Menurut Burks dan streffle Konseling adalah suatu hubungan professional antara konselor terlatih dan konseli. Hubungan ini biasanya bersifat individual ke individual walaupun terkadang melibatkan lebih dari satu orang. Bantuan konseling yang telah diberikan dari teman sebayanya (teman yang biasanya seusia atau jenjang pendidikannya hampir sama) yang telah terlebih dahulu, diberikan pelatihan-pelatihan khusus untuk menjadi konselor sebaya. Sehingga peserta didik tersebut diharapkan dapat memberikan bantuan baik secara individual maupun kelompok kepada teman-temannya yang bermasalah ataupun mengalami berbagai hambatan dalam proses perkembangan kepribadiannya.Â
Dalam pandangan Rogers, konselor lebih banyak berperan sebagai partner klien dalam memecahkan masalahnya. Dalam hubungan konseling, konselor ini lebih banyak memberikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan segala permasalahan, perasaan, dan persepsinya, dan konselor merefleksikan segala yang diungkapkan oleh klien.
Dalam konteks sosial, peserta didik adalah individu terlibat dalam situasi sosial, dimana terdapat hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain yang dapat saling mempengaruhi. Remaja sebagai manusia yang sedang tumbuh dan berkembang terus melakukan interaksi sosial baik antara remaja maupun terhadap lingkungan lain. Papalia, Olds, dan Feldman (2008) menjelaskan bahwa kelompok teman sebaya adalah tempat untuk membentuk hubungan dekat yang berfungsi sebagai latihan bagi hubungan yang akan mereka bina dewasa. Kelompok teman sebaya memegang peranan penting dalam kehidupan remaja. Remaja sangat ingin diterima dan dipandang sebagai anggota kelompok teman sebaya, baik di sekolah maupun di luar sekolah, oleh karenanya mereka cenderung bertingkah laku seperti kelompok teman sebayanya. Remaja merasa sangat menderita mana kala suatu saat tidak diterima atau bahkan diasingkan oleh kelompok teman sebayanya. Penderitaannya akan lebih mendalam dari pada tidak diterima oleh keluarganya sendiri. Kesulitan yang dialami siswa dalam menjalin hubungan sosial dengan teman sebayanya dapat menimbulkan masalah dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya sehingga dapat mempengaruhi prestasinya disekolah. Melihat masa remaja yang sangat potensial dan dapat berkembang kearah positif maupun negatif maka intervensi edukatif dalam bentuk pendidikan, bimbingan maupun pendampingan sangat diperlukan untuk mengarah perkembangan potensi remaja tersebut agar berkembang ke arah positif dan produktif.
Layanan bimbingan dan konseling di sekolah bertujuan untuk membantu individu mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimiliknya (seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada serta sesuai dengan tuntutan positif linkungannya. Konseling teman sebaya ialah suatu program bimbingan yang dilakukan oleh siswa terhadap siswa yang lainnya dengan tujuan untuk membantu. Siswa yang berperan menjadi konselor, sebelumnya akan diberikan pelatihan mengenai bagaimana teknik melakukan konseling yang benar, sehingga dapat membantu teman sebaya yang bermasalah atau mengalami berbagai rintangan dalam proses perkembangannya. Program konseling teman sebaya merupakan suatu metode yang dibuat untuk remaja yang membutuhkan afeksi dari remaja lainnya dan membutuhkan kontak fisik yang penuh rasa hormat. Seorang remaja juga membutuhkan perhatian dan kenyamanan ketika sedang menghadapi suatu masalah, butuh seseorang yang bersedia untuk meluangkan waktu dan mendengarkan dengan penuh simpati, serius, dan memberi kesempatan untuk saling berbagi kesulitan dan perasaan seperti rasa marah, takut, cemas, dan keraguan. Semua hal tersebut dapat difasilitasi melalui program konseling teman sebaya.Â
Remaja yang berada pada masa peralihan akan menghadapi berbagai permasasalahan dalam proses perkembangannya, baik permasalahan dalam pertemanan, masalah dengan keluarga, lingkungan, permasalahan sekolah, serta permasalahan dengan lawan jenis. Bagi remaja teman sebaya merupakan tempat mencurahkan segala yang perasaannya, karena mereka menganggap bahwa teman sebaya pasti akan merasakan permasalahan yang sama dan tentu akan lebih mengerti dibanding orang dewasa. Kelekatan, keterbukaan dan perasaan senasib yang muncul diantara sesama remaja dapat menjadi peluang untuk melakukan upaya fasilitasi perkembangan remaja. Seperti adanya organisasi PIK-R di sekolah yang menyediakan layanan konseling teman sebaya, yang mana melalui organisasi ini dapat membantu remaja dalam menjalani masa perkembangannya. Organisasi ini dapat membantu sesama remaja agar dapat saling merangkul ketika mereka menghadapi permasalahan yang baru bagi mereka. Melalui organisasi ini remaja juga dapat saling menguatkan dalam menghadapi masalah serta mencari solusi dari permasalahan tersebut.
Dirujuk dari:Â
Nari Bela Wati(2020/2021). PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KONSELING SEBAYA TERHADAP HUBUNGAN SOSIAL PADA KELAS VIII DI SMP N 1 JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN. 13-14
Heru Nurochman and Muhammad Andi Setiawan, "Peran Konselor Dalam Penanggulangan Pergaulan Bebas Di Kalangan Remaja (Studi Kasus Di SMA Muhammadiyah 2 Palangkaraya)," Suluh: Jurnal Bimbingan Dan Konseling 4, no. 2 (2019): 14--20, https://doi.org/10.33084/suluh.v4i2.620.
henri gunawan Risal and fiptar alam Alam, "Upaya Meningkatkan Hubungan Sosial Antar Teman," Jubikops Jurnal Bimbingan Konseling Dan Psikologi 1, no. 1 (2021): 5, https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/empati/article/view/15127/14623.
 henri gunawan Risal and fiptar alam Alam, "Upaya Meningkatkan Hubungan Sosial Antar Teman," Jubikops Jurnal Bimbingan Konseling Dan Psikologi 1. 2
Athifa Meriza Salsabila et al., PELATIHAN KONSELING TEMAN SEBAYA (Peer counseling Training) PADA ANGGOTA PIK-R DI MTsS THAWALIB PADANG "PUSAKO: Jurnal Pengabdian Psikologi" 2, no. 1 (2022): -03.