Hari ini, detik ini...sebenarnya tak ada kata kata yang bisa ku tuliskan. Bahkan tuk merangkainya...otakku terasa membeku. Kata kata terasa hanya berputar putar tanpa ku mengerti harus dari mana huruf ku tuliskan. Semuanya hanya tentang harapan harapan yang ku semogakan, doa doa yang terpanjat di tiap hari seiring dengan denyutan nadiku, detakan jantunku.
Semoga engkau baik baik disana, langkahmu adalah  bahagiaku. Senyummu adalah hidupku.
Mungkin terasa berlebihan bagi orang lain, namun bagiku engkau adalah nyawaku yang terus membuatku hidup dan berharap masih ada esok tuk diriku membuka mata. Sedihmu yang membuat ku terluka tanpa adanya luka, lebih menyayat dari pada goresan kaca.
Aku menunggumu di sudut waktu, ku terhenti disini... pada rasa ini.. yang membuatku tak mampu mengalihkan pandanganku darimu. Karena rasa itu terbawa oleh waktu, membawaku pada harapan harapan yang begitu dalam. Membuatku tak ingin kehilangan.
Tulisan ini, mungkin suatu saat akan terlupakan, namun rasaku akan selalu terpendam
Karena namamu....telah ku sematkan dalam doaku pada pemilik jiwa dan ragamu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H