Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaboratif #3 222, yang tergabung dalam program pengabdian Masyarakat dengan terdiri atas 16 mahasiswa gabungan dari tujuh Universitas di Kabupaten Jember antara lain Universitas Jember, Universitas dr. Soebandi, Universitas PGRI Argopuro Jember, Institut Agama Islam Al Qodiri, Universitas Muhammadiyah Jember, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Ahmad Shidiq Jember, dan Universitas Islam Jember, yang telah meluncurkan sebuah inovasi unik di Desa Sugerkidul, Kabupaten Jember. Mahasiswa KKN Kolaboratif #3 222 memperkenalkan makanan sehat puding daun kelor sebagai upaya untuk membantu mencegah stunting di kalangan anak-anak.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, serta stimulasi psikososial yang tidak memadai. Di Indonesia, angka stunting masih menjadi perhatian serius, khususnya di wilayah pedesaan seperti Desa Sugerkidul. Oleh karena itu, inovasi yang menggabungkan unsur local dan keberlanjutan ini sangat relevan dan diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi Kesehatan Masyarakat.
Daun kelor dikenal sebagai "Superfood" karena kandungan nutrisi yang tinggi, termasuk protein, vitamin C, kalsium, dan zat besi. Nutrisi ini sangat pentig untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak-anak, terutama dalam mencegah stunting. Daun kelor juga mengandung antioksidan yang membantu meningkatkan system kekebalan tubuh.
Dalam program ini, Mahasiswa KKN Kolaboratif #3 222 tidak hanya memperkenalkan puding daun kelor sebagai makanan tambahan, tetapi juga memberikan edukasi kepada ibu-ibu di Desa Sugerkidul terutama di Dusun Krajan Barat tentang pentingnya asupan gizi seimbang untuk anak-anak mereka. Edukasi ini mencakup cara memasak puding daun kelor agar tetap mempertahankan kandungan nutrisinya, serta informasi mengenai pentingnya pola makan yang sehat dan beragam.
Proses pembuatan puding daun kelor ini dilakukan dengan sederhana dan dapat diaplikasikan oleh Masyarakat Desa Sugerkidul, Dusun Krajan Barat. Daun kelor yang sudah bersih diolah menjadi bubuk atau jus, yang kemudian dicampur dengan bahan-bahan pudding seperti agar-agar, gula, dan santan. Proses ini menghasilkan pudding dengan rasa yang lezat dan tekstur yang lembut, sehingga disukai oleh anak-anak.
Para Mahasiswa juga memberikan pelatihan langsung kepada ibu-ibu di Desa Sugerkidul, Dusun Krajan Barat, bagaimana cara membuat pudding ini di rumah masing-masing. Dengan demikian, diharapkan ibu-ibu bisa terus memproduksi pudding daun kelor ini secara mandiri, sehingga asupan gizi anak-anak mereka dapat terpenuhi secara berkelanjutan.
Inovasi ini mendapatkan respon positif dari Masyarakat Desa Sugerkidul. Para orang tua merasa lebih sadar akan pentingnya gizi yang cukup untuk anak-anak mereka. Dengan harapanya melalui Upaya ini, angka stunting di Desa Sugerkidul dapat ditekan signifikan. Selain itu, kegiatan ini juga menunjukan bagaimana peran mahasiswa dalam membantu menyelesaikan masalah-masalah nyata di Masyarakat melalui pendekatan yang kreatif dan aplikatif.
Mahasiswa KKN Kolaboratif #3 222 berharap program ini bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengatasi masalah stunting dengan memanfaatkan sumber daya local yang ada. Inovasi seperti pudding daun kelor ini diharapkan dapat terus berkembang dan diadopsi oleh banyak komunitas di berbagai wilayah indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H