Mohon tunggu...
Laila Rodhiatul Mutmainah
Laila Rodhiatul Mutmainah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi jurusan Sastra Indonesia, Universitas Andalas

Seorang mahasiswi yang sedang menempuh kuliah di Universitas Andalas.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Acara Babako

14 Juni 2022   14:00 Diperbarui: 14 Juni 2022   14:25 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Acara babako adalah acara di mana kedua pengantin lelaki maupun perempuan dijemput oleh bakonya masing-masing pada pagi hari diupacara puncak kenduri perkawinan. Di rumah bako pengantin telah ditunggu oleh keluarga masing-masing yang terdiri dari kaum ibu, mamak dan urang sumando. (Bako adalah keluarga dari bapak)

1. Kegiatan dalam rumah Bako 

Dalam rumah bako pengantin dirias dengan pakaian pengantin yang telah dipersiapkan oleh keluarga baka. Pakaian pengantin lelaki terdiri dari: hem (kemeja putih), celana warna hijau yang panjangnya di bawah lutut, rompi, baju roko, samping dari kain songket balapak, ikat pinggang (pending), keris, sepatu hitam dan kaus kaki putih. Perhiasaan dada pengantin lelaki adalah kalung emas. Tutup kepala dimana kek atau saluak. 

Pengantin perempuan di rumah bako dihiasi dengan pakaian pengantin yang terdiri dari: Baju kurung sutera yang dihiasi dengan sulaman benang emas dan sebagai padanannya dipakai songket bolopak dan dilengkapi dengan tokoh sejenis selendang yang dipakai untuk penutup. Perhiasaan yang dipakai oleh pengantin perempuan adalah suntiang di kepala, kalung, gelang dan gwang. Pengantin perempuan memakai sandal yang dihiasi dengan benang emas. 

2. Proses Bako 

Sesudah kedua pengantin selesai didandani, diadakan upacara pelepasan pengantin dan kedua pengantin diarak ke rumah orang tua masing-masing Para pengiring semuanya terdiri dari keluarga bako memakai pakaian adat. Pengantin perempuan maupun lelaki didamping empat sampai enam orang pasumandon (dayang-dayangi).  Dari rumah bako pengantin dilepas dengan hantaran talam berisi nasi kunyit yang jumlahnya enam sampai sepuluh buah. Di samping itu bako membawa pula bawaan khusus seperti bahan dasar untuk busana, songket, perhiasaan emas (sesuai dengan kemampuan bako) dan cerano berisi sirih pinang lengkap.

Apabila rombongan yang mengantar penganten hampir sampai di rumah orang tua masing masing, keluarga orang tua mereka menjemput atau mempersilakan pengantin dan rombongan untuk naik ke rumah. Di rumah keluarga pengantin lelaki dan perempuan, keluarga bako masing-masing dijamu dengan acara makan dan minum, sesudah itu keluarga baka menyerahkan pengantin secara simbolis kepada orang tuanya masing-masing beserta barang bawaan mereka. Selanjutnya di rumah pengantin perempuan diadakan acara bercukur dan dirumah pengantin lelaki diadakan acara batogak gala (pemberian gelar).

Tujuan diselenggarakannya tradisi ini untuk memperkernalkan keluarga ayah kepada sang anak. Anak yang dijemput dibawa kerumah bakonya, agar anak bisa berkenalan dengan lingkungan keluarga ayah (bako). Kemudian sang anak diarak sabalik kampuang dan diantarkan kembali kerumah orang tuanya diiringi kerabat dengan membawa dulang lengkap dengan isinya dan berpakaian adat. Selain itu, tradisi ini mempunyai fungsi dan sangat berarti tentunya dalam perkembangan kepribadian dan psikologis si anak nantinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun