Mohon tunggu...
Laila NurulAndini
Laila NurulAndini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya Mahasiswi UIN Jakarta memiliki hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tugas Deskripsi Impresionistis

17 Maret 2023   15:44 Diperbarui: 17 Maret 2023   15:45 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kala itu nama PRJ masih disebut dengan DF (Djakarta Fair) menggunakan ejaan lama, Namun lambat laun ejaan ini berubah menjadi Jakarta Fair dan kini populer dengan sebutan Pekan Raya Jakarta. Pekan Raya Jakarta memang terinspirasi dari pasar malam yang terkenal sebagai perkumpulan muda-mudi yaitu Pasar Malam Gambir. Pasar ini dimulai saat pemerintah Batavia menggelar party untuk penobatan Ratu Wilhelmina di Belanda tahun 1898. Hingga akhirnya secara resmi, Pemerintah DKI mengeluarkan Peraturan Daerah No. 8 tahun 1968. Di mana dalam Perda tersebut menetapkan bahwa PRJ akan menjadi agenda tetap tahunan yang diselenggarakan menjelang Hari Ulang Tahun Jakarta serta dirayakan setiap tanggal 22 Juni dengan berbagai tema yang berbeda pada setiap tahunnya.

Acara ini yang pertama kali berlangsung pada 5 Juni 1968 sampai dengan 20 Juli 1968 di kawasan Monumen Nasional (Monas), lokasi tersebut dekat dengan Istana Negara di Jalan Medan Merdeka Utara serta Balai Kota di Jalan Medan Merdeka Selatan. Waktu itu Presiden Soeharto membuka Pekan Raya Jakarta (PRJ) dengan melepas burung merpati. Penyelenggaraan PRJ atau Jakarta Fair ini dinilai mengalami perkembangan pengunjung dan pesertanya bertambah dan bertambah dari tahun ke tahun. Awalnya hanya pasar malam, dan kini bermutasi menjadi ajang pameran Modern yang menampilkan berbagai produk. 

Areal yang dipakai juga bertambah mulanya hanya tujuh hektare di Kawasan Monas tetapi semenjak tahun 1992 dipindah ke Kawasan Kemayoran Jakarta Pusat yang menempati area seluas 44 hektare. Pekan Raya Jakarta menghadirkan ribuan merek lokal dan internasional, mulai dari pakaian, gadget, otomotif, aksesoris, makanan, minuman, hingga obat-obatan dengan harga miring. Tak ketinggalan acara hiburan seperti pesta kembang api dan penampilan dari musisi tanah air. 

Luas area Pekan Raya Jakarta sekitar 10 hektar, yang dibagi menjadi indoor dan outdoor. Meski terdapat pendingin udara, pengunjung disarankan untuk menggunakan baju yang longgar agar tak kepanasan, terutama  saat menonton acara musik. Jika lelah berjalan, ada shuttle bus gratis yang siap mengajak pengunjung berkeliling. Shuttle bus diperkirakan berangkat setiap 30 menit sekali. PRJ adalah acara yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Tak hanya bagi warga Jakarta, tetapi juga masyarakat yang datang dari luar daerah. PRJ cocok dijadikan destinasi tempat hiburan, kuliner, sekaligus belanja di Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun