Mohon tunggu...
Lailatul Istianah
Lailatul Istianah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Jurusan Akuntansi/Universitas Pamulang

Saya suka membaca dan suka suasana yang tenang untuk menyelam ke dalam cerita

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sistem Pengendalian Manajemen pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk dalam Kinerja Operasional

19 Juni 2024   21:59 Diperbarui: 19 Juni 2024   23:06 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Banyak dari kalian pasti tau tentang perusahaan ini karena banyak dari produk-produknya sering kita beli dan pakai sehari-hari. Indofood merupakan sebuah perusahaan Total Food Solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di pasar. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, Indofood memperoleh manfaat dari skala ekonomis serta ketangguhan model bisnisnya yang terdiri dari empat Kelompok Usaha Strategis yang saling melengkapi yaitu Produk Konsumen Bermerek ("CBP"), Bogasari, Agribisnis dan distribusi.

Sistem adalah sekumpulan sekumpulan elemen elemen fungsional yang saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pengendalian merupakan fungsi manajemen untuk memastikan apakah sumber daya manusia telah bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Sedangkan manajemen adalah suatu proses yang mengatur kegiatan atau perilaku untuk mencapai tujuan utama suatu organisasi melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan dan pengawasan sumber daya secara efektif dan efisien.

Sistem pengendalian manajemen adalah suatu sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk memastikan kinerja dan operasi mereka berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, serta memastikan bahwa semua anggota organisasi bertindak sesuai dengan nilai dan standar perusahaan. SPM meliputi pengukuran kinerja, analisis, dan pengendalian proses yang digunakan dalam organisasi. Sistem pengendalian manajemen sangat penting untuk organisasi karena memungkinkan perusahaan untuk mencapai tujuan yang strategis, mengukur kinerja, mengidentifikasi masalah dan peluang, mengontrol risiko, meningkatkan kepercayaan stakeholder, dan meningkatkan kinerja secara keseluruhan.

Di sini penulis akan membahas mengenai sistem pengendalian manajemen dalam hasil ulasan kinerja operasional dari berbagai struktur bisnis INDF tahun 2023. Struktur Bisnis INDF terdiri dari empat grup yaitu Consumer Branded Products, Bogasari, Agribisnis dan Distribusi.

1.Consumer Branded Products

Meskipun kondisi inflasi telah memberi dampak pada daya beli masyarakat berpenghasilan rendah, Grup CBP berhasil menyesuaikan diri di tengah dinamika pasar dan mampu memberikan pertumbuhan penjualan dan profitabilitas. Dengan keberhasilan tersebut, total nilai penjualan Grup CBP tumbuh 5% mencapai Rp68,60 triliun di tahun 2023, didorong oleh kenaikan volume penjualan dan harga jual rata-rata. Margin EBIT membaik menjadi 21,5%, terutama didukung oleh turunnya harga berbagai komoditas di sepanjang tahun 2023 dan meningkatnya efisiensi operasional secara berkelanjutan. Hal ini menandai keberhasilan ICBP untuk terus meningkatkan pendapatan dan profitabilitas selama 13 tahun berturut-turut sejak dilakukannya pencatatan saham ICBP di bursa. Kunci keberhasilan ICBP terletak pada fokusnya dalam menyediakan solusi makanan sehari-hari dengan harga yang terjangkau dan mudah didapat. Upaya untuk meningkatkan visibilitas dan daya tarik produknya yang beragam mencakup berbagai merek dan format serta pilihan harga, menjadi faktor yang penting. Guna mempertahankan kepemimpinan di sektor makanan & minuman, berbagai inisiatif engagement yang terarah dan inovasi produk telah dikembangkan untuk meningkatkan relevansi merek, brand awareness dan loyalitas. Strategi ini berhasil memperkuat pangsa pasar ICBP di beberapa kategori produk.

2.Bogasari

Di tahun 2023, industri tepung terigu di Indonesia masih menghadapi tantangan walaupun harga gandum dunia telah turun, setelah melonjak tinggi selama konflik Rusia-Ukraina di tahun 2022. Tingkat permintaan tepung terigu di Indonesia masih belum pulih sepenuhnya, mengingat harga rata-rata tepung terigu yang relatif masih cukup tinggi dan melemahnya daya beli konsumen di segmen menengah ke bawah. Walaupun dihadapkan dengan tantangan, Bogasari mampu mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dengan pencapaian kinerjanya yang cukup stabil. Total nilai penjualan turun 5% menjadi Rp30,41 triliun, terutama karena volume penjualan yang lebih rendah. Dengan didukung model bisnis cost-plus, tingkat profitabilitas tetap sehat dengan marjin EBIT sebesar 7,5%. Ketangguhan kinerja Bogasari tidak terlepas dari dukungan model bisnisnya yang terintegrasi secara vertikal, mulai dari pembelian bahan baku gandum dengan menggunakan unit perkapalan sendiri, hingga proses produksi yang optimal dan jaringan distribusi berskala nasional yang terkoordinasi dengan baik.

3.Agribisnis

Harga rata-rata CPO (CIF Rotterdam) turun sebesar 29% menjadi US$972 per ton di tahun 2023, dibandingkan tahun 2022. Di dalam negeri, meskipun panen TBS mengalami penurunan, harga CPO belum pulih dan baru terlihat menjelang akhir tahun seiring kenaikan permintaan minyak sawit yang didorong oleh mandat biodiesel B35. Grup Agribisnis terus menjalankan inisiatif pengendalian dan penghematan biaya secara ketat, serta berfokus pada pembayaran kembali pinjaman bank untuk menurunkan beban bunga. Total nilai penjualan Grup Agribisnis di tahun 2023 mengalami penurunan sebesar 10% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp15,97 triliun, terutama disebabkan oleh turunnya harga jual produk sawit dan EOF. Walaupun sebagian telah diimbangi oleh naiknya volume penjualan produk sawit, margin EBIT mengalami penurunan menjadi 13,3% dari sebesar 18,8% di tahun sebelumnya. Divisi Perkebunan mencatatkan produksi TBS inti yang sama dan pembelian TBS dari eksternal yang lebih rendah. Hal ini mengakibatkan penurunan produksi CPO sebesar 4% menjadi 708.000 ton. Total nilai penjualan Divisi Perkebunan untuk tahun 2023 turun 7% menjadi Rp10,85 triliun, disebabkan oleh harga jual produk sawit yang lebih rendah. Walaupun didukung oleh kenaikan volume penjualan dan juga berbagai inisiatif pengendalian biaya, laba usaha turun sebesar 45% menjadi Rp1,45 triliun. Di tengah berbagai kenaikan biaya, inisiatif produktivitas dan efisiensi biaya tetap menjadi prioritas yang utama, dengan fokus pada upaya-upaya penyederhanaan proses kerja, penyempurnaan aplikasi pupuk melalui analisa nutrisi, strategi pemeliharaan preventif, program mekanisasi dan penggunaan energi terbarukan.

4.Distribusi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun