Pada era sekarang, Artificial Intelligence kini telah menjadi sebuah tren di masyarakat seluruh dunia. Hampir semua orang menggunakan Artificial Intelligence, baik untuk sekedar hiburan maupun kebutuhan pekerjaan. Artificial Intelligence atau disingkat AI, dianggap mampu untuk menjawab semua kebutuhan manusia (Pakpahan, 2021). Dengan segala fitur canggihnya, AI dapat membantu kita mengotomatiskan pekerjaan rutin yang menghabiskan waktu dan tenaga, seperti analisis pola, pengenalan gambar atau suara, dan pengolahan data dalam jumlah besar (Bayu, 2024).
Mc Carthy (1955), yang dianggap sebagai pencipta Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan, mendefinisikan kecerdasan buatan sebagai "ilmu dan teknik pembuatan mesin cerdas" (sebagaimana dikutip dalam Russell & Norvig, 2020). Menurut McCarthy, mesin cerdas adalah mesin yang memiliki kemampuan seperti manusia untuk berpikir, belajar, dan memecahkan masalah. Secara umum, tujuan dari Artificial Intelligence ini adalah untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan rekayasa kecerdasan dengan membuat mesin yang memiliki sifat yang sebanding dengan manusia. Dari pengertian tersebut, dapat kita simpulkan bahwa AI merupakan mesin yang dapat "belajar" dari pengalaman dan data, serupa dengan cara manusia belajar dan berinteraksi sehari-hari.
Dengan berbagai inovasi yang muncul, kini AI telah berkembang dengan pesat dan menjadi bagian dalam kehidupan sehari -- hari manusia. Beberapa contoh pemanfaatan AI dalam kehidupan sehari-hari diantaranya adalah asisten virtual seperti Siri atau Google Assistant. Keduanya menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk membantu pengguna menjalankan berbagai aktivitas sehari-hari melalui perintah suara (Syaftahan, 2024). Jepang bahkan telah menggunakan AI sebagai pengganti pekerjaan manusia seperti Waiters, pengirim makanan pesan antar dan masih banyak yang lainnya.
Pemanfaat kecerdasan buatan yang begitu masif, banyak memberikan perubahan yang signifikan pada kehidupan manusia. Secara berangsur- angsur pekerjaan yang tadinya dikerjakan oleh manusia akan ada kemungkinan digantikan oleh kecerdasan buatan, Jumlah karyawan yang diperlukan akan berkurang seiring dengan jumlah peran AI dalam suatu pekerjaan. Hal ini menyebabkan lapangan kerja yang semakin berkurang dan akan ada resiko kehilangan pekerjaan karena digantikan oleh mesin yang dianggap lebih efisien.
Menurut (Stokes & Palmer, 2020) dikutip dalam Kajian literatur (Kurniawan et al., 2023) Dalam dunia keperawatan sendiri, banyak perawat khawatir bahwa teknologi berbasis AI akan melanggar etika keperawatan dan menggantikan interaksi manusia. Sedangkan yang lain khawatir bahwa AI akan menggantikan peran perawat. Namun perlu kita sadari, walaupun dengan berbagai keunggulan yang dimiliki oleh AI, para ahli meyakini bahwa AI tidak akan dapat menggantikan peran perawat dalam dunia Kesehatan. Hal ini karena Perawat merupakan bagian vital dalam sistem pelayanan Kesehatan. Sebagai profesi yang tidak hanya berfokus pada perawatan kesehatan, seperti dukungan fisik, perawat juga memberikan perawatan secara holistik salah satunya adalah dukungan emosional yang pasien butuhkan selama proses penyembuhan (Berman, Synder, & Frandsen, 2016)
Perawat tidak hanya mampu memberikan pelayanan medis kepada pasien, tapi mereka juga dapat memberikan dukungan emosional, kasih sayang untuk mendukung kesembuhan pasien yang tidak dapat diberikan oleh Kecerdasan Buatan. Perawat merupakan manusia yang dapat merasakan kesedihan dan perasaan yang tidak disampaikan secara langsung oleh pasien, maupun keluarga pasien, perawat juga dapat menciptakan suasana yang hangat bagi pasien dan membantu pasien dan tenaga kesehatan lainnya berkomunikasi dengan baik.
Beda halnya dengan AI, meskipun AI dapat mempermudah dalam pengelolaan data rumah sakit, seperti memprediksi risiko penyakit, menganalisis catatan medis dengan pemrosesan bahasa alami (NLP), dan mengenali luka melalui analisis gambar (Seibert et al., 2021) dikutip dalam (Kurniawan et al.,2023) AI tidak akan bisa berempati, mendengarkan seksama, memperhatikan perasaan dan kebutuhan pasien hingga membangun hubungan saling percaya. Perawat jauh lebih dari pada itu, Â perawat adalah sosok yang memiliki profesi mulia, mengabdikan diri untuk memberikan perawatan dengan penuh perhatian dan kepedulian. Mereka tidak hanya berfokus pada fisik pasien, tetapi juga memberikan dukungan emosional yang sangat dibutuhkan dalam proses penyembuhan. Perawat hadir sebagai teman, pendengar, dan pendamping bagi pasien, menciptakan rasa nyaman dan aman di tengah situasi sulit.
Kesimpulannya, kecerdasan buatan tidak akan pernah mampu sepenuhnya menggantikan peran perawat dalam memberikan sentuhan manusiawi yang esensial dalam dunia kesehatan. Namun, AI dapat menjadi alat yang luar biasa untuk mendukung profesi ini. Dengan memanfaatkan teknologi, perawat dapat bekerja lebih efisien, menghemat waktu untuk tugas administratif, dan memfokuskan perhatian mereka pada aspek yang paling penting: merawat dan memperhatikan pasien dengan sepenuh hati. Kombinasi AI dan peran perawat yang tak tergantikan adalah kunci untuk menciptakan pelayanan kesehatan yang lebih maju dan manusiawi di masa depan.
REFERENSI
Bayu. (2024, November 5). Manfaat AI: Fungsi, Tujuan, dan Kelebihannya. IDS Digital College. https://ids.ac.id/manfaat-ai/