua orang berhak bermimpi setinggi-tingginya. Tapi, mimpi tanpa kerja keras dan tindakan nyata adalah omong kosong

Tanamkan keyakinan ini pada mereka, "Nak, mimpilah setinggi-tingginya." Tidak hanya dengan itu, ajarilah anak cara untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu. Bantulah dan dampingi mereka mengasah soft skill, bakat, serta minat yang mereka punyai. Terus didik mereka agar punya sifat agar tidak gampang pantang menyerah.

Nah, itulah beberapa hal yang bisa dijadikan referensi kamu dalam belajar ilmu parenting. Semoga Bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun