Hijrah menurut bahasa adalah perpindahan dari suatu tempat menuju ke tempat yang lebih baik. Adapun hijrah yang dimaksud disini adalah meninggalkan kehidupan yang jauh dari agama menuju kehidupan baru yang menerapkan ajaran agama dengan serius dan benar.Â
Banyak dari saudara-saudara kita, atau bahkan diri kita sendiri, ketika hijrah meninggalkan riba, meninggalkan musik, meninggalkan maksiat, kemudian diberi kemudahan-kemudahan dalam segala hal, baik dari rezeki yang lancar, atau hidup yang makmur. Namun, itu hanya sebagian saja. Disamping itu, banyak pula kisah-kisah seseorang yang setelah hijrah justru banyak mendapat ujian. Seperti seretnya rezeki, gangguan dari keluarga nya atau hal lainnya.Â
Pada dasarnya, memang begitulah Allah ta'ala menguji keimanan seorang hamba-Nya. Allah ta'ala bersabda :
Yang artinya, "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?" (Qs. Al Ankabut : 2)
Kenikmatan ataupun kesengsaraan setelah berhijrah merupakan ujian yang Allah ta'ala beri untuk hamba-Nya yang berhijrah. Dengan kenikmatan, apakah membuat hamba tersebut menjadi futur atau lalai? Dan apakah dengan kesengsaraan atau penderitaan membuat hamba menjadi tidak mempercayai akan nikmat Allah setelah berhijrah?
Oleh karena itu, sudah semestinya bagi kita agar mempersiapkan diri akan ujian yang Allah beri kepada kita. Ujian yang Allah beri tidak akan melebihi batas kemampuan hamba-Nya. Karena Allah ta'ala Maha Mengetahui seberapa kemampuan hamba-Nya tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H