4. Pelatihan Peer Educator:
  Program ini melatih relawan remaja untuk menjadi peer educator, sehingga dapat menyebarkan informasi ke lingkaran sosial mereka.
Dampak program ini mulai terlihat. Survei awal menunjukkan bahwa 75% remaja yang berpartisipasi melaporkan peningkatan pemahaman tentang consent dan pelecehan seksual. Lebih lanjut, 70% menyatakan mereka kini lebih percaya diri untuk melaporkan insiden pelecehan jika mereka menyaksikan atau mengalaminya.
Salma, siswi SMA kelas 10 yang mengikuti program ini, berbagi pengalamannya, "Saya sangat terkesan dengan cara mahasiswa kak Rokhania dan timnya menjelaskan topik-topik sensitif ini. Mereka membuat kami merasa nyaman untuk bertanya dan berdiskusi."
Tantangan tetap ada, terutama dalam menyeimbangkan keterbukaan diskusi dengan sensitivitas budaya dan agama. Namun, tim mahasiswa UM Surabaya terus berinovasi untuk mengatasi hal ini. Â Rokhania menutup dengan refleksi, "Sebagai mahasiswa Muhammadiyah, kami diajarkan untuk selalu bermanfaat bagi masyarakat. Melalui program ini, kami berharap dapat berkontribusi dalam menciptakan generasi muda yang sehat, berakhlak mulia, dan mampu melindungi diri dari pelecehan seksual."
Dengan kombinasi pengetahuan medis, nilai-nilai Islam, dan semangat pengabdian masyarakat, program "Remaja Sehat, Surabaya Kuat" ini menjadi contoh bagaimana mahasiswa dapat menjadi agen perubahan dalam isu-isu sosial yang kritis, sambil tetap menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan budaya.