Mohon tunggu...
Lailatul fitriah
Lailatul fitriah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Universitar Muhammadiyah Malang

Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Merdeka Belajar Bak Angin Pengunungan di Tengah Kesesakan

12 Februari 2022   23:15 Diperbarui: 12 Februari 2022   23:27 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tulisan ini adalah hasil renungan saya selama 28 km mengendarai motor pulang dari menghadiri musawarah komunitas guru bahasa Indonesia. Hari ini komunitas kami dihadiri oleh seorang profesor yang sangat enerjik, pemikirannya luas, dan berani. 

Beliau menjelaskan mengenai kurikulum prototipe yang tidak asing bagi saya, karena beberapa bulan yang lalu saat ikut bertugas sebagai dokumentasi di acara workshop waka kurikulum. 

Waktu itu respon saya hanya "wah apalagi itu, kurikulum baru lagi" karena dari kurikulum prototipe sampai kurikulum yang dapat di aplikasikan perlu proses yang panjang, uji coba serta perbaikan yang berkala sampai sempurna.  

Hari ini mendengar lagi kurikulum merdeka belajar dari penjelasan profesor, jujur bahagia.... bukan karena akan terbebas dari membuat RPP dan silabus, namun  dari penjelasan beliau menurut saya siswa akan lebih tertarik untuk belajar Bahasa Indonesia. 

Kompetensi di asah melalui praktik dan projek yang sederhana namun bermakna dan bermanfaat untuk masa sekarang dan masa depan mereka. 

Guru harus nakal namun nakal yang positif dan dapat menyiasati pembelajaran sehingga siswa memiliki pengalaman belajar yang dikenang. menarik bukan kurikulum merdeka belajar?.....tentu sangat menarik.

Pernah terbersit dalam pikiran, dan menganalisis SK dan KD Bahasa Indonesia pada kurikulum 2013. Saya mencari kompetensi yang bisa bermanfaat untuk siswa saat mereka nanti sudah lulus dan dapat di gunakan di tengah masarakat. 

Saya belum menemukannya, karena Bahasa Indonesia yang dipelajari hanya pada teks. Apalagi di jenjang SMK akan sangat sulit jika KD tersebut harus di integrasikan dengan mata pelajaran produktif, karena hanya KD tertentu saja yang dapat diintegrasikan. 

tulisan saya ini bukan berarti saya menganggap K13 tidak bagus dan kurikulum merdeka belajar bagus, namun setiap hal baru adalah penyempurnaan dari hal lama dan hal baru pasti ada pro dan banyak yang kontra. tidak ada salahnya jika terbuka dengan hal yang baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun