Peluit yang hanya berjarak 2 inchi dari telingaku itu terus kutiup sepanjang pertandingan. Dengan gagah aku melenggang di barisan depan, bukan punggung teman yang kulihat tetapi panjang jalan dengan aneka hiasan bendera dan warna pita sebagai arah. Riuh penonton tak memecah konsentrasiku kala memimpin hormat di depan podium Pak Camat dan Ayahku juga duduk di sana bersama rekannya menatap bangga. Yang terpenting tentu saja, fotoku terlihat jelas tanpa harus memakai kacamata. Sebagai hadiah terakhir atas kerja keras kami, kami pulang ke sekolah membawa sebuah piala.
Episode itu selalu menghadirkan senyum di hatiku. Kurindukan semangat mudaku dulu, semangat untuk mengejar apa yang kuinginkan, semangat untuk membuktikan bahwa aku bisa melakukan yang terbaik. Satu hal yang juga tak kalah penting, ukuran tubuh bukan halangan untuk meraih sesuatu.
Pematang Siantar, 27 Maret 2011_el fahri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H