Mohon tunggu...
Laila Qurotul Ayuni
Laila Qurotul Ayuni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

happiness with my shadow, jangan lupa membaca!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengidentifikasi Motivasi dan Proses Belajar Pada Remaja

5 Desember 2023   17:11 Diperbarui: 5 Desember 2023   17:23 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hallo sobat kompas, kali ini kita akan mengidentifikasi proses belajar pada anak remaja. Ketika anak-anak masih berada di bangku sekolah dasar mereka akan cenderung mempunyai minat belajar yang tinggi. Kemudian ketika mereka sudah mulai memasuki usia remaja, memasuki masa peralihan dari tingkatan Sekolah Dasar menuju ke Sekolah Menengah Pertama dari Sekolah Menengah Pertama menuju ke Sekolah Menengah Atas dan akan berkelanjutan, mereka akan mulai terpengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Dilihat dari faktor internal yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yakni seperti intelegensi, kesehatan, jasmani-rohani, meningkatnya tingkat emosional mereka dan akan mulai muncul rasa malas.

Adapun faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa seperti faktor lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Steinberg menyatakan bahwa masa remaja yang menduduki usia 15-18 tahun akan mengalami banyak perubahan secara kognitif, emosional dan sosial, mereka akan berpikir lebih kompleks, emosionalnya akan lebih sensitif dan menjadi lebih sering menghabiskan waktunya bersama dengan teman-temannya (Maulida & Adymas Pranajaya, 2018).

Anak remaja akan merasa lebih nyaman ketika mereka bersama dengan temannya, tak jarang mereka saling bertukar cerita, curhat dan main bareng. Karena memang usia remaja merupakan masa yang asik bersama dengan teman-temannya. Bahkan keterbukaan anak remaja dengan ibu atau ayahnya pun sangat sedikit, karena mereka lebih nyaman ketika mereka bercerita dengan temannya. Selain itu, jam belajar anak remaja akan semakin longgar lepas dari pantauan kedua orang tuanya.

Dalam pengentasan minat belajar pada anak usia remaja tentunya sangat memerlukan dorongan dan motivasi dari orang-orang disekitarnya terutama oleh kedua orang taunya sendiri. Motivasi yang diberikan selain untuk membangkitkan semnagat belajarnya namun juga membantu anak-anak untuk menemukan bakat dan minat mereka sehingga akan membantu menunjang prestasi.

Pagi tadi, saya mendapati informasi dari dosen saya terjadi beberapa anak di Sekolah Menengah Pertama mereka tidak mengingat jadwal pelajarannya. Mereka datang ke sekolah hanya dengan tas dan beberapa buku tulis saja, bahkan ketika diajak untuk mengobrol mereka tidak nyambung. Setelah dilakukan penelusuran ternyata mereka sedang demam dengan sebuah tradisi di daerah rumahnya yaitu "bantengan". mereka lebih tertarik untuk mwnonton bantengan hingga larut malam ketimbang belajar.

Pentingnya dorongan, pengawasan dan motivasi dari kedua orang tua ini sangat di butuhkan anak-anak usia remaja untuk membangkitkan semangat belajarnya. Bukan hanya guru yang harus bertanggung jawab dalam mengawasi perkembangan dan proses belajar seorang anak, namun ketika di rumah juga harus tetap dalam pantauan dan arahan dari kedua orang taunya.

Kemandirian belajar pada anak usia remaja tidak bisa digantungkan pada apapun. Kemandirian belajar hanya bisa diatur diri sendiri, kemampuan, dan kesadaran sendiri. Oleh karenanya orang tua harus tetap memberikan motivasi untuk anak-anaknya agar terus berusaha displin dan memiliki rasa tanggung jawab atas diri mereka sendiri (Fitriani & Yusri, 2022).

Remaja kebanyakan dari mereka masih dalam proses pencarian jati diri, mereka belum memiliki konsistensi terhadap dirinya dan sekitarnya. Antara orang tua dan anak harus mampu membangun chemistry yang bagus, agar mereka juga merasa aman dan nyaman untuk selalu terbuka dengan orang tuanya terutama dalam hal belajar.

Ketika mereka mendapatkan motivasi, dorongan dan mendapat fasilitas belajar yang bagus dari orang tuanya tanpa adanya tuntutan yang menjadikan si anak tertekan dengan posisinya akan membantu mereka semangat untuk melakukan setiap proses belajar.

Berbeda dengan ketika mereka mendapat fasilitas belajar yang mendukung namun penuh dengan tekanan dan paksaan. Dengan hal tersebut juga akan mmepengaruhi proses mereka dalam belajar. Usia mereka ini usia yang rentan masih belum stabil dengan emosinya, jadi dalam proses belajarnya jangan selalu menuntut dan memberikan target-target yang anak itu tidak mampu.

Pantau, amati dan cermati apasih kemampuan dan minat anak remaja kita dirumah. Ketika mereka melakukan proses belajar dengan dasar mereka suka dan nyaman akan sangat mempengaruhi perkembangan kognitifnya. Selain itu, lingkungan pertemanannya juga akan mempengaruhi bagaimana proses anak belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun