Perbedaan Persamaan Perilaku Manusia Dalam Perspektif Psikologi Organisasi
Oleh Lailatul Mahfiroh
Mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam, UIN Sunan Gunug Djati
Bandung
Perilaku manusia merupakan fenomena yang kompleks dan beragam, terutama dalam konteks organisasi. Dalam psikologi organisasi, pemahaman tentang perilaku individu dan kelompok sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan harmonis. Meskipun setiap individu memiliki karakteristik dan latar belakang yang berbeda, terdapat sejumlah persamaan dan perbedaan dalam perilaku manusia yang dapat diidentifikasi. Persamaan ini sering kali berkaitan dengan motivasi, kebutuhan, dan tujuan yang sama dalam mencapai keberhasilan organisasi. Di sisi lain, perbedaan perilaku dapat muncul akibat faktor-faktor seperti kepribadian, pengalaman, dan budaya yang memengaruhi cara individu berinteraksi dan berkontribusi dalam tim. Studi tentang perbedaan dan persamaan perilaku manusia dalam perspektif psikologi organisasi tidak hanya membantu dalam memahami dinamika kelompok, tetapi juga memberikan wawasan yang berharga bagi manajer dan pemimpin dalam merancang strategi pengelolaan sumber daya manusia yang efektif
Pertama Perspektif Perilaku (Behavioral Perspective)
Para penganut behaviorisme mengkategorikan perilaku sebagai "tanggapan" dan lingkungan sebagai "rangsangan", di mana keduanya dapat berasosiasi tanpa mempertimbangkan proses mental. B.F. Skinner mengembangkan konsep "operant behavior" dan "reinforcement", yang menunjukkan bahwa perilaku dapat diperkuat oleh konsekuensi lingkungan. Teori Pembelajaran Sosial oleh Miller dan Dollard menekankan bahwa peniruan perilaku terjadi melalui proses belajar, sedangkan Albert Bandura menambahkan bahwa pembelajaran juga dapat terjadi melalui pengamatan tanpa penguatan.
Teori Pertukaran Sosial, yang dikembangkan oleh tokoh seperti John Thibaut dan George Homans, menyatakan bahwa hubungan sosial didasarkan pada imbalan yang diperoleh dari interaksi dengan orang lain. Prinsip dasar dari teori ini adalah bahwa tindakan akan diulang jika ada imbalan yang diterima, dan imbalan harus sebanding dengan pengorbanan yang dikeluarkan.
Kedua Perspektif Kognitif (The Cognitive Perspective)
Perspektif kognitif dalam psikologi sosial menekankan pentingnya proses mental dalam memahami perilaku sosial, di samping kebiasaan dan instink. James Baldwin dan Charles Cooley berpendapat bahwa peniruan perilaku melibatkan wawasan tentang diri sendiri dan orang lain. Konsep sikap (attitude) menjadi kunci dalam memahami proses kognitif, di mana sikap dianggap sebagai predisposisi perilaku. Beberapa teori yang mendasari perspektif ini meliputi: Teori Medan (Field Theory): Teori Atribusi dan Konsistensi Sikap. Teori Kognitif Kontemporer.