Mohon tunggu...
Laila Rahma Dewi
Laila Rahma Dewi Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Ilmu Komunikasi C,UIN SUKA,2014 I Hidup untuk Berkarya,Berkarya untuk Hidup

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengintip Karya Sang Maestro

30 September 2014   14:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:58 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14120364012032624731

Kemarin siang saya berkeliling Yogyakarta tanpa arah. Saya ingin mengunjungi suatu tempat,  saya tidak tahu harus kemana. Ketika saya sudah memutuskan untuk pulang, saya melihat di sisi kiri jalan terdapat sebuah bangunan yang menarik minat saya untuk berkunjung ke tempat itu. Dan terdorong rasa penasaran yang kuat, saya masuk ke area itu. Saat saya memposisikan untuk parkir, di situ saya baru sadar bahwa tempat yang saya kunjungi ini adalah tempat sang pelukis terkenal. Pelukis yang sudah tidak asing namanya,s ampai-sampai namanya di jadikan nama jalan di Yogyakarta ini.

Museum Affandi, itulah nama tempat yang sedang saya kunjungi. Dari awal saya masuk ke tempat ini, sudah sangat terasa nyaman. Sayapun berjalan menuju ruang informasi untuk membeli tiket. Hanya dengan biaya Rp20.000 kita sudah bisa menikmati karya Affandi sepuas hati. Tetapi, jika para pengunjung museum ini ingin mengabadikan foto yang ada akan di kenakan biaya tambahan. Untuk kamera handphone Rp10.000 dan untuk kamera digital Rp20.000. Setelah menyelesaikan administrasi ,saya langsung menuju ke galeri 1.

Galeri 1 didirikan pada tahun 1962 dengan luas bangunan 314,6 m2. Galeri ini diresmikan oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Prof.Ida Bagus Mantra pada tahun 1974 dan difungsikan sebagai ruang pameran sejumlah karya lukisan Affandi. Di dalamnya, terdapat lukisan pertama Affandi. Lukisan pertamanya berupa wajah Affandi yang dibelakangnya terdapat bayangan wajah orang tua Affandi. Affandi menggambarkan bayangan itu adalah wajah ayahnya,yang Affandi sendiri tidak pernah melihat wajah ayahnya karena sudah meninggal sejak ia masih kecil.

[caption id="attachment_362694" align="aligncenter" width="300" caption="Self Potrait"][/caption]

Yang awal mulanya lukisan Affandi begitu nyata dan dapat terlihat jelas apa yang di maksud dalam setiap lukisannya. Lama-kelamaan, gaya melukisnya berubah menjadi abstrak. Tetapi, didalam setiap lukisannya terdapat makna yang dalam untuk dipelajari. Salah satunya adalah lukisan yang berjudul "Fallen Plant In A Rice Field", awalnya saya tidak mengerti apa yang dimaksud dalam lukisan ini. Setelah membaca penjelasan disamping lukisan membuat saya tahu,bahwa Affandi melukiskan padi yang hijau tegak telah menguning rebah dan membentuk alunan yang indah dimata Affandi. Meskipun telah dijaga,jika kuasa alam tidak berkehendak maka tidak ada yang mampu melawannya. Didalam galeri 1 itu pula terdapat mobil kesayangannya, sebuah mobil Colt Gallant yang telah dimodifikasi sehingga menyerupai bentuk ikan. Ada juga sepeda dan sejumlah penghargaan lainnya dari pemerintah dalam maupun luar negeri.

Setelah puas saya mengelilingi galeri 1,sekarang sayapun menuju galeri 2. Dimana galeri 2 banyak terdapat sketsa-sketsa yang dibuat oleh Affandi. Galeri 2 ini didirikan diatas tanah seluas 351,5 m2 an diresmikan oleh menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Fuad Hassan pada tahun1988. Di dalamnya terdapat pula patung hasil pahatan Kartika ,anak pertama dari istri pertama Affandi, Maryati. Satu pahatan patung itu ada empat ekspresi yang diukir. Saya mengambil di salah satu sudutnya. Terlihat bahwa, ekspresi wajah yang sebelah sedih dan sisi yang lain terlihat wajah seorang nenek sedang berdoa.

Sebelum melanjutkan ke melihat galeri yang ke-3, saya penaaran dengan sebuah bangunan dari bambu yang terlihat unik. Bambu-bambu itu disusun seperti gerobak. Ketika saya bertanya dengan pemandu di sana, beliau menjelaskan bahwa tempat itu dulunya adalah kamar istri pertama Affandi. Bangunan itu dibuat atas permintaan Maryati yang sudah tidak kuat jika harus naik kekamarnya yang berada dilantai atas. Bentuk gerobak itu menjadi ide bagi Affandi, ketika semula Maryati menginginkan “caravan” (yang banyak digunakan masyarakat Amerika sebagai sarana empat tinggal yang mudah berpindah tempat).. Setelah Maryati wafat, kamar itu dialih fungsikan menjadi mushalla. Awalnya tangga naik ada disebelah barat, tetapi setelah dialih fungsikan tangganya di buat menjadi disebelah timur.

Sekarang,saya menuju ke galeri 3, dimana lukisan didalamnya merupakan hasil karya Maryati dan anak-anak Affandi. Galeri 3 didirikan tahun 1997 dan diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X pada tahun 2000. Bangunan ini didirikan atas ide dasar yang sama dengan bangunan-bangunan lainnya. Galeri 3 mampunyai tiga lantai, lantai pertama untuk ruang pameran, lantai dua untuk ruang perawatan dan perbaikan lukisan, dan terakhir adalah ruang bawah tanah sebagai ruang penyimpanan lukisan.

Semua galeri sudah saya kunjungi, tetapi masih ada tempat lagi yang belum saya kunjungi. Tempat itu adalah Studio Gajah Wong 1 dan 2. Studio Gajah Wong 1 merupakan tempat anak-anak melukis,yang bisa disebut dengan sanggar lukis. Disana terdapat banyak hasil karya anak-anak yang mengikuti kursus. Tetapi, saya lebih tertarik untuk melihat Studio Gajah Wong 2. Disana banyak sekali lukisan yang indah. Saat pemandu menjelaskan,tenyata lukisan yang ada disana merupakan hasil karya dari cucu Affandi ,Didit yang merupakan anak dari Kartika Affandi dan Satohoedojo. Sudah banyak lukisan yang dia hasilkan dan dipamerkan disana. Awalnya saya kira itu merupakan hasil karya beberapa cucu Affandi, ternyata disana hanya dipamerkan hasil karya salah seorang cucu Affandi itu saja. Setelah saya puas mengelilingi tempat-tempat yang ada dikompleks museum Affandi, saya memutuskan untuk beristirahat diruang tamu rumah Affandi dulu. Suasana diruang tamu itu sangat nyaman, seperti berada di daerah pedesaan.

Ketika saya memperhatikan sekeliling, saya baru sadar bahwa museum ini sepi. Tidak banyak pengunjung yang datang kesini. Padahal, hari ini merupakan hari libur yang notabene banyak orang yang ingin berpergian. Mengapa banyak orang zaman jarang sekali mengunjungi tepat-tempat yang bersejarah dan bermanfaat. Padahal,dengan cara itu kita dapat mengetahui bagaimana kisah hidup maupun kehidupan di masa lampau. Saya berharap,tempat ini dapat ramai dikunjungi orang. karena,tempat ini dapat menginspirasi bagi siapapun yang ingin tau kehidupan seorang Affandi. Setelah saya puas mengelilingi museum Affandi, saya memutuskan untuk pulang. Dan saya berharap, suatu saat dapat berkunjung lagi ke tempat ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun