Seharusnya dengan pengalaman tugas dadakan baiknya mahasiswa bisa mengambil sebuah pelajaran. Bahwa selagi dateline masih jauh, tak apa apa kerjakan dengan pelan-pelan dan tau-tau sudah sampai tujuan. Yah, tapi mahasiswa juga manusia yang beragam. Mungkin selagi masih ada waktu, santuy sebentar aja dulu. Santuy terus sampai lupa tugas dan lagi-lagi dikoyak tugas.
Pun dengan dosen demikian tidak bisa serta merta melakukan pemberian tugas tambahan yang dilaksanakan secara dadakan. Tahu bulat yang digoreng dadakan biar anget saat disantap pun, perlu beberapa langkah dulu seperti persiapan minyak dan alat penggorengan, bumbu pedas asin yang menggiurkan, sampai plastik bening untuk mewadahi makanan. Nah kan, tidak ada yang bisa menyelesaikan yang instan. Semuanya butuh proses atau waktu tunggu, bukan sekali kejapan mata rampung begitu saja.
Tugas tambahan boleh saja diberikan, namun tak seharusnya diberikan dadakan. Jika mahasiswa mengerjakan terburu-buru yang penting segera selesai dan dosen pun ingin pekerjaanya beres segera berlalu, terus apa gunanya tugas kalau hanya pengerjaannya seadanya dengan harapan nilai setinggi-tingginya?
So, dear bapak-ibu dosen yang beriman, baiknya jika memberikan tugas tambahan berikanlah juga kelonggrana berdasarkan tingkat kesulitan tugasnya. Jangan berlaku kejam, karena kami mahasiswa juga manusia yang ingin dimengerti. Mengerjakan tugas dengan santuy dengan hasil mantap betul merupakan keinginan kami, namun mengerjakan tugas dengan penuh kerja keras lalu diberikan apresiasi adalah tujuan kami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H