Mohon tunggu...
Lailatul Kiptiyah
Lailatul Kiptiyah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

utlubul 'ilmi...sembari belajar mengapresiasi...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pembaca Kenangan

23 November 2013   14:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:46 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1385190577511061580

[sumber gambar: fajrithedreamer.deviantart.com]

seringkali diam-diam ia menyelinap ketika dirasanya waktu telah cukup senyap menuju arah belakang rumah itu -rumah yang setia menampung ribuan pendar cahaya dari langit sepi di malam paling sunyi

di jemarinya yang gemetar ia letakkan selembar gambarmu

lalu sembari duduk di sebuah bangku kayu tua, ia hirupi segala wangi yang meruap di sana berasal dari celah rerupa perdu, dari rekah tahun-tahun penuh rindu hal itu telah cukup membuatnya sedikit lega sebelum ia mulai membaca:  kenangan-kenangannya

pada musim-musim yang telah dilewatinya pada jalan-jalan yang telah ia beri tanda

namun, seperti sesuatu yang tampak duka setelah itu ia akan selalu merasa sedih juga hampa mengenang kau- yang tak pernah membaca perasaannya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun