Mohon tunggu...
Asaaro Lahagu
Asaaro Lahagu Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Isu

Warga biasa, tinggal di Jakarta. E-mail: lahagu@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Y. Paonganan Ditangkap Polisi, Grup Penghina Jokowi di Facebook dan Twitter Ketakutan dan Tiarap

18 Desember 2015   20:12 Diperbarui: 19 Desember 2015   04:54 5293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Dr. Y. Paonganan (sumber: faktamedia.net)"][/caption]

Sampai sekarang, sejumlah grup di jejaring sosial yang terus menghina dan memfitnah Jokowi masih tetap tumbuh subur. Grup jejaring itu, mencoba membentuk opini publik yang tujuannya menjelek-jelekan pemerintahan Jokowi. Tentu saja tujuan akhirnya adalah mereka menghendaki pemakzulan terhadap Presiden Joko Widodo.

Dalam grup-grup tersebut, yang terlihat ramai dibicarakan adalah soal prestasi Presiden Joko Widodo yang berhasil meningkatkan jumlah angka pengangguran, utang pemerintah dan kenaikan harga barang. Mereka juga terus-menerus mempersoalkan rupiah yang terperosok.

Selama setahun lebih menjadi RI-1, jumlah pengangguran di Indonesia, memang mengalami kenaikan di atas 300.000 jiwa. Hal itu sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengakui bahwa memang jumlah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) hingga pertengahan tahun 2015 adalah 5,81 Persen. Alasannya karena adanya perlambatan petumbuhan ekonomi yang tentu saja mempengaruhi peningkatan pengangguran. Demikian juga utang mengalami kenaikan, tetapi itu digunakan sebagai modal dalam membangun infrastruktur.

Beberapa grup penghujat Presiden Jokowi terlihat beberapa kali melakukan aksi unjuk rasa kecil-kecilan. Dalam aksi unjuk rasa tersebut mereka meminta kepada Presiden Jokowi untuk segera mundur dari tampuk kekuasaan, lantaran dinilai gagal menjalankan roda pemerintahan. "Selamatkan Indonesia yang sudah diambang kehancuran sejak Jokowi dilantik jadi Presiden Boneka. Salam Merah Putih," demikian deskripsi dari salah satu grup Rakyat Indonesia Gulingkan Jokowi pada 20 Mei 2015 lalu.

Tentu saja tidak ada jaminan  bahwa jika Presiden Jokowi mundur dari tampuk kekuasaannya, kondisi bangsa Indonesia akan segera mengalami perbaikan di segala lini. Alasannya, persoalan bangsa ini luar biasa banyaknya. Selama setahun lebih pemerintahannya, Jokowi masih berkutat pada pembangunan infrastruktur dan sibuk berperang langsung terhadap para mafia dan koruptor yang bertebaran di segala lini.

Jika kita lihat secara jujur, maka sangat jelas ada banyak problematika parah dan kronis yang dihadapi oleh pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Berbagai persoalan mulai dari krisis energi, persoalan pemberantasan korupsi dan tata kelola pemerintahan membutuhkan waktu panjang untuk dibereskan. Semua persoalan tersebut tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Diperlukan skala prioritas persoalan apa yang harus diselesaikan terlebih dahulu.

Namun para pembenci Jokowi tidak mau tahu problematika itu. Segala hal kebijakan yang dilakukan oleh Jokowi selalu salah. Kita masih ingat pernyataan Fadli Zon saat Jokowi berkunjung ke Amerika, yang menurutnya tidak berguna. Pun saat Jokowi blusukan di tengah hutan yang sudah terbakar, Fadli Zon mengatakan bahwa itu adalah sebuah wisata. Demikian juga Fahri Hamzah menyampaikan kepada para mahasiswa yang demo di DPR bahwa pemerintahan Jokowi-JK lemah dan bodoh.

Di media Facebook dan Twitter dua nama kondang pembenci Jokowi yang terkenal adalah Jonru Ginting dan Yulianus Paonganan. Postingan foto Jokowi-Nikita Mirzani yang kebetulan duduk bareng, menjadi bahan lelucon Paonganan dalam menghina Jokowi. Dalam postingan itu, Paonganan menulis keterangan sadis, keji dan sangat kasar: “Papa doyan lonte”. Kata lonte yang berarti ‘pelacur perempuan’ juga pernah dialamatkan kepada Menteri Susi Pudjiastuti, hanya karena ada tato di pahanya.

Para penghina Jokowi itu tidak hanya kalangan masyarakat bawah tetapi juga orang-orang yang telah mengecap pendidikan tinggi. Lihat saja pendidikan Y.Paonganan. Dia adalah seorang Doktor, Dosen IPB (sudah dibantah oleh IPB), pencipta drone dan pemimpin sebuah majalah maritim.

Para penghina Jokowi sebetulnya tahu bahwa apa yang mereka lakukan adalah sebuah fitnah, tidak benar dan melanggar undang-undang. Namun karena kebencian mereka terhadap Jokowi yang karirnya tiba-tiba melesat bak roket dan berhasil menjadi RI-1 dalam sekejap, maka logika dan kebenaran menjadi buram dan gelap.  Kita masih ingat bagaimana pendukung Fauzi Bowo dan Prabowo Hatta sampai sekarang tidak habis pikir dan masih gagal move on terkait keberhasilan Jokowi menjadi RI-1. Mereka terus-menerus menyesali kenyataan bahwa seorang wali kota kecil Solo tiba-tiba berhasil menjadi Gubernur DKI Jakarta dan secara luar biasa menjadi Presiden Republik Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun