4. Teori Psikososial Erik Erikson
Erik Erikson mengemukakan teori perkembangan psikososial yang mencakup delapan tahap kehidupan manusia, mulai dari bayi hingga dewasa. Setiap tahap melibatkan konflik psikososial yang harus diatasi individu untuk mencapai perkembangan yang sehat. Konflik ini, seperti kepercayaan vs. ketidakpercayaan pada tahap bayi atau identitas vs. kebingungan identitas pada remaja, sangat memengaruhi perkembangan sosial-emosional seseorang. Teori ini berfokus pada bagaimana individu berkembang dalam konteks sosial dan emosional sepanjang hidup mereka. Pada setiap tahap, individu dihadapkan pada tantangan psikososial yang berhubungan dengan hubungan antarpribadi, identitas, dan pencapaian kesejahteraan emosional.Pada tahap pertama, yang terjadi pada bayi, konflik utama adalah kepercayaan vs. ketidakpercayaan. Bayi yang mendapatkan perawatan dan kasih sayang yang konsisten dari pengasuh mereka akan mengembangkan rasa kepercayaan terhadap dunia dan orang lain. Sebaliknya, kurangnya perhatian atau pengabaian dapat menyebabkan rasa ketidakpercayaan yang mendalam.
Pada tahap remaja, individu mengalami konflik identitas vs. kebingungan identitas. Remaja berusaha mencari jati diri mereka dan mengidentifikasi siapa mereka sebenarnya, yang dapat mempengaruhi pandangan mereka terhadap diri sendiri dan hubungan mereka dengan orang lain. Jika tahap ini tidak berhasil diselesaikan dengan baik, individu mungkin mengalami kebingungan identitas yang dapat memengaruhi hubungan sosial dan perkembangan emosional mereka.Konflik-konflik psikososial ini memiliki dampak jangka panjang terhadap perkembangan sosial-emosional individu, dan penyelesaian yang sehat pada setiap tahap akan membentuk individu yang lebih siap menghadapi tantangan kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H