Salah sau topik yang cukup menarik pada saat ini tentang perkembangan kehidupan keagamaan adalah tentang hijrah. Hijrah adalah suatu proses perubahan seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya. Apa saja sih yang bisa dirubah pada hijrah ini? Ya banyak sekali tentunya. Proses hijrah itupun juga sangat panjang.
Orang yang benar-benar ingin berhijrah harus paham makna hijrah yang sesungguhnya. Dalam sebuah proses menuju perubahan yang lebih baik disini yang dimaksudkan adalah untuk menjalani hidup yang tentu saja disesuaikan dengan syariat Islam.
Ustadz Weemar menjelaskan bahwa proses hijrah inipun juga haru mendalami dan menjalani Islam secara kaffah. Tidak boleh hanya memilih yang gampang-gampang saja, kemudian yang susah ditinggalkan. Dalam prosesnya tentu banyak sekali rintangan. Bisa dikatakan orang yang memiliki keinginan untuk berhijrah, maka  prosesnya sampai nafas terakhir.
Semakin orang ingin melakukan hijrahnya, semakin besar pula godaan yang datang kepadanya. Seperti kisah sahabat Nabi, Bilal bin Rabah (bangsa kulit hitam dari Ethiopia) yang masuk agama Islam ketika dia masih menjadi budak. Majikannya menyiksanya setiap hari agar Bilal mau meninggalkan Islam.
Ustadz Weemar menyelipkan cerita masa lalu, pada suatu hari Bilal disiksa oleh majikannya dengan membiarkan dia di bawah terik matahari di siang bolong dengan leher diikat. Abu Bakar yang sedang lewat dan melihat itu merasa sangat iba. Ia melihat dengan kepala sendiri Bilal ditelentangkan di bawah terik matahari dan dadanya ditimpa batu yang sangat besar, sehingga membuat napas Bilal sesak.
Kemudian Siti Asiyah, istri Fir'aun yang memutuskan untuk menyembah Tuhan Musa, pada saat itu harus mengalami hukuman berupa siksaan dari suaminya sendiri hingga meninggal.
Allah memberi ujian yang sangat  ada maksud dan tujuan. Seperti janji Allah bahwa Allah akan memberi ujian sesuai batas kemampuan umatnya.
Bersambung.....
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI