Mohon tunggu...
Lailatul Fadhilah Jamil
Lailatul Fadhilah Jamil Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

A learner.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Wanita Muslimah sebagai Akar Pembangun Peradaban

5 Februari 2023   11:38 Diperbarui: 5 Februari 2023   11:47 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan bagi kaum perempuan di Indonesia pada saat ini masih terbilang tumpah tindih. Sebagian besar masyarakat Indonesia menganggap pendidikan hanyalah sebuah privillege atau nilai tambah bagi perempuan. Faktor ekonomi, interpretasi agama, konsepsi peran gender yang mengakar dalam budaya, serta mitos-mitos lainnya menjadi penyebab ketimpangan pendidikan bagi perempuan di Indonesia. Menurut data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) pada 2016, saat ini rata-rata perempuan hanya mendapat pendidikan sampai kelas dua sekolah menengah pertama (SMP). Dengan kata lain, rata-rata lama perempuan bersekolah hanya selama 7,5 tahun. Selain itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2019 menunjukkan, angka melek huruf pada perempuan lebih rendah dari laki-laki dengan berada di angka 94,33 persen dan laki-laki 97,48 persen.

Ketimpangan pendidikan bagi perempuan ini berkaitan erat dengan budaya Patriarki yang melekat di kalangan bangsa Indonesia. Dalam hal ini, perempuan dianggap fitrahnya terlahir untuk berkiprah di urusan rumah tangga saja. Dan sayangnya, hal yang menghambat seperti ini malah kerap dikaitkan dengan syari'at islam. Padahal kitab-kitab Tafsir Al-Qur'an tidak membuat ruang pemisah antara laki-laki dan perempuan.  

Di dalam Al-Qur'an jelas sama sekali tidak ada diskriminasi pendidikan terhadap Al-Qur'an. Adapun ayat yang tercantum dalam Q.S. Al-Ahzab ayat 33 yang berbunyi "Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu..." ayat ini sebenarnya tidak bermaksud bahwa perempuan harus tinggal di rumah, sebab sebenarnya ayat ini ditunjukkan secara khusus kepada istri Nabi, bukan kepada seluruh kaum muslimat. Pernyataan ini sejalan dengan ayat berikutnya "apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada istri-istri Nabi, maka mintalah dari belakang tabir, sebab yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka..." (QS.33;53). Ayat ini merupakan perintah adanya hijab bagi mereka diantara laki-laki (para sahabat Nabi) yang memasuki rumah Nabi dan kewajiban istri-istri Nabi untuk menutup wajah mereka kalau keluar rumah, ini masih berkesinambungan dengan surat Al-Ahzab di ayat 59. (Abu Syuqqah: volume 4-6: 287 dan volume 1-3; 18).

Di dalam Q.S. Al-Mujadalah ayat 11 berbunyi "Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu di antara kalian". Tentu saja orang-orang beriman yang dimaksudkan didalam ayat ini adalah keseluruhan ummat islam, tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan. Aisyah R.A juga pernah memberikan apresiasi khusus kepada perempuan kaum Anshar yang memiliki niat tinggi untuk menuntut ilmu. Rasulullah SAW bersabda "Perempuan terbaik adalah mereka yang dari Anshar, mereka tidak pernah malu untuk selalu belajar agama" (Riwayat Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan an-Nas'i, lihat: Ibn al-Atsr, juz VIII, hal. 196, nomor hadis: 5352).

Pemihakan terhadap pendidikan perempuan juga dilakukan Nabi Muhammad SAW. Abi Sa'd al-Khudriy ra berkata: bahwa suatu saat ada seorang perempuan yang datang menuntut kepada Nabi SAW, ia berkata: "Wahai Rasul, para laki-laki telah jauh menguasai pelajaran darimu, bisakah kamu peruntukkan waktu khusus untuk kami perempuan, untuk mengajarkan apa yang kamu terima dari Allah? Nabi merespon: "Ya, berkumpullah pada hari ini dan di tempat ini". Kemudian para perempuan berkumpul di tempat yang telah ditentukan dan belajar dari Rasulullah tentang apa yang diterima dari Allah SWT. (Riwayat Bukhari dan Muslim, lihat: Ibn al-Atsr, juz X, hal. 359, nomor hadis: 7340). Ini adalah bentuk pemihakan yang nyata terhadap perlunya peningkatan pendidikan perempuan.

Islam sangat menjunjung tinggi martabat perempuan. Syaikh Shaleh al-Fauzan berkata, "Wanita muslimah memiliki kedudukan (yang agung) dalam Islam, sehingga disandarkan kepadanya banyak tugas (yang mulia dalam Islam)." Agungnya tugas dan peran perempuan ini terlihat jelas pada kedudukannya sebagai pendidik pertama dan utama generasi muda Islam, yang mana apabila perempuan berhasil memberikan pendidikan yang baik bagi keturunannya maka ia telah berkontribusi besar dalam memajukan peradaban masa depan ummat.

Peran perempuan sangatlah penting bagi pendidikan. Bahkan pembentukan karakter seorang anak sejak dini sangat ditentukan bagaimana seorang ibu dalam mendidik anaknya. Peran pendidik inilah yang akan terus menghasilkan generasi-generasi tangguh, yang bermanfaat pula bagi masyarakatnya. Sehingga Allah SWT memberikan ganjaran bagi seorang pendidik dengan pahala yang tidak terputus alirannya walaupun dia sudah meninggal, asalkan hasil dari didikannya terus menerus bergulir menebar manfaat. Perempuan adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya kelak. Agar seorang ibu sukses mendidik anaknya, maka seorang perempuan itu harus punya ilmu. Dan setiap ibu mendambakan kesuksesan dalam mendidik anak, agar anak-anaknya kelak menjadi anak yang cerdas dan berakhlak mulia.

Seorang penyair ternama Hafiz Ibrahim mengungkapkan sebagai berikut: "Al-Ummu madrasatul ula, iza a'dadtaha a'dadta sya'ban thayyibal a'raq". Artinya adalah "Ibu adalah madrasah (Sekolah) pertama bagi anaknya. Jika engkau persiapkan ia dengan baik, maka sama halnya engkau persiapkan bangsa yang baik pokok pangkalnya." Jelaslah dari syair tersebut bahwa ibu merupakan madrasah pertama bagi anak-anaknya kelak. Jika seorang ibu itu baik dan berpendidikan maka akan bagus pula pendidikan yang akan diberikan kepada anak-anaknya. Oleh karena itulah perempuan membutuhkan pendidikan yang layak sejak dini.

Kini sudah saatnya perempuan Indonesia menempuh pendidikan yang mumpuni. Sebab sebuah peradaban lahir dari generasi muda yang cerdas. Dan untuk melahirkan generasi muda yang cerdas, dibutuhkan Madrasatul Ula yang cerdas pula. Sudah sepatutnya seluruh perempuan muslimah mendapatkan akses pendidikan yang baik serta ilmu penunjang yang cukup demi menciptakan generasi muda masa depan yang akan memajukan peradaban Indonesia kedepannya.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun