waktunya kini tiba
pil pahit ini akhirnya kutelan juga
hati berbalut lara
air mata mengucur percuma
sesak menyusup dada
merangkak meratap memeluk nestapa
keringat masih ada, berbaur aroma sperma
ruang lengang gulita menutup jiwa
segumpal dosa berhias cerca
bayang kelabu
asa membatu
meski tak mampu
perlahan kubuang itu
biarlah angin yang menyapu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!