Hiperbola adalah salah satu jenis kalimat eksagerasi yang biasanya digunakan untuk melukiskan apa saja yang melampaui kewajaran. Biasanya para penulis menggunakan hiperbola untuk membuat pembaca terkesan dengan cerita yang mereka buat.
Mereka tidak ingin menyampaikan cerita biasa-biasa saja, tokoh yang biasa-biasa saja, dan tidak ingin cerita yang mereka tulis akan cepat dilupakan orang. Mereka menciptakan tokoh cerita yang akan diingat oleh pembaca selamanya. Maka, hiperbola adalah cara menyajikan sesuatu kepada pembaca yang tidak biasa-biasa saja.
Beberapa penulis peraih nobel sastra menggunakan hiperbola dalam gaya kepenulisannya karena diangap cara paling tepat untuk menyampaikan ide mereka.
Berikut ini contoh penulisan kalimat hiperbola:
Hiperbola fisik:
1. Sejak hari itu aku mengenali matanya yang bulat besar seperti sebuah mangkuk berisi bakso jumbo, ketika berbicara matanya yang besar itu tidak akan berhenti berkedip seperti ia sedang kelilipan.
2. Malam itu aku tahu rambutnya sepekat malam, segera kutulis selembar surat untuknya; hitam pekat malam atau hitam rambutmu yang bergelombang.
3. Dia berjalan seperti badut yang bajunya kebesaran, barangkali bayi dalam perutnya itu sebesar gajah, dan ia terlalu kecil untuk seekor bayi gajah dalam perut.
4. Tidak seorang pun peduli melihat perempuan yang bibirnya tebal seperti bantal, ia berjalan di pasar seolah-olah orang-orang tidak melihatnya, aku sendiri ingin meliriknya berkali-kali untuk memastikan bibirnya itu bukan bantalku di rumah.
Hiperbola tidak menyenangkan:
1. Kau ingin tahu bagaimana rasanya berjalan berdua saja dengannya? Kalau kau pernah tiga hari berturut-turut tidak mandi dan terus bekerja, kukira kau sudah tahu rasanya.