Adopsi Analitik Data Canggih: Bagaimana Firma Audit Bisa Tetap Kompetitif di Era Digital
Adopsi analitik data canggih (ADA) dalam auditing telah menjadi topik diskusi penting di era digital saat ini. Artikel yang ditulis Patrick Velte dalam International "Journal of Accounting Information Systems" pada Mei 2021 memberikan wawasan yang berharga mengenai tantangan dan peluang dalam penerapan teknologi ADA di firma audit. Meskipun teknologi seperti machine learning, robotic process automation (RPA), dan big data sudah dikenal luas di sektor lain, adopsinya dalam auditing masih terbatas. Menurut artikel tersebut, meskipun potensi ADA sangat besar dalam meningkatkan kualitas dan efisiensi audit, hanya sebagian kecil firma audit yang mengimplementasikannya secara efektif.
Salah satu alasan utama keterlambatan adopsi adalah kompleksitas teknologi dan kebutuhan akan keahlian teknis yang tidak dimiliki oleh sebagian besar firma audit, terutama firma kecil. Penelitian ini menunjukkan bahwa firma audit besar seperti "Big Four" memiliki sumber daya dan kapabilitas yang lebih baik dalam mengadopsi ADA dibandingkan firma audit kecil atau menengah. Sebagai contoh, audit yang menggunakan RPA menunjukkan peningkatan efisiensi hingga 30%, terutama dalam tugas yang terstruktur dan berulang. Namun, adopsi teknologi yang lebih kompleks seperti machine learning dan deep learning masih menemui hambatan karena terbatasnya pemahaman dan kemampuan teknis auditor.
Melalui analisis berbasis grounded theory, artikel ini menggambarkan bagaimana proses adopsi ADA di firma audit dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti ukuran firma, ketersediaan sumber daya, dan kerjasama antara tim audit dengan ahli teknologi. Artikel ini juga menyoroti pentingnya pelatihan dan investasi dalam kapabilitas teknologi untuk mendukung adopsi ADA secara lebih luas di masa depan.
*** Â
Adopsi analitik data canggih (ADA) dalam auditing memberikan berbagai tantangan dan peluang, terutama terkait dengan kapabilitas teknologi firma audit. Berdasarkan penelitian Krieger, Drews, dan Velte (2021), firma audit besar seperti Big Four menunjukkan kemampuan lebih baik dalam mengadopsi ADA karena dukungan finansial dan infrastruktur yang kuat. Firma audit besar memiliki kemampuan untuk mengembangkan solusi ADA internal dan menyediakan pelatihan kepada staf mereka. Sebagai contoh, penggunaan RPA dalam firma-firma ini telah mengurangi waktu pelaksanaan tugas rutin sebesar 25% hingga 30%, terutama dalam menangani proses otomatisasi data dan tugas repetitif yang membutuhkan presisi tinggi.
Sebaliknya, firma audit kecil dan menengah menghadapi kesulitan dalam mengadopsi ADA. Salah satu faktor utama yang menghambat adalah keterbatasan sumber daya finansial dan manusia. Artikel ini mencatat bahwa hanya 15% dari firma kecil yang telah mengadopsi ADA secara signifikan, dibandingkan dengan lebih dari 70% di firma audit besar pada tahun 2020. Firma kecil harus bergantung pada solusi pihak ketiga, yang tidak selalu sesuai dengan kebutuhan spesifik mereka. Keterbatasan akses terhadap tenaga ahli teknologi juga menjadi tantangan besar, dengan hanya sedikit auditor di firma kecil yang memiliki keterampilan untuk mengoperasikan teknologi seperti machine learning atau big data analytics.
Selain itu, faktor regulasi dan standar profesi turut mempengaruhi kecepatan adopsi ADA. Menurut International Auditing and Assurance Standards Board (IAASB), standar internasional seperti ISA 315, yang direvisi pada tahun 2019, mengakui pentingnya penggunaan teknologi dalam audit, tetapi tidak mewajibkan penggunaannya secara penuh. Hal ini menciptakan ruang bagi firma audit untuk tetap menggunakan metode tradisional yang lebih familiar. Dalam beberapa kasus, hal ini memperlambat adopsi teknologi ADA, terutama di firma audit yang lebih konservatif dan kurang progresif dalam menghadapi perubahan teknologi.
Penelitian ini juga menemukan bahwa adopsi ADA dipengaruhi oleh keterkaitan antara auditor dan klien. Firma audit yang melayani klien besar, terutama yang menggunakan sistem ERP canggih, lebih cepat mengadopsi ADA karena klien-klien ini mengharapkan audit yang lebih transparan dan berbasis data. Sebaliknya, klien dari sektor yang lebih kecil atau kurang terkomputerisasi cenderung enggan berbagi data, yang menghambat proses adopsi teknologi ADA oleh firma audit.
*** Â
Adopsi analitik data canggih (ADA) dalam auditing tidak hanya memerlukan investasi dalam teknologi, tetapi juga perubahan budaya di dalam firma audit. Berdasarkan artikel Krieger, Drews, dan Velte et al. (2021), firma audit besar berada di garis depan transformasi ini, sementara firma kecil dan menengah masih berjuang untuk mengejar. Tantangan yang dihadapi meliputi keterbatasan sumber daya, kemampuan teknis auditor, serta regulasi yang belum sepenuhnya mendukung penggunaan teknologi baru. Namun, masa depan audit jelas mengarah pada digitalisasi yang lebih mendalam, di mana ADA akan memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas dan efisiensi audit.