https://storage.nu.or.id/storage/post/16_9/mid/kaligrafi-niat-nuo_1685589008.webp)
niat dalam menuntut ilmu (Sumber gambarSudah menjadi hal yang tidak dapat kita pungkiri lagi dan memang maklum adanya, yaitu tentang kewajiban menuntut ilmu bagi semua umat islam. Oleh sebab itu kemurnian niat dalam belajar perlu di perhatikan lagi sebagai intropeksi diri kita yang mungkin saja niat kita dalam menuntut ilmu tidaklah karena Allah. Maksudnya bagaimana? dengan berbagai jenjang tingkatan pendidikan yang ada mungkin sebagian dari kita akan terobsesi dengan jenjang pendidikan pascasarjana yang menghadirkan gelar sarjana. Jujur saja sejauh beberapa pengalaman yang ada pada sebagian hati nurani seseorang mungkin pernah memiliki pemikiran tentang ambisi tujuan yang akan dia peroleh di Universitas dengan niat awal masuk "bahwa kuliah ingin mendapatkan gelar akademik bahkan lebih parah lagi agar menduduki suatu jabatan tertentu" Justru hal semacam ini merupakan sebuah kekeliruan dalam kemurnian niat bagi seorang yang hendak tholabul ilmi. Perlu diketahui dengan jelas dalam perspektif Kitab Ta'limul Muta'allim karya Imam Burhanul Islam Azzarnuji telah dikatakan bahwa seorang penuntut ilmu hendaknya memiliki niat yang murni dengan beberapa poin niat sebagaimana berikut:
- mencari ridha Allah
- mencari bekal di akhirat
- membasmi kebodohan dari dirinya sendiri dan orang lain
- menghidupkan agama dan menegakkan Islam.
Sehingga apabila seorang penuntut ilmu berniat hanya untuk meraih suatu kedudukan bahkan hal duniawai maka hal ini jelas tidak dibenarkan bahkan termasuk suatu hal yang hina dan fana seperti halnya perkataan sebuah syi'ir
. هِيَ الدُّنْيَا أَقَلُّ مِنَ الْقَلِيْلِ * وَعَاشِقُهَا أَذَلُّ مِنَ الدَّلِيلِ
"Yaitu dunia sesuatu yang paling sedikit dari yang sedikit
Orang yang asik dengannya lebih hina dari orang yang hina"
Disamping itu sebagai nasehat penguat dari Sayyidina Ali yakni, penuntut ilmu sebaiknya tidak memiliki niat untuk membanggakan diri agar bisa berdebat dengan orang bodoh bahkan pamer terhadap sesama apalagi tujuan semata hanya untuk memperoleh kedudukan. Lumrah pada umumnya ditemukan sebagian orang dengan niat awal untuk masuk universitas hanya untuk mendapatkan gelar akademik semata apalagi ditambah keinginan sebuah kedudukan sosial di tengah masyarakat, jabatan tertentu dan bahkan yang tidak bisa di tolerir lagi hanya karena ingin mendapatkan popularitas saja dan hal seperti ini jelas tidak dibenarkan untuk memperkuat kita, maka sehendaknya mengetahui sebuah pesan Nabi Muhammad SAW.
مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا، لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Artinya: "Barangsiapa belajar ilmu dengan tujuan seharusnya untuk mencari ridha Allah semata, namun Dia tidak mempelajarinya kecuali hanya bisa mendapatkan materi duniawi, maka Dia tidak akan pernah bisa mencium baunya surga pada hari kiamat" (Sunan Abi Dawud: 3664).
Dengan segala pesan menarik yang ada, maka dapat kita simpulkan dengan jelas bahwa kemurnian niat seseorang dalam menuntut ilmu patut diperhatikan dan perlu dibersihkan lagi dari hal-hal yang bertujuan duniawi, dengan niat karena Allah SWT. Maka insyaAllah apa yang kita inginkan akan tercapai.
Sedikit tambahan saja adakalanya juga dibenarkan mencari kedudukan apabila dalam hal tersebut bertujuan untuk menegakkan amar ma'ruf dan nahi munkar, membela kebenaran dan memuliakan agama bukan semata-mata untuk kepentingan pribadi ataupun bertujuan mencari popularitas dikalangan sosial masyarakat