Saat ini kita melihat banyak yang mengalami gangguan mental yang mungkin orang di sekitar banyak yang tidak menyadari hal tersebut. Padahal mental juga merupakan bagian hal yang sangat penting di dalam kesehatan, tetapi hal tersebut kurang diperhatikan. Gangguan mental bisa mengakibatkan seseorang depresi hingga timbul penyakit lainnya bahkan kematian. Mental mencakup emosi, psikologis dan kesejahteraan sosial. Dikarenakan mental mencakup ketiga hal tersebut maka perlu di lindungi juga diperhatikan oleh pemangku kepentingan dan dukungan dari orang disekitar.
Sebelum itu kita harus mengetahui bagaimana gangguan mental itu. Gangguan mental bisa mengakibatkan kecemasan yang berlebihan hingga timbul depresi sehingga cenderung untuk menyakiti diri sendiri bahkan banyak yang bunuh diri. Mengerikan bukan? Tentu iya karena yang rawan mengalami gangguan mental saat ini adalah kalangan remaja yang masih duduk dibangku sekolah ataupun sudah bekerja dan usia produktif. Kita banyak melihat ada beberapa faktor yang mengakibatkan mental seseorang terganggu terutama yaitu bullying, faktor keluarga dan tekanan lainnya.
Ada banyak desas-desus kasus disekolah siswa/i yang dibully itu kurang diperhatikan oleh guru maupun orang kepentingan yang berada di lingkungan sekolah tersebut bahkan ketika terjadi bullyan ada yang hanya melihat dari satu sisi saja tetapi tidak melihat dari mental seseorang tersebut sehingga siswa/i yang mengalami bully merasa menyendiri. Maka dari itu kebijakan mengenai mental dilingkungan sekolah maupun lembaga lainnya itu perlu diterapkan dan diberlakukan.
Apalagi saat ini adanya kasus Covid-19 yang juga berpengaruh terhadap kesehatan mental/jiwa, dimana ekonomi masyarakat yang menurun, tidak bisa beraktivitas seperti biasa dan faktor lainnya. Banyak faktor luar yang bisa mengakibatkan terjadinya gangguan mental. Sebenarnya gangguan mental/jiwa ini merupakan masalah besar yang harus perlu ada kebijakan. Namun, isu tersebut masih minim diperhatikan oleh pemerintah dan pemangku kebijakan lainnya.
Selanjutnya, melirik data yang dikeluarkan oleh WHO pada 2018 menunjukkan setiap 40 detik seseorang meninggal karena bunuh diri. Bunuh diri merupakan penyebab kematian kedua terbanyak di dunia terutama dikalangan usia 15-29 tahun. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 ada lebih dari 19 juta penduduk yang usianya rentan usia 15 tahun keatas itu mengalami gannguan mental emosional. Dan Badan Penelitian Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) 2016 menunjukkan terdapat kasus bunuh diri itu pertahun bisa mencapai 1.800 orang atau 5 orang dalam sehari.
Melihat data tersebut efek samping dari gangguan mental itu sangat mengerikan. Oleh sebab itu mengapa begitu pentingnya kesehatan mental perlu mendapat perhatian. Hal itulah yang seharusnya menjadi acuan untuk perlu meningkatkan perhatian dan terapan kebijakan kesehatan terhadap gangguan mental. Selain itu, kebijakan kesehatan mental juga harus setara dengan kebijakan kesehatan penyakit lainnya guna mencapai masyarakat yang sejahtera sehat bukan hanya fisik saja tetapi mental, psikologis, sosial dan lainnya.
Mengapa gangguan mental bisa berujung kematian dini?
Tentu hal itu benar, karena orang dengan gangguan mental melakukan hal diluar ranah yang bisa membuat dia tenang sehingga mengakibatkan berbagai masalah seperti kekurangan gizi, kurang aktivitas fisik, kurang mendapat pengobatan dari medis, mencoba melukai diri, dan yang paling fatal adalah bunuh diri.
Dikabarkan, orang yang menderita gangguan mental akan berisiko dua kali lebih banyak mengalami kematian dini. Gangguan mental yang paling mengerikan itu adalah skizofrenia (gangguan kepribadian) dan psikosis lainnya.
Perhatian kebijakan kesehatan gangguan mental masih minim?
Menurut saya, kebijakan kesehatan mengenai mental health itu masih kurang menjadi perhatian di Indonesia meskipun masalah kesakitan dan kematian akibat gangguan mental meningkat. Bahkan di sebagian besar negara berkembang masalah kesehatan mental itu belum di prioritaskan. Ada beberapa masalah yang memang perlu diangkat, perlu ada kebijakan dan perhatian. Salah satu yang menjadi masalah adalah minimnya dokter dalam ahli kejiwaan. Dimana pada kabupaten/provinsi masih kekurangan dokter spesialis dalam bidang kejiwaan. Masalah lain yaitu masalah mental dan kejiwaan itu belum diatangani dengan baik mungkin karena kurangnya kebijakan terhadap fasilitas kesehatan mental ditambah kurangnya pemahaman akan kesehatan mental.