Mohon tunggu...
Lailatul Hidayah Ayu
Lailatul Hidayah Ayu Mohon Tunggu... -

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Working Mom" dan Ayah Mengurus Rumah, Pantaskah Jadi Pertentangan?

1 November 2017   23:19 Diperbarui: 2 November 2017   14:33 2338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemikiran kulot menganggap bahwa seorang wanita hanya berurusan dengan persoalan rumah tangga seperti urusan dapur, anak, dan lainnya. Bahkan di zaman kuno perempuan tidak diizinkan untuk sekolah tinggi, karena bagi mereka perempuan akan tetap kembali ke kodratnya yaitu menjadi ibu rumah tangga dan mengurusi dapur. Tapi dengan semakin majunya teknologi dan informasi yang ada membuat kedudukan seorang laki-laki dan perempuan menjadi sama. Sebagaimana seorang laki-laki, perempuan pun sekarang menjadi tidak ingin kalah dengan laki-laki dalam persoalan karier. 

Banyak perempuan yang lebih mengutamakan kariernya cemerlang daripada harus bersusah payah mengurusi persoalan rumah. Itulah yang membuat banyak pertentangan di kalangan ayah dan ibu. Dengan adanya banyak pendapat yang muncul akan masalah siapakah yang seharusnya bekerja menimbulkan beberapa efek kepada seorang anak. Menurut saya, anak dapat menjadi tertekan dan kurang kasih sayang dengan masalah ini. Bagi saya hanya ada 3 pilihan yang mungkin tidak akan dapat dipilih anak maupun dipilih seorang ayah atau ibu.

Pertama, ayah bekerja dan ibu berada di rumah. Mungkin jika kita berpikir rasional ini adalah pilihan yang tepat, tapi tidak semerta-merta dapat disimpulkan seperti itu. Memang tugas utama seorang ayah adalah bekerja, mencari nafkah untuk keluarga. Dan banyak kalangan masyarakat menganggap seorang ibu harus berada di rumah untuk menemani, menjaga dan mendidik anaknya. 

Tapi pemikiran ini juga dapat disebut pemikiran kuno, karena hanya berfokus pada ayah saja yang harus bekerja padahal ibu juga dapat membantu. Jadi dalam urusan anak, seorang ayah dan ibu seharusnya selalu ada untuk anak mereka. Tidak hanya salah satu saja dari ayah atau ibu yang berada di samping seorang anak, karena dapat berdampak tidak ratanya kasih sayang yang akan diterima seorang anak.

Kedua, ayah mengurus rumah dan ibu bekerja. Ini mungkin menjadi pilihan yang tidak disukai banyak orang. Pilihan ini sulit dijalankan bagi seorang ayah, karena ayah biasanya lebih suka untuk bekerja di luar rumah atau melakukan aktivitasnya di luar rumah. Tapi di zaman sekarang juga banyak perempuan yang tidak mau kariernya hilang atau bahkan kalah dari laki-laki. Jadi banyak ibu yang memilih bekerja untuk memajukan kariernya daripada mengurus anak. Inilah yang menyebabkan banyak pertentangan, khususnya seorang anak yang seharusnya mendapat kasih sayang seorang ibu jauh lebih banyak di masa-masa pertumbuhannya.

Ketiga, ayah dan ibu bekerja. Pilihan inilah yang bisa jadi sangat dibenci seorang anak. Menjadi seorang anak yang harus memilih di antara ayah atau ibu yang bekerja dan kedua orang tuanya bekerja membuat anak tertekan. Banyak orang tua yang suka mengandalkan kata mencari uang saat anaknya bertanya untuk apa ibu dan ayah bekerja. Padahal tidak semua anak menginginkan jawaban itu, anak biasanya hanya minta untuk ditemani saat belajar atau bermain dan diberikan kasih sayang lebih dibandingkan hanya sebuah uang/materi.

Jadi seharusnya, seorang ayah dan ibu saling bekerjasama dalam mengurus persoalan rumah tangga. Mereka dapat membagi tugas-tugas rumah yang ada sesuai dengan kemampuan dan posisi mereka masing-masing. Ayah dan ibu juga dapat bekerja sesuai dengan apa yang mereka kerjakan dan tidak akan mengganggu pekerjaan mereka, jika mereka kompak mengurus rumah dan anak. Dan anak tidak akan kehilangan kasih sayang satupun dari mereka, melainkan akan merasakan kenyamanan dan kehadiran orang tua di samping mereka selalu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun