Mohon tunggu...
lailasadiyatulmaghfirooh
lailasadiyatulmaghfirooh Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

jangan menyerah untuk berproses menjadi terbaik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Emosi yang Menunjukkan kepada Kejijikan dan Malu

19 Desember 2022   20:38 Diperbarui: 19 Desember 2022   20:56 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENGERTIAN DISGUST

Disgust adalah perasaan jijik kepada sesuatu yang telah tidak disukai, ia merasakan kejijikan ini biasanya ia menganggap bahwa barang atau objek yang ada disekitarnya itu kotor dalam perasaan jijik ini biasanya disebabkan karena adanya indra pengunyah, jijik ini merupakan suatu sifat yang sangat memberontak, rasa jijik ini bisa juga disebabkan karena indra penciuman dan penglihatan.

Rasa jijik meruppakan emosi yang paling dasar yang telah disebutkan oleh Robert Plutchik, rasa jijik ini diekspresikan oleh raut muka seperti ketakutan, kemarahan dan kesedihan. Oleh sebab itu ketika murid ataupun anak kita merasakan jijik pada sesuatu kita harus melatihnya dengan pelan - pelan untuk menghilangkan rasa jijiknya tersebut karena apabila rasa jijik itu dibiarkan maka dapat mengakibatkan perkembangan anak kurang baik. 

PERKEMBANGAN SOSIAL TERHADAP DISGUST 

Anak ketika memiliki rasa jijik maka akan menghambat jalannya untuk perkembangan sosial kepada lingkungan yang ada disekitarnya hal ini mengapa pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar karena ketika ia merasakan jijik pada sesuatu yang ada disekitarnya maka dapat menyebabkan ia akan diremehkan dengan orang disekitarnya contohnya ketika ia jijik untuk menyentuh tanah sedangkan temannya tidak merasakan hal jijik dan dia senang - senang saja lalu adanya hal ini maka ia bisa saja diangap oleh temannya bahwa ia anak mama ( manja ) anak yang tidak mau kotor - kotoran. Lalu hal ini dapat menurunnya perkembangan sosialnya karena ia tidak bisa merubah emosinya tersebut.

PENGERTIAN SHAME

 Shame yaitu malu, hal ini merupakan suatu emosi yang menyebabkan anak menjadi kurang percaya diri emosi ini dapat menyakitkan diri sendiri ketika tidan merubahnya tidak hanya itu saja tetapi emosi ini juga mengakibatkan efek yang negatif dan panjang oleh anak yang memiliki masalah ini.

Dapat dicontohkan ketika memiliki badan yang gemuk lalu diejek - ejek oelh temannya dan hal itu mengakibatkan body shaming terhadap anak dan anak tersebut diolok - olok karena badanya yang gemuk itu dari hal itu anak tersebut semakin tidak percaya diri dan memiliki rasa malunya semakin kuat dan ia merasakan insecure karena ejekan yang telah diberikan temanya tersebut dan ia akan merasakan tidak punya teman dan menganggap bahwa ia merasa jelek. 

PERBEDAAN SHAME DAN EMBRASMENT 

Shame adalah malu hal ini malu yang dapat dikondisikan oleh dirinya sedangkan Embrasment merupakan rasa malu yang mengakibatkan anak tersebut semakin canggung dan hal itu mengakibatkan badannya tidak terkontrol dengan hal yang dirasakan yaitu gemeteran dan berkeringat panas dingin. 

Embrasment ini biasanya terjadi ketika ia maju dihadapan orang lain seperti presentasi dalam kegiatan itu mengakibatkan anak merasakan hal yang tidak nyaman, canggung, tangan dingin dan badan berkeringat contohnya ketika ia menyampaikan sesuatu ( presentasi ) dan terdapat kesalahan maka hal itu mengakibatkan anak malu bahakan ia berfikir tidak ingin bertemu dengan orang - orang yang ada dihadapannya itu dan pipi dia berubahjadi memerah dan badannya memanas. Kejadian ini akan teringat terus dalam memori ia sepanjang masa dan diia dalam melakukan sesuatu lebih was - was menghindari hal itu terjadi lagi. 

PERKEMBANGAN SOSIAL TERHADAP SHAME 

Rasa malu akan menyebabkan perkembangan pada anak, sedangkan anak usia dini itu mulainya ia berhubungan dengan lingkungan sekitarnya atau ia bersosialisasi dengan teman barunya disekolah dari hal itu banyak macam anak yaitu ada anak yang mudah dalam bergaul, aktif ada pula anak yang masih mau dijaga oleh orang tuanya dan ketika ia ditingal menangis karena anak tersebut memiliki rasa malu yang begitu kuat. 

Ketika hal itu terjadi kepada anak kita maka lebih baik tinggalkan dia dengan bersembunyi karena apabila hal itu dituruti maka anak akan tidak rasa malu tersebut bahkan rasa malu ini apabila terus menerus tidak dihilangkan secara perlahan apa akan menyebabkan perkembangan yang sanagt negatif pada anak. Oleh sebab itu kita sebagai orang tua terutama seorang ibu harus memperhatikan dengan betul - betul atas perkembangan anak tersebut dalam memiliki rasa malunya. 

Maka dari hal tersebut sebagai orang tua harus melatih dia untuk menghilangkan rasa malunya dan mengajaknya berbicara dengan enjoy agar anak tersebut merasakan kesenangan dan ibu mau menerima atau mendengarkan keluh kesah anaknya dan membimbingnya bahwa ia itu memiliki rasa keberanian dan semangat dalam berproses. Dan mengajak ia pada sesuatu yang baru dan sebagai orang tua dan guru ketika anak tersebut berani melakukan maka berikanlah sebuah apresiasi, hal itu bisa ddiberikan kepada anak dengan memberikan pujian, memberikan ia hadiah agar anak ini merasa bahwa hal yang telah dilakukan itu berhasi. 

Mungkin ada yang bertanya mengapa anak masih kecil sudah diajarkan untuk tidak malu karena pada saat usia dini ini anak masih memiliki waktu keemasan dimana anak ketika diarahkan ataupun diajari mudah untuk menerimanya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun