Mohon tunggu...
Lailatul Azizah
Lailatul Azizah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi/pelajar

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sehelai Benang Kiriman Allah sebagai Penyelamat Hidupku

6 Juli 2024   13:15 Diperbarui: 6 Juli 2024   13:32 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hanifah, dia adalah seorang wanita muslimah yang hidup di tengah kota dengan kehidupan yang mencukupi. Hanifah adalah seorang wanita yang hidup dalam ketaatan yang biasa-biasa saja. Dia mengerjakan sholat lima waktu tapi tak mengerjakan sholat sunnah nya, dia terkadang masih membaca dzikir setelah sholat tapi tak membiasakan dzikir pagi petang. Bahkan, terkadang dibeberapa waktu seperti saat ia kelelahan pulang dari kantornya maka ia pun meninggalkan salah satu sholat wajib yang harus dilaksanakan.

Disuatu hari, dihari yang mana kebanyakan orang sangat tidak menyukai hari ini, ya.... apalagi kalau bukan hari senin. Hari ini adalah hari dimana Hanifah harus memulai pekerjaannya kembali setelah ia melewati dan menghabiskan weekend yang menyenangkan bersama kekasihnya. Tak sama seperti orang-orang pada umumnya, Hanifah justru sangat menyukai hari senin, karena dihari itu dia merasa bahwa dia telah selesai mencharger tenaganya dihari libur kemarin dan kini tiba waktunya untuk memulai kerjanya kembali.

Dihari senin ini, hanifah memiliki jadwal rutin untuk pergi ke salah satu kajian yang ada di kotanya selepas ia pulang dari kerja. Hanifah telah merutinkan dan mewajibkan dirinya sendiri untuk pergi ke kajian ini setelah ia diajak oleh salah satu sahabatnya dua bulan lalu. Hanifah merasa dirinya sangat nyaman dan damai saat ia mendengarkan ceramah yang disampaikan oleh ustadz dan ustadzah di tempat kajian itu.

Hanifah telah membuat janji bersama sahabatnya di sore hari selepas ia pulang dari kantor untuk pergi bersama menuju ke tempat kajian tersebut. Tema yang diangkat hari ini adalah “Taat Aja Dulu, Ntar Juga Terbiasa”. Beberapa kisah, motivasi, serta dalil dan ancaman bagi orang yang tak taat telah disampaikan dalam kajian tersebut. Kajian pun telah selesai dan kini waktunya Hanifah dan sahabatnya untuk pulang ke rumah mereka masing-masing. Dalam perjalanan pulang Hanifah terngiang-ngiang salah satu dalil yang di sampaikan dalam kajian sore tadi....

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَلَا تُبْطِلُوْٓا اَعْمَالَكُمْ

 “Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul serta jangan batalkan amal-amalmu!” (QS. Muhammad: 33)

Ayat tersebut menjelaskan bahwasannya Allah Ta’ala dan Rasul-Nya telah mewajibkan hamba-Nya untuk taat dengan melaksanakan perinta Allah dan menjauhi larangan-Nya serta melarang hamba-Nya untuk merusak ketaatan itu dengan melakukan kemaksiatan kepada Allah.

Didalam perjalanan pulangnya sembari ia mentadabburi ayat yang telah ia dengar dari kajian sore tadi, Hanifah pun teringat bahwa dirinya selama ini masih suka meninggal kan apa yang di perintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya serta masih menjalankan apa yang dilarang oleh-Nya seperti sholat lima waktu yang kadang tak ia kerjakan dan juga masih pacaran.

Sesampainya di rumah Hanifah pun melaksanakan shalat taubat dan menyesali apa yang telah ia lakukan. Sejak hari itu, Hanifah menjadi muslimah yang taat. Ia tak pernah meninggalkan shalat wajibnya dan bahkan Hanifah pun telah memutuskan pacarnya.

Dua pekan telah berlalu, dan hari ini adalah hari jum’at dimana Hanifah harus pergi bekerja seperti biasa. Dengan gamis dan kerudung panjangnya dilengkapi dengan tas selempang yang Hanifah pakai ia pun bersiap untuk keluar rumah dan berangkat ke tempat kerja setelah ia membaca dzikir pagi. Tapi sesampainya di pintu rumah, Hanifah melihat bahwa benang di bagian bawah gamisnya keluar dari jalur jahitannya. Dalam hati ia berkata “ntar aja ah, kalo udah di kantor. Lagian aku juga sudah telat”.

Hanifah pergi ke tempat ia bekerja menggunakan bus kota, kemudian ia berhenti di terminal terdekat dari tempat ia bekerja. Di sepanjang perjalanan dari terminal menuju kantor, Hanifah terus saja memperhatikan dan merasa risih dengan benang yang menjuntai di bagian bawah bajunya hingga ia pun memutuskan untuk berhenti dan memotong benang tersebut. Saat ia menunduk untuk memotong benang tersebut, sebatang pohon ambruk tepat di depannya. “Astagfirullah...” kata Hanifah. Ia sangat terkejut saat melihat sebatang pohon yang sangat besar ambruk tepat di depannya, “jika saja Allah tidak memperingatkanku melalui sehelai benang ini, mungkin saja aku sudah tertimpa dan tertimbun bahkan mati di bawah pohon tersebut” ujar Hanifah. “Alhamdulillah bini’matihi tatimmus shalihat” tambahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun