Mohon tunggu...
Muhammad Haris
Muhammad Haris Mohon Tunggu... Freelancer - Sebuah Usaha Mengabadikan Pikiran

Menulis untuk mengenali diri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memetik Pelajaran Berharga dari Novel "Lelaki Harimau" Karya Eka Kurniawan

28 Agustus 2020   22:50 Diperbarui: 8 Juni 2021   09:39 1309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nuraeni sendiri menjadi seperti orang yang kehilangan kewarasan, berbicara dengan panci-panci dan kompor yang ada di dapur. Sungguh nasib yang tidak pernah dibayangkannya. Walau begitu, Nuraeni memiliki paras yang cukup cantik, walau semakin memudar karena tingkah Komar yang bengis.    

Selain berburu babi bersama Mayor Sadrah, Margio biasa membantu tetangganya yang kelak akan di bunuhnya yaitu Anwar Sadat. Anwar Sadat memiliki seorang istri dan tiga orang anak perempuan. Anwar Sadat pada dasarnya menyayangi Margio karena penurut dan rajin. Ketika butuh bantuan untuk pekerjaan rumah atau sekadar meminta tolong, maka dia mencari Margio.

Pada satu waktu, Anwar Sadat bertanya kepada Margio, apakah dia bisa memanggil ibunya untuk bantu memasak. Setelah itu Margio menyampaikan kepada Nuraeni dan tentu Nureani menyambut pertanyaan itu dengan senang. Bekerja di tempat Anwar Sadat bisa membantunya mengurangi stres karena Komar, melepaskan dirinya dari rumah yang selalu dibencinya.

Hari-hari Nuraeni pun menjadi lebih menyenangkan walau ada banyak pekerjaan dan kebiasaan anak dari Anwar Sadat yang menyuruhnya hal-hal remeh dan tak masuk akal, seperti memijat atau merebus mie.

Nuraeni sering mengisi hari-harinya dengan bekerja di rumah Anwar Sadat, Margio tetap jarang dirumah, tidur di pos ronda atau surau, Komar tetap seperti biasa bekerja sebagai tukang cukur dan Mameh tetap dirumah yang remuk itu. Hingga pada suatu peristiwa yang tidak pernah di duga oleh Nuraeni dan Margio terjadi.

Anwar Sadat adalah seorang mata keranjang dan ingin melampiaskan birahinya kepada Nuraeni yang baginya cukup cantik. Beberapa kali dia mencobanya, menarik perhatian Nuraeni, memberi tanda kalau dia ingin bercinta dengannya. 

Kondisi itu membuat Nuraeni enggan kembali ke rumah Anwar Sadat, tetapi rasa penasarannya dan hasrat seksual yang lama tak terpuaskan membuatnya memutuskan kembali bekerja, hingga pada satu waktu Nuraeni dan Anwar Sadat bergumul di ranjang yang sama.

Karena peristiwa itu Nuraeni bunting dan kelak melahirkan seorang anak bernama Marian. Komar menyadari ada hal yang salah. Dia lama tak tidur dengan Nuraeni. Atas dasar itu, dia semakin kasar kepada Nuraeni.

Memukulnya dengan bengis membuat kemarahan Margio dan Mameh juga semakin memuncak. Walau pada akhirnya Margio mendapati Nuraeni dan Anwar Sadat sedang bercinta, dia masih berpihak kepada ibunya daripada memihak kepada Komar ayahnya.

Baca juga: Kritik Sastra Feminisme Eksistensialis dalam Novel "Cantik Itu Luka" Karya Eka Kurniawan

Komar jadi jarang di rumah, tidak bermalam di rumahnya. Tak peduli dengan anak yang akan lahir dari perut Nuraeni. Baginya itu bukan anaknya. Hingga satu saat anak itu lahir dan tak lama kemudian meninggal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun