Mohon tunggu...
Lailatul Isnaini
Lailatul Isnaini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Andalas

Tertarik pada pertunjukan seni.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemanfaatan Naskah Kuno Iluminasi dalam Industri Kreatif

15 November 2022   19:21 Diperbarui: 15 November 2022   19:32 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada tanggal 1-8 November 2022 Universitas Andalas mengadakan pameran di UPT Perpustakaan UNAND lantai 3 dengan tema "Pemanfaatan Iluminasi Naskah Kuno Menjadi Motif Kain Khas Minangkabau." Dalam pameran tersebut, disajikan bentuk-bentuk pemanfaatan naskah kuno sebagai motif kain yang indah. 

Dalam hal ini Universitas Andalas bekerja sama dengan lembaga SURI atau Surau Intellectual For Conversation yang sedang melaksanakan program Fasilitasi Bidang Kebudayaan dan matching Fund Program yang memang dikelola oleh Universitas Andalas.

SURI merupakan lembaga yang bergerak di bidang pernaskahan yang berperan dalam pengembangan naskah filologi khususnya di Sumatera barat. 

SURI memiliki kontribusi sebagai pengembangan dan pelestarian budaya yang didukung dengan kerjasama dari pemerintah Provinsi Dinas Kebudayaan Sumatera Barat yang berpusat di Kota Padang. SURI didirikan pada tahun 2014 oleh dosen-dosen yang mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas di Sumatera barat, salah satunya adalah bapak Pramono. 

SURI difasilitasi dan didanai penuh dari Kemendikbudristek. Hal ini sejalan dengan visi dan program fasilitasi bidang kebudayaan kemendikbudristek tahun 2022. selain bergerak dalam bidang penaskahan dan pengembangan naskah filologi Suri juga bergerak dalam lingkup pengkajian dan pengelolaan kebudayaan baik yang berbentuk manuskrip maupun kebudayaan lainnya.

Pada pameran yang diadakan oleh Universitas Andalas, seluruhnya yang dipamerkan adalah motif batik hasil dari nsakah-naskah kuno. Menurut Bang Alun, yang merupakan Ilustrator, ternyata di dalam motif yang nampaknya tidak beraturan atau tidak jelas tersebut memiliki makna nya tersendiri. 

Salah satunya adalah motif batik yang disebut oleh Bang Alun burak dalam proses tabuik yang visualnya memiliki makna bentuk orang dan keramaian, dan ada istilahnya di dalam tabuik itu bungo nan salapan. Artinya, jika dihitung di sini ada delapan bunga.

Secara keseluruhan, dengan diadakannya pameran ini diharapkan dapat menambah khazanah dan wawasan yang lebih luas terutama bagi GenZ yang saat ini sudah mulai melupakan dan menganggap bahwasanya mempelajari manuskrip-manuskrip seperti ini merupakan hal yang kuno.

Pdahal jika ditelisik lebih jauh, dengan mempelajari manuskrip kita dapat mengetahui bagaimana pemanfaatan manuskrip tersebut yang sekiranya dapat mengikuti perkembangan zaman. Contoh nyatanya yaitu seperti pameran iluminasi naskah yang diadakan Universitas Andalas. 

Motif-motif batik yang dipamerkan dalam pameran menurut saya pribadi lebih kekinian dan merubah pandangan bahwasanya batik itu identik dengan orangtua. Sejalan dengan tujuan tersebut, diharapkan pula SURI semakin gigih dalam mempertahankan dan melakukan yang terbaik dalam bidang pe;estarian budaya utamanya kebudayaan di tanah Minangkabau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun