Apa Anda pikirkan tentang Museum Mini Sisa Hartaku? Peninggalan emas? Peninggalan perak? Peninggalan berlian? Museum Mini Sisa Hartaku merupakan peninggalan-peninggalan akibat letusan gunung Merapi.
Letusan terbesar gunung Merapi terjadi pada tahun 2010, mengakibatkan kerugian yang signifikan. Letusan ini membentuk peredaran lava, awan panas, dan abu vulkanik yang melanda desa-desa sekitarnya. Letusan ini juga menyebabkan hujan kerikil serta pasir yang mencapai Kota Yogyakarta bagian utara, sedangkan hujan abu vulkanik pekat turun sampai Purwokerto dan Cilacap.Â
Ribuan orang terpaksa mengungsi dan rumah serta lahan pertanian hancur akibat material letusan. Desa Kinahrejo, Sleman yang terletak hanya 4 kilometer dari Gunung Merapi, menjadi lokasi terparah yang terkena awan panas alias wedhus gembel. Bahkan penyisiran saat itu dibantu oleh anggota TNI dan Polisi Republik Indonesia. Selain itu, penelusuran juga Memakai alat-alat berat untuk menembus Desa Kinahrejo yang saat itu porak poranda akibat dari awan panas. Serta saat Merapi meletus, lebih dari 300 masyarakat tewas, termasuk dengan juru kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan.Â
Setelah erupsi berlalu kondisi Kinahrejo sekarang tentu sangat berbeda. Reruntuhan maupun puing-puing rumah yang hancur akibat awan panas banyak ditemui. Muntahan material Merapi pun bisa dijumpai setidaknya radius lima kilometer dari Merapi. Dan meskipun sudah 13 tahun berlalu, peninggalan-peninggalan letusan gunung Merapi pada tahun 2010 itu bisa kita lihat di Museum Mini Sisa Hartaku. Lokasi Museum Sisa Hartaku terletak di Dusun Kepung, Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Lokasi museum ini dekat dengan Gunung Merapi atau kurang lebih 20 km ke arah utara dari Kota Yogyakarta.
Museum ini berada di bekas tempat tinggal Sriyanto yang selamat dari erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010. Sriyanto memutuskan untuk membangun museum ini sebagai bentuk penghormatan kepada para korban dan sebagai cara untuk mengenang peristiwa tragis tersebut. Setelah erupsi, Sriyanto memutuskan untuk mengumpulkan sisa-sisa barang-barang yang selamat dari rumahnya dan memajangnya di museum mini yang beliau dirikan.
Di dalam museum mini ini, terdapat berbagai foto erupsi Gunung Merapi, serta banyak sisa harta benda yang terkena dampak dari wedus gembel atau awan panas, seperti peralatan dapur, kendi, dan alat penggorengan yang masih ada. Selain itu, museum ini juga menampilkan banyak sekali artefak lainnya, termasuk gamelan, kerangka sepeda motor yang sudah berkarat, televisi, komputer yang telah menjadi rongsokan, dan bahkan tulang belulang sapi. Melansir dari laman Jogjaprov, Museum ini dibuka untuk umum pada tahun 2011 dan sejak itu menjadi salah satu destinasi wisata populer di Yogyakarta.Â
Aktifitas yang bisa dilakukan oleh wisatawan adalah tour museum dengan berjalan-jalan dan mengamati koleksi antik yang dipajang di museum, belajar tentang sejarah dengan mengunjungi Museum Mini Sisa Hartaku dapat memberikan pemahaman dan menghargai sejarah, terakhir adalah berfoto ria dengan memotret koleksi dan mengambil foto dengan latar belakang unik.
Museum ini buka setiap hari, mulai pukul 08.00 - 16.00 WIB. Tidak dipungut biaya tiket masuk ke museum. Kita hanya diminta untuk memberikan sumbangan secara sukarela. Museum Mini Sisa Hartaku adalah tempat yang menarik dan wajib dikunjungi bagi siapa saja yang ingin mengetahui lebih banyak tentang sejarah dan budaya lokal. Museum ini juga memiliki banyak aktivitas dan hiburan yang menyenangkan bagi anak-anak maupun dewasa.
LAILA PUSPITA/PGSD UPI KAMPUS DI PURWAKARTAÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H