Kesehatan mental siswa di Indonesia sering kali terabaikan, meskipun tantangan sosio-emosional semakin meningkat. Siswa saat ini dihadapkan pada berbagai tekanan, mulai dari beban akademis yang tinggi hingga pengaruh media sosial yang dapat memengaruhi kesejahteraan emosional mereka. Banyak siswa mengalami kecemasan akibat tuntutan akademik yang tinggi, baik dari sekolah maupun keluarga, yang menyebabkan mereka merasa tertekan dan kehilangan motivasi. Ketika tekanan ini tidak dikelola dengan baik, hal ini dapat berdampak negatif pada proses belajar dan kesejahteraan psikologis mereka.
Media sosial juga memainkan peran besar dalam menciptakan tantangan emosional bagi siswa. Platform digital seringkali menuntut siswa untuk tampil sempurna dan membandingkan diri mereka dengan orang lain, sehingga menimbulkan perasaan rendah diri dan kecemasan sosial. Di sisi lain, bullying online juga menjadi masalah serius yang dapat merusak rasa percaya diri siswa. Kondisi ini semakin parah bagi mereka yang kurang mendapatkan dukungan emosional di lingkungan keluarga maupun sekolah, sehingga siswa merasa tidak memiliki tempat yang aman untuk berbagi perasaan dan tekanan yang mereka alami.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, sekolah dan guru diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental siswa. Guru dapat berperan dengan membangun hubungan yang positif, memberikan bimbingan emosional, dan melibatkan konselor dalam membantu siswa mengelola stres. Selain itu, pendidikan literasi media juga penting untuk membantu siswa memahami dampak dari media sosial dan bagaimana mereka dapat menggunakannya dengan bijak. Dengan pendekatan yang holistik, tantangan sosio-emosional ini dapat dikelola sehingga siswa mampu berkembang secara akademis dan emosional di sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H