Mohon tunggu...
Laila Nuril Jannah
Laila Nuril Jannah Mohon Tunggu... -

Communication 4th Of Tribhuwana TunggaDewi University # Malang, East Java # Cerewet, Bawel, Nyebelin :D

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kepo, Komunikasi Interpersonal, Kah ?

21 Januari 2015   05:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:42 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Nama:Laila Nuril Jannah

NIM:2013230029

MK:Dasar-Dasar Logika (Tugas Pengganti Ujian Akhir Semester 3)

Kepo, Komunikasi Intrapersonal, kah?

Selama beberapa tahun belakangan ini, banyak kejadian yang terjadi pada masyarakat Indonesia. Ada perubahan kurikulum pendidikan, bentrok mahasiswa, pemilu DPR dan DPRD, pemilu presiden, bencana alam, kecelakaan baik didarat, laut, maupun udara, dan masih banyak lagi. Kejadian kejadian seperti itu, sekarang lebih cepat menyebar luas ke publik. Media membawa banyak berita dan informasi penting bagi publik. Media sekarang memang lebih mudah didapatkan. Begitu sederhananya, bahkan hanya dengan menulis alamat portal berita, maka akan disuguhkan disitu banyak berita dan informasi ter-update dihari itu juga. Itupun hanya membutuhkan sebuah smartphone yang sekarang sedang populer, banyak dijual dimana-mana dan harganya yang terjangkau. Sesederhana itu juga, sampai-sampai kita tak perlu lagi menunggu siaran berita di televisi atau radio seperti jaman dahulu. Terlepas dari itu semua, komunikasi memang sangat berperan dalam hal ini. Bagaimana bisa seorang jurnalis mendapatkan info secepat itu tanpa melakukan komunikasi dengan pihak terkait untuk diwawancarai dan dimintai keterangan ? Kegiatan seperti wawancara dan meminta keterangan itulah yang dimaksud dengan komunikasi, dan lebih spesifiknya adalah komunikasi intrapersonal. Mungkin sebagian besar publik tidak mengerti tentang komunikasi intrapersonal dan bagaimana pengaruhnya. Bahkan sampai ada pernyataan seperti ini “People Can’t Not Communicate” yang artinya setiap orang itu tidak bisa tanpa komunikasi(1). Intinya, manusia sebagai makhluk sosial itu tidak bisa hanya berdiam diri didalam rumah tanpa melakukan sebuah kegiatan, manusia juga butuh untuk mengenal manusia yang lain. Dan salah satu cara untuk mengenal orang lain adalah dengan melakukan komunikasi antara manusia satu dengan yang lain, itulah yang disebut dengan komunikasi interpersonal(2). Kecuali mereka yang mempunyai pendidikan tinggi dan mereka yang memang ahli dalam bidang komunikasi, benar begitu ? Terlepas dari itu, sebenarnya apa sih komunikasi intrapersonal itu ? Kalo menurutbapak Wikipedia Indonesia, Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih, yang biasanya tidak diatur secara formal. Dalam komunikasi interpersonal, setiap partisipan menggunakan semua elemen dari proses komunikasi. Misalnya, masing-masing pihak akan membicarakan latar belakang dan pengalaman masing-masing dalam percakapan tersebut. Beda lagi dengan bapak Devito dalam bukunya “ The Interpersonal Communication Book” mendefinisikan komunikasi antar pribadi sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika(3). Ada juga beberapa teori komunikasi interpersonal yaitu; (a)Teori Relationship, (b)Teori Pengertian Dan Pengungkapan Diri, yang dibagi menjadi tiga yaitu : Teori Jendela Johari (Johari Window theory), Teori kongruens dari Roger (Rogers theory of Congruence), dan Teori pengungkapan diri Jourard (Jourard’s theory of self disclosure), (c)Teori atraksiantarpribadi, dan (d)Teori konflik sosial(4).

(1)Proposisi, (2)Generalisasi,(3)Penjelasan,(4)Teori

Diantara beberapa teori yang ada, teori Jendela Johari (Johari Window theory) adalah yang paling terkenal selama ini. Karena dalam teori ini menjelaskan tentang keadaan setiap pribadi dalam mengungkapkan dan mengerti dirinya sendiri maupun mengerti orang lain. Kemudahan dalam mengetahui sifat dan karakter diri sendiri maupun orang lain akan lebih mudah dimengerti jika menggunakan teori ini.

Terlepas dari komunikasi intrapersonal, muncullah sebuah pertanyaan, apakah Kepo itu termasuk komunikasi intrapersonal? Sebelum menjawab pertanyaan ini, sebaiknya kita cari terlebih dahulu apa sebenarnya kepo itu. Kepo adalah akronim dari Knowing Every Particular Object yang artinya sebutan untuk orang yang serba ingin tahu dari detail sesuatu baik yang kalau ada yang terlintas dibenaknya dia tanya terus. Hal-hal sepele ditanyakan, serba ingin tau, ingin tau urusan orang lain dan sebagainya. Kepo sering terjadi saat individu mengalami suatu ketidakpastian terhadap seseorang. Untuk mengurangi dan membayar ketidakpastian tersebut, maka mereka akan melakukan seeking information atau kepo. Seeking information ini berguna untuk mengurangi ketidakpastian dalam hal komunikasi atau interaksi suatu hubungan(3).

Untuk mengurangi dan membayar ketidakpastian tersebut, maka mereka akan melakukan seeking information atau kepo. Seeking information ini berguna untuk mengurangi ketidakpastian dalam hal komunikasi atau interaksi suatu hubungan. Ada lagi sebuah teori yang membahas tentang mengurangi ketidakpastian, yaitu Teori Pengurangan Ketidakpastian. Teori ini membahas tentang sebuah proses komunikasi pada dua individu yang sebelumnya saling tidak kenal, menjadi kenal sehingga dapat mengurangi ketidakpastian dalam komunikasi, dan kemudian memutuskan untuk melanjutkan komunikasi atau tidak. Teori ini berhubungan dengan cara-cara mengumpulkan informasi tentang orang lain, memantau lingkungan sosialnya, dan menjadi lebih banyak tahu tentang diri mereka sendiri dan orang lain. Dari penjelasan tersebut, ada beberapa asumsi yang muncul, yaitu; (a)orang mengalami ketidakpastian dalam latar belakang interpersonal, (b)ketidakpastian adalah keadaan yang tidak mengenakkan, menimbulkan stress secara kognitif, (c)ketika orang asing bertemu, perhatian utama mereka adalah untuk mengurangi ketidakpastian mereka atau meningkatkan predikbilitas, (d)komunikasi interpersonal adalah sebuah proses perkembangan yang terjadi melalui tahapan-tahapan, (e)komunikasi intrapersonal adalah alat yang utama untuk mengurangi ketidakpastian, (f)kuantitas dan sifat informasi yang dibagi oleh orang akan berubah seiring berjalannya waktu, (g)sangat mungkin untuk menduga perilaku orang dengan menggunakan cara seperti hukum(4). Mayoritas publik saat ini mengasumsikan bahwa kepo itu adalah hal yang negatif, yang sok pengen tau urusan orang lain lah, pengen tau kegiatan orang lain lah, dan lain lain yang berhubungan dengan keingintahuan dengan urusan orang lain. Sebenarnya kepo itu tidak murni sebuah hal yang negatif, terkadang kepo juga bisa membuat si pelaku kepo menjadi kehilangan kendali atas dirinya sendiri. Jika sifat kepo-nya dia negatif, maka dia akan susah mengendalikan dirinya dan selalu berfikiran negatif, begitu pula sebaliknya. Maka dari itu, antisipasi terhadap sifat kepo ini sebaiknya lebih ditingkatkan lagi supaya tidak merugikan diri sendiri dan orang lain(5).

(3)Penjelasan, (4)Teori,(5)Penalaran Induktif

Kembali lagi ke bahasan utama, yaitu komunikasi interpersonal dengan kepo. Sebenarnya banyak kesamaan antara komunikasi interpersonal dengan kepo. Yaitu mempunyai tujuan untuk mengetahui, mengenal, dan mengerti tentang orang lain baik yang sudah dikenal maupun belum dikenal sebelumnya. Oleh karena itu, jika seseorang tidak mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi terhadap orang lain, maka sangat kecil kemungkinannya suatu komunikasi interpersonal dan kepo akan terjadi. Beberapa tahun belakangan ini, istilah kepo memang lebih populer dikalangan publik dibanding dengan istilah komunikasi interpersonal. Bagaimana tidak? Istilah kepo lebih sering didengar oleh publik melalui tayangan televisi, entah itu sinetron, ftv, talkshow, infotaiment, dan sebagainya. Selain itu istilah kepo juga lebih populer di kalangan remaja saat ini. Selain melalui tayangan televisi, istilah ini juga cepat menyebar melalui sosial media yang ada saat ini. Entah itu BBM, Whatsapp, Facebook, Twitter, dan lain sebagainya(6). Apalagi di jaman sekarang tidak ada orang yang tidak mempunyai sosial media untuk berhubungan dengan orang lain yang sedang jauh atau yang sedang dekat. Banyak status yang dimuat di sosial media yang menggunakan istilah kepo. Itulah sebabnya istilah kepo lebih friendly di telinga publik dibandingkan dengan istilah komunikasi interpersonal. Memang seiring dengan berjalannya waktu, istilah istilah yang ilmiah sekarang agak redup dan dikalahkan oleh istilah istilah yang lebih gaul dan lebih populer saat ini. Jika kepo dikatakan hampir sama dengan komunikasi interpersonal, apakah efektifitasnya juga hampir sama? Komunikasi interpersonal bisa menjadi komunikasi yang efektif apabila menmbuahkan hasil. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa saat ini komunikasi interpersonal bisa dilakukan dengan tanpa harus bertatap muka. Orang-orang bisa berinteraksi melalui sosial media yang efektifitasnya lebih kurang dibandingkan dengan berinteraksi tatap muka secara langsung. Komunikasi tatap muka yang dilakukan berkali-kali dan bergantian akan meningkatkan mutu komunikasi antar pribadi, dengan mampu menjalin suatu kontak dikarenakan ada rangkaian pertukaran pesan antara dua orang secara langsung. Komunikasi tatap muka mempunyai keistimewaan dimana efek dan umpan balik, aksi dan reaksi langsung terlihat karena jarak fisik partisipan yang dekat. Aksi maupun reaksi verbal dan nonverbal, semuanya terlihat jelas secara langsung. Oleh karena itu, tatap muka yang dilakukan terus menerus kemudian dapat mengembangkan komunikasi antar pribadi yang memuaskan kedua pihak dan menjadi komunikasi yang efektif(7). Jadi, efektifitas komunikasi interpersonal itu lebih efektif daripada kepo, walaupun tujuan keduanya hampir sama, tetapi efektifitas kepo itu sangat kurang. Mengapa demikian? Karena kepo itu sangat sedikit jika dilakukan secara bertatap muka langsung, kecuali orang-orang yang memang benar-benar dekat hubungannya seperti orangtua-anak, sahabat, dosen-mahasiswa, dan sebagainya(6).Mayoritas kepo itu dilakukan dalam bentuk melihat, membuka, dan mengetahui semua kegiatan orang lain melalui sosial media. Selain itu, bisa dengan cara melihat sms pribadi, foto-foto pribadi, dan lain sebagainya. Karena tak semua yang diugkapkan melalui tulisan di sosial media dan tulisan yang ada di sms itu semuanya benar, adakalanya semua tulisan itu dibuat semata-mata hanya ingin menghibur diri atau hanya sekedar untuk corat coret semata. Setelah menjabarkan beberapa penjelasan tentang komunikasi interpersonal dan kepo diatas, tiba tiba ada pemikiran lain. Yaitu walaupun komunikasi interpersonal bisa dikatakan hampir sama dengan kepo, tapi mayoritas masyarakat berasumsi bahwa kepo itu lebih menjurus kepada sifat seseorang yang berlebihan, sedangkan komunikasi interpersonal lebih mengedepankan prinsip komunikasi yang ada.

(6)Klasifikasi,(7)Hubungan Kausalitas

Jadi, komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara 2 orang atau lebih, biasanya terjadi apabila ada sesuatu yang hal yang ingin diketahui dari orang lain, atau hanya sekedar untuk menjaga keharmonisan suatu hubungan. Dan kepo adalah sebutan untuk orang yang serba ingin tahu dari detail sesuatu baik yang kalau ada yang terlintas dibenaknya dia tanya terus. Hal-hal sepele ditanyakan, serba ingin tau, ingin tau urusan orang lain dan sebagainya. Kesimpulannya adalah bahwa kepo itu masih berhubungan dekat dan bahkan memiliki tujuan yang sama. Hanya saja media dan efektifitasnya saya yang berbeda. Media komunikasi interpersonal lebih spesifik kepada cara bertatap muka langsung dan efektifitasnya lebih efektif jika dilakukan komunikasi secara berulang-ulang dan secara langsung. Sedangkan kepo mayoritas menggunakan sosial media ketimbang bertatap muka secara langsung, walaupun ada sebagian yang kepo itu bertatap muka, mungkin itu juga pasti ada hubungan yang lebih khusus. Efektifitas kepo juga masih abstrak dan kabur, karena adakalanya sebuah tulisan itu hanya sebuah sarana untuk menghibur diri, corat-coret, dan hanya untuk aktualisasi diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun