Mohon tunggu...
Lailatul Syadiyah
Lailatul Syadiyah Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer. Tertarik pada dunia religi, marketing manajemen, bussines, productivity, motivation, story telling, dan all about learning English.

Start from happiness

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kena Mental di Kajian Ustadz Weemar Aditya

7 Juli 2021   15:30 Diperbarui: 7 Juli 2021   15:33 1403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keunikan komunitas Islam ini adalah bisa membuat audience ikut ke dalam suasana mereka. Seperti yang saya rasakan selama mengikuti live kajian dari Komunitas Yuk Ngaji ini mampu membawa saya pada suasana diskusi mereka. Ketika mereka melontarkan jokes sekan-akan saya berada di forum yang sama, sehingga sayapun ikutan tertawa. Dan membuat saya berpikir, Bahagia itu sederhana ya. Tertawa dengan orang-orang yang dekat dengan Allah sudah lebih dari cukup.

Untuk artikel kali ini saya akan melanjutkan tulisan kemarin. Masih membahas tentang "kena mental".  Ada dua tipe kena mental atau lebih tepatnya kena mental itu bisa terjadi dalam dua situasi. Dalam hal ini adalah tanggapan setelah menghadapi situasi yang menyebabkan kena mental. dua hal itu adalah:

  1. Muncul perasan apakah hal yang mengenai mental kita itu akan berujung negative pada diri kita hingga malu sampai ingin lari ditelan bumi
  2. Muncul perasaan yang membuat kita paham sampai kita merasa ada sensasi tersendiri dalam diri, hingga kita merasa mendapat sesuatu hal baru atau sesuatu yang mengingatkan kita. Istilah lainnya adalah tertohok. Jleb.

Cerita dari pengalaman Ustadz Felix sebelumnya itu termasuk situasi yang pertama. Setelah Ustadz Felix menerima kenyataan tidak jadi diimamin oleh Ustadz hanan yang memiliki golden voice, beliau merasa sangat menyesal, dan terus berpikir, kok bisa? Jadi seakan-akan benar-benar tidak ingin mengulanginya lagi.

Sedangkan untuk di posisi yang kedua, Ustadz Weemar yang mengemban tugas Ngeslow dan Ngefast tersebut menceritakan momen seperti ini biasanya terjadi pada jamaahnya yang sedang dalam forum kajian. Sampai tiba pada aha moment, jamaah tersebut mengangguk-angguk, seperti mendapat hal baru atau Kemudian dia sadar tentang sebuah kebenaran. Itu juga bisa dibilang sebagai kena mental tetapi dalam ruang lingkup yang positif. Dan hal ini juga menjadi salah satu tujuan dari dakwah itu disampaikan.

Sedikit orang yang tahu kisah Nabi Musa dan Firaun tentang kena mental ini. Ustadz Felix menghubungkan situasi ini dengan kisah Nabi Musa dan Firaun.  Hal ini terjadi ketika Firaun menyiapkan gelanggang duel untuk dirinya dan Musa. Firaun juga sudah mengumpulkan para ahli sihir tersohor di negerinya.

Singkat cerita ketika Musa baru mengeluarkan satu jurus saja, para Pesihir itu langsung takjub dan langsung berkatalah para penyihir. "Saya beriman."

Firaun menyahut berkata. "Ya, saya kan Tuhan kalian."

Tapi apa jawaban Para Penyihir? Justru membuat Firaun benar-benar kena mental. Kalau dibahasakan anak gaul sekarang, terutama anak Jakarta, "Bukan Tuhan Lo kali, Gua beriman sama Tuhan Harun dan Musa."

Jleb. Seorang Firaun diserang mentalnya. Dan maka demi kejadian itu, Firaun langsung menghukum para Pesihir itu untuk disalib.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun