Â
Pandangan Teori Kognitif Sosial Albert Bandura
teori sosial kognitif Bandura yang menjelaskan bahwa pembelajaran terjadi apabila individu memperhatikan kejadian-kejadian yang didapat dari lingkungan sekitar tempat individu berada dan mengungkapkan informasi tersebut melalui perilakunya sebagai hasil dari pembelajaran. Teori kognitif Albert Bandura mendeskripsikan bahwa pembelajaran manusia tidak selalu memerlukan tindakan langsung dari pelaku akan tetapi dapat dilakukan melalui pengamatan, seseorang bisa memperoleh pengetahuan, aturan, keterampilan, strategi, keyakinan, dan sikap dari orang lain tanpa mempraktikkannya secara langsung pada saat pembelajaran terjadi. Hal ini menantang keyakinan sentral dari teori pengkondisian, karena pembelajaran tidak memerlukan penguatan untuk terjadi.
Teori kognitif sosial menekankan bahwa interaksi dalam lingkungan sosial memainkan peran kunci dalam pembelajaran manusia. Dengan mengamati orang lain, manusia bisa mengakumulasi pengetahuan dan keterampilan tanpa perlu melakukan tindakan tersebut secara langsung. Penelitian yang dilakukan oleh Bandura memfokuskan pada aspek-aspek kunci dalam teori belajar sosial. Melalui penelitiannya, teorinya diperjelas dan diperluas dengan memeriksa topik-topik sentral. Penelitian ini mencakup berbagai studi mengenai konsep imitasi dan identifikasi, peran Perkuatan Sosial, Perkuatan Diri dan Pemonitoran, serta bagaimana Perubahan Tingkah Laku dapat terjadi melalui proses pemodelan.
Pembelajaran Observasional
Istilah pembelajaran melalui pengamatan, atau "observation learning", dapat disamakan dengan pembelajaran melalui peniruan. Peniruan, dalam konteks ini, merujuk pada tindakan meniru perilaku seseorang, di mana perilaku tersebut menjadi suatu contoh atau pola yang diikuti. Bandura dan Walters, sebagaimana diuraikan dalam karya Woolfolk tahun 1990 (halaman 337-343), menjelaskan tiga bentuk perbedaan dalam konteks imitasi ini. Pertama, terdapat efek panggilan, atau "eliciting effect", yang menciptakan respons meskipun tidak identik dengan model yang diamati, namun berkaitan erat dengan model tersebut. Kedua, terdapat efek penghambat panggilan, atau "inhibitory eliciting effect", yang muncul setelah mengamati model yang menerima ganjaran atau hukuman atas perilaku yang melanggar norma atau aturan. Dan yang ketiga, terdapat efek pemodelan, atau "modelling effect", yang merujuk pada pengaruh observasi terhadap penguasaan respons baru.
Dengan kata lain, melalui pengamatan, individu dapat merespon dengan cara yang tidak identik namun terkait dengan perilaku model yang diamati. Mereka juga dapat menghentikan perilaku yang melanggar aturan setelah melihat model mendapatkan ganjaran atau hukuman. Selain itu, pengamatan juga memiliki dampak pada kemampuan individu untuk memahami dan menguasai respons baru. Dalam konteks pembelajaran, ini menunjukkan pentingnya pengamatan dan peniruan sebagai strategi pembelajaran, serta bagaimana pengaruh dari perilaku yang diamati dapat membentuk pola perilaku baru dan menghambat perilaku yang tidak diinginkan. Pendekatan inovatif dan kreatif dalam mengajarkan konsep ini adalah kunci untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam dan membangun keterampilan pembelajaran yang kuat.
Dalam pembelajaran melalui pengamatan, terdapat dua variabel utama yang memainkan peran kunci. Pertama, individu belajar melalui kondisi pengganti (vicarious conditioning) di mana mereka mengamati orang lain yang menerima ganjaran atau hukuman karena tindakan tertentu. Dalam situasi ini, pengamat menyaksikan konsekuensi tindakan orang lain dan memodifikasi perilakunya sendiri sebagai respons terhadap pengalaman yang diamati. Ini berarti bahwa orang belajar tidak hanya dari pengalaman pribadi, tetapi juga melalui pengalaman orang lain. Kedua, pengamatan (observer) meniru perilaku model, meskipun model tersebut tidak menerima ganjaran atau hukuman saat pengamat mengamati. Dalam konteks ini, pengamat hanya ingin meniru perilaku suatu model yang dianggap memiliki status tinggi atau kredibilitas. Mereka meniru perilaku ini tanpa memperhatikan konsekuensi yang dialami oleh model tersebut, karena mereka percaya bahwa perilaku tersebut memiliki nilai atau relevansi tertentu dalam konteks sosial atau situasi tertentu.
Dengan demikian, pembelajaran melalui pengamatan tidak hanya terbatas pada konsekuensi yang diterima oleh orang yang diamati, tetapi juga melibatkan proses pemilihan model dan peniruan perilaku berdasarkan status sosial atau kredibilitas model tersebut. Pendekatan inovatif dalam pembelajaran melalui pengamatan melibatkan pemahaman mendalam tentang proses psikologis ini dan menciptakan lingkungan di mana individu dapat mengamati, memilih model yang sesuai, dan meniru perilaku dengan cara yang mendukung pengembangan pribadi dan sosial mereka.
Pendekatan Perilaku Kognitif dan Regulasi Diri
Pendekatan perilaku kognitif dan regulasi diri memiliki hubungan erat karena keduanya fokus pada proses mental dan dampaknya terhadap kesehatan mental dan perilaku individu. Pendekatan perilaku kognitif merupakan suatu metode konseling yang menyelaraskan terapi kognitif dan terapi perilaku. Pendekatan ini mempertimbangkan bagaimana pikiran dan perilaku saling mempengaruhi, menciptakan pendekatan holistik dalam membantu individu.