Mohon tunggu...
Lailah Fauziah
Lailah Fauziah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa S2 Pendidikan Biologi, FMIPA, UNJ

Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta (UNJ)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kekerasan terhadap Guru, Tanda Hilangnya Kesadaran Etis dalam Ilmu

24 Desember 2019   16:40 Diperbarui: 24 Desember 2019   17:34 1973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Masih teringat kasus kekerasan terhadap guru Budi yang terjadi pada tahun 2018? Seorang guru kesenian di Sampang yang harus meregang nyawa setelah menerima pukulan siswanya yang tak mau dinasehati. Kejadian tersebut memang cukup lama terjadi, namun masih teringat di memori karena beritanya yang begitu viral. Setelah tamparan kasus tersebut, bukan berarti kasus kekerasan terhadap guru menghilang. Hingga kini di penghujung tahun 2019, kasus kekerasan terhadap guru kerap terjadi, walau pemberitaannya tak seheboh kasus guru Budi, bahkan tak terekspose. Kasus pengeroyokan guru SD di Gowa misalnya, seorang guru dikeroyok oleh wali murid lantaran tak terima anaknya didamaikan ketika berkelahi dan masih banyak lagi kasus kekerasan lainnya.

Kasus-kasus yang terjadi terhadap guru ini membuktikan kurangnya kesadaran etis dalam imu. Etika adalah nilai tentang baik dan buruk yang berkaitan dengan perilaku manusia (Sya'roni, 2014) juga membicarakan pertimbangan-pertimbangan susila tidak susila dalam hubungan antar manusia (Wilujeng, 2013). Etika adalah sebuah cabang filsafat yang disebut juga filsafat moral. Memang selama ini etika yang dibahas dalam kajian filsafat ilmu lebih sering membicarakan bagaimana perkembangan ilmu dan teknologi seharusnya tidak bertentangan dengan etika manusia atau membahas bagaimana sikap yang harus dimiliki seorang ilmuwan. Namun, etika juga dapat membentuk moral pembelajar dalam menuntut ilmu yang telah ada.

Motif dasar ilmu pengetahuan adalah memenuhi rasa ingin tahu dengan tujuan mencari kebenaran (Wilujeng, 2013). Ilmu sendiri lahir dari berbagai sumber pengetahuan yang telah diuji melalui metode ilmiah. Jelaslah bahwa ilmu pengetahuan itu sangat berharga karena hadir dari proses berpikir panjang yang melelahkan, begitupun ketika mempelajarinya dengan benar dan mengajarkannya kembali. Jika seseorang mengetahui pentingnya ilmu maka mereka akan menghargai ilmu dan timbul rasa ingin memilikinya. Seseorang anak yang menginginkan sesuatu yang dapat dipenuhi orang tuanya pasti akan berusaha bersikap baik, mengikuti peraturan, dan hormat kepada orang tuanya agar keinginannya dengan mudah dipenuhi. Begitupun dengan seseorang yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan cinta terhadap ilmu maka mereka akan berusaha menanamkan etika yang baik terhadap ilmu dan sumbernya. Salah satu etika dalam ilmu menurut wilujeng adalah sikap menghargai. Gurunya akan dihormati dan dihargai karena mereka tahu bahwa seorang guru adalah pembimbing dan salah satu sumber belajar dimana ketika guru tersakiti maka ilmu pengetahuan akan sulit didapati.  

Dalam islam etika tidak jauh berbeda dengan adab. Pada masa dimana lahir para imam besar seperti imam Malik adab dalam berilmu sangat diutamakan. Imam Malik pernah berkata bahwa apabila seseorang akan mempelajari sebuah ilmu maka pelajarilah terlebih dahulu adab (Sya'roni, 2014). Kenapa harus adab? Karena dengan mempelajari adab, maka seseorang akan mudah memahami ilmu. Sehingga tidak heran banyak ilmuwan yang lahir pada masa itu, dikarenakan adab yang mereka tanam wujud kecintaan mereka akan ilmu memudahkan ilmu meresap pada dirinya.

Berbanding terbalik dengan kondisi pendidikan saat ini yang terjadi di Indonesia. Sering kali siswa tidak mengetahui tujuan dari pendidikan dan pentingnya sebuah ilmu. Kerap kali mereka beranggapan bahwa tujuan bersekolah hanya sekedar untuk mendapat ijazah agar dapat bekerja. Hilangnya tujuan untuk mencari ilmu menyebabkan etika sering diabaikan. Seperti kasus guru Budi, dimana siswa merasa ilmu tidak penting.  Siswa tersebut datang ke sekolah namun mengabaikan proses pembelajaran, marah ketika ditegur gurunya, dan berujung pada kekerasan.

Namun apakah guru tak berperan dalam penyebab kekerasan itu sendiri?

Jika melihat pemberitaan akhir-akhir ini banyak pula kasus kekerasan yang dilakukan oknum guru terhadap siswanya. Menurut KPAI terdapat 10 kasus kekerasan yang melibatkan kepala sekolah dan guru terhadap siswa di antaranya adalah kasus pelecehan. Tentunya kasus-kasus ini membuat hilangnya rasa kepercayaan masyarakat, khususnya orang tua terhadap guru. Penghormatan terhadap profesi guru kini mulai memudar dinodai kasus-kasus tersebut sehingga membuat orang tua dan siswa terkadang berbuat arogan. Hingga berimbas kepada banyak guru yang akhirnya kehilangan wibawa dan sulit mendidik siswanya.

Profesi guru adalah profesi yang mulia, profesi yang memberikan nilai pada seseorang melalui ilmu dan pendidikan. Guru itu adalah seseorang yang semestinya digugu dan ditiru. Semua perkataan dan tingkah lakunya selalu diperhatikan dan dinilai. Adab guru juga sangat penting dalam mendidik.

Ibunda dari Imam Malik pernah berkata kepadanya ketika hendak pergi menuntut ilmu kepada seorang guru "Nak, jika kau tak temui adab pada diri Rabi'atur Ra'yi, maka kau tak perlu buang-buang waktu belajar ilmu kepadanya". 

Maka jelaslah apabila ingin melahirkan siswa yang beradab maka guru juga harus beradab. Guru harus menanamkan etika dalam ilmu mereka, dimana nilai-nilai etika tersebut tercermin dari kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu kompetensi profesional, pedagogik, sosial, dan kepribadian. Apabila guru memiliki etika tersebut maka tidak ada alasan bagi orang tua dan siswa untuk berbuat kekerasan terhadap guru.

Daftar Pustaka:
El bantanie, M.S. (2017, 27 November). Pentingnya Adab Sebelum Ilmu. Republika. 

Hanafi. (2017). Urgensi Pendidikan Adab dalam Islam. Saintifika Islamica: Jurnal Kajian Keislaman, 4. 59-78

Purba, D.O. (2019, 5 September). Viral Video Guru Dianiaya 2 Wanita di Dalam Kelas, Disaksikan Belasan Siswa. Kompas

Purnamasari, D.M. (2019, 30 Oktober). KPAI Minta Nadiem Makarim Perhatikan Tingginya Kekerasan di Sekolah. Kompas

Sya'roni, M. (2014). Etika Keilmuan. Teologi, 25(1), 245-270

Taufiqurrahmam. (2018, 3 Februari). Penganiayaan Guru oleh Siswa di Sampang, Begini Kronologinya. Kompas

Wilujeng, S.R. (2013). Filsafat, Etika dan Ilmu: Upaya Memahami Hakikat Ilmu dalam Konteks Keindonesiaan. Humanika, 17(1) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun