Mohon tunggu...
Lailatul Syadiyah
Lailatul Syadiyah Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer. Tertarik pada dunia religi, marketing manajemen, bussines, productivity, motivation, story telling, dan all about learning English.

Start from happiness

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ustdadz Weemar Aditya-Menuju Titik Akhir (Bag 1)

21 Mei 2021   20:28 Diperbarui: 21 Mei 2021   20:50 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hal pertama dan utama yang harus kita ketahui adalah bahwa kita diciptakan di dunia ini, tentu tidak gratis dan cuma-cuma. Manusia diciptakan di dunia ini membawa amanah yang mulia dan besar. Seperti yang pernah dibahas pada rangkuman sebelumnya, bahkan Gunungpun tidak sanggup menanggung amanah besar yang dibebankan pada manusia ini.

Oleh karena itu kita hidup di dunia ini membawa visi misi yang besar, yang telah disiapkan oleh Allah SWT. Allah menciptakan manusia dengan bentuk yang sangat sempurna, "Fii ahsanii taqwim" juga dengan tujuan yang jelas.

Dan Allah menciptakan manusia hidup di bumi ini hanya satu kali. Satu kali kesempatan ini harus benar-benar kita gunakan dengan sebaik-baiknya. Kalau kata Millenials saat ini, yang dikutip oleh Ustadz Weemar Aditya, yaitu "YOLO: You Only Live Once."

Namun, manusia memang tempatnya lupa dan lalai. Karena merasa hanya hidup sekali, akhirnya digunakan untuk hal-hal duniawi saja kemudian melupakan bahwa setelah kehidupan dunia, masih ada kehidupan selanjutnya. Justru di kehidupan selanjutnya, kita harus mempertanggungjawabkan perbuatan kita saat di dunia. Manusia dihadapkan pada dua pilihan, yakni Surga atau Neraka.

Untuk menuju salah satu tujuan itu, Allah sudah mempersiapkan petunjuknya, yakni melalui wahyu terbesarnya yakni Al Quran. Seluruh pedoman hidup hingga surga telah tercantum di dalamnya, beserta suasana kehidupan disana kelak. Begitupun kehidupan yang ada di neraka juga tercantum dalam Al Quran. Selanjutnya keputusan kita yang mengartikan YOLO dalam kehidupan kita.

Waktu untuk akhir hayat kitapun juga sudah ditakdirkan oleh Allah. Kita sepenuhnya tidak bisa memilih kapan dan harus berakhir hayat dengan bagaimana. Semuanya sudah termaktub dalam Ketetapan Allah yang tertulis dalam Lauhul Mahfudz.

Orang yang mati karena bunuh diri, bukan berarti dia bisa mengakhiri nyawanya dengan sesuka hati. Namun memang waktu meninggalnya sudah ditakdirkan hanya saja caranya harus dengan bunuh diri. Jikapun pada detik itu, dia tidak coba untuk bunuh diri, akan ada sesuatu hal lain yang membuat dia meninggal dengan cara lain.

Coba temen-teman survey atau cek data pasien di rumah sakit, disana banyak pasien yang gagal bunuh diri, artinya mereka sudah melakukan percobaan bunuh diri, entah dengan minum racun, gantung diri, ataupun menyakiti diri sendiri dengan senjata tajam, jika takdir belum memutuskan dia untuk meninggal, maka ujung-ujungnya mereka juga tidak akan mati. Justru yang ada mereka masuk rumah sakit dan tentu semakin menyakiti diri sendiri. Namun, sebaliknya jika seseorang itu sudah ditakdirkan meninggal, dalam keadaan sehat pun dia juga bisa mati mendadak.

Banyak kondisi-kondisi yang tidak masuk akal ketika membicarakan titik akhir manusia. Pembahasan selanjutnya di postingan setelah ini. Stay Tunned.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun