Mohon tunggu...
Laili Rahmatan Thoyyibah
Laili Rahmatan Thoyyibah Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Mahasiswi FITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Ramadan yang Syahdu

15 Mei 2018   22:29 Diperbarui: 16 Mei 2018   06:58 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TribunStyle.com - Tribunnews.com

Marhaban Ya Ramadan

Alhamdulillah 8 tahun melewati bulan ramadhan di tempat rantau memang bukanlah hal yang gampang. Momen sahur dan berbuka merupakan dua hal yang sering membuat anak pondok atau kost jadi bawa perasaan. Setiap kali waktu berbuka hatipun harus kuat menahan kerinduan pada rumah. Yang biasanya menunggu waktu berbuka dengan bergurau bersama keluarga, kalau di perantauan harus melewatinya dengan teman atau terkadang sendirian. Biasanya menikmati masakan ibu, maka di tempat rantau harus mencari atau membuat makanan sendiri.

Menjadi anak rantau memang harus kuat. Saat harus melewati bulan ramadhan di tempat rantau yang melambangkan ujian bagi kemandirian. Ujian bagi kekuatan iman dalam menahan rindu pada rumah. Tempat rantau juga menggambarkan ujian bagi kebiasaan. Biasanya dibangunkan oleh ibu, maka di tempat rantau harus menyetel alarm agar terbangun di waktu sahur. Tak ada hidangan yang telah tersiapkan, untuk melahap makanan harus mandiri. Memang awalnya terasa bersedih dalam hati. Mencari makanan ke luar di sepertiga malam. Namun tetap hangat bersama teman-teman di tempat rantau.

Sholat tarawih bersama keluarga menjadi momen yang sangat dirindukan. Ketika datang bulan ramadhan, kebersamaan dengan keluarga lebih terasa. Berbuka, berangkat sholat tarawih, dan makan sahur bersama adalah waktu-waktu yang dinantikan. Namun apalah daya jika harus melewati semuanya di tempat rantau. Media sosial pun menjadi lebih sering ditengok untuk berkomunikasi dengan ayah dan ibu. Biasanya Ibu kita yang akan lebih dulu bertanya "Nak, buka dengan apa?' "Nak, sahur dengan apa?"

Barangkali jarak dan kerinduan lah yang mengajarkan pada kita tentang arti kebersamaan. Jarak yang membentang antara tempat rantau dan rumah telah menyadarkan pada kita bahwa kasih keluarga memang tidak akan tergantikan. Bersama keluarga, kita menemukan kebahagiaan yang mungkin belum kita sadari saat kita masih bersama. Sedangkan kini saat kita jauh dari mereka, kita pun menjadi tahu betapa berharganya waktu demi waktu ramadhan bersama keluarga.

Selamat Menjalankan Ibadah Puasa Bulan Ramadan 1439 H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun