Stress, itulah dugaan wartawan mengapa Haji Lulung tidak hadir pada panggilan pertama Bareskrim. Namun hari ini (30/4/2015), Haji Lulung datang ke Bareskirm dengan gagah perkasa, mengenakan batik khas Indonesia. Di dada Lulung terpatri tekad: “Aku akan mengungkap kasus UPS dengan menyeret para anggota DPRD DKI yang terlibat. Aku ingin menjadi whistle blower”, demikian tekad Lulung dengan derap langkah tegap di Bareskrim Polri.
Lulung sebelumnya berani taruhan dengan wartawan bahwa dia sama sekali tidak terlibat pada kasus UPS. Di hadapan isteri dan anak-anaknya tercinta serta keluarga besarnya, Lulung menjamin bahwa dia bersih laksana kapas putih terkait kasus UPS. Namun sejak ruangannya digeledah oleh Penyidik Bareskrim, Lulung mulai pontang-panting. Lulung terlihat mulai linglung. Lulung mulai terpojok dan mulai kelihatan belangnya.
Dari saksi-saksi yang diperiksa oleh Bareskrim, terdapat sinyal kuat keterlibatan Lulung. Petunjuk dan bukti-bukti awal yang mengarah kepada Lulung semakin terang-benderang. Untuk memperkuat petunjuk awal, maka penyidik dari Bareskrim Polri menggeledah ruangan Lulung. Dokumen dan data di CPU di ruangan Lulung disita lalu dianalisis. Namun sebenarnya, ini hanya action polisi semata meniru KPK untuk membuat sensasi. Barangkali polisi sudah mempunyai dua alat bukti perihal keterlibatan Lulung.
Namun bukan namanya Lulung kalau tidak pandai bersilat lidah. Walaupun ruangannya digeledah dan suara-suara sumbang terus mengarah kepadanya, Lulung terus berkilah. Lulung terus membantah dengan penuh keyakinan bahwa dia tidak terlibat. Akan tetapi begitu ada surat panggilan dari Bareskrim untuk diperiksa sebagai saksi, mulai timbul keraguan dalam diri Lulung. Kebingungan mulai melanda Lulung. Mau langsung hadir atau cari alasan lain untuk menghindar? Lulung terus menimbang-nimbang.
Dalam meditasi ala Yoganya, Lulung pun menemukan ide baru yang brilian. Lulung akan bertindak sebagai whistle blower. Lulung berniat mengungkap pihak-pihak di DPRD DKI Jakarta yang terlibat dalam kasus korupsi UPS yang merugikan negara Rp 50 Miliar itu. Manufer baru Lulung menjadi whistle blower terlontar setelah dua orang saksi menyebut keterlibatan Lulung. Tentu saja manuver Lulung ini patut diapresiasi dan didukung. Bila Lulung bernyanyi dengan riang gembira, maka oknum-oknum DPRD yang menjadi begal APBD selama ini akan terkuak dengan mudah.
Tangkapan Besar Bareskrim
Sudah lama Bareskrim Polri tidak mendapat tangkapan setenar Lulung. Polri membutuhkan “tangkapan besar” untuk memulihkan namanya. Tanpa disangka-sangka dan di saat yang tepat kasus UPS bak durian runtuh datang ke permukaan. Begitu Ahok melaporkan ke KPK penyalahgunaan APBD 2012-2014 yang salah satunya proyek UPS, Bareskrim Polri dengan gesit menyalip KPKuntuk lebih duluan mengusutnya.
Bagi Polri, Lulung merupakan tebusan yang setimpal untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat yang sempat hilang terkait konflik dengan KPK. Sosok Abraham Lunggana alias Haji Lulung sudah sedemikian terkenal dan tenar di seantoro Jakarta, Indonesia dan bahkan mendunia lewat Twitter dan social media. Selain wakil ketua DPRD DKI Jakarta, Lulung kerap disebut sebagai penguasa Pasar Tanah Abang. Ia mempunyai PT Putraja Perkasa, PT Tujuh Fajar Gemilang, dan PT Satu Komando Nusantara yang bergerak di bidang jasa keamanan, kemudian PT Putraja Parking untuk operator parkir. Lulung pernah mengaku bahwa ia mempunyai 7.000 karyawan. Wah ini luar biasa.
Polri tahu benar bahwa masyarakat Jakarta sangat marah soal sepak terjang DPRD DKI Jakarta dalam menggunakan APBD, uang rakyat itu. Para anggota DPRD dengan leluasa memasukkan anggaran siluman lewat pokok-pokok pikiran (Pokir) anggota dewan. Para Gubernur sebelumnya nggak berani menolak. Menolak pokir berarti bunuh diri. Begitulah ancaman anggota DPRD kepada para gubernur sebelum Jokowi dan Ahok. Begitu Ahok yang sudah hilang urat nadi takutnya itu melawan secara frontal dan ingin membongkor aib DPRD yang di dalamnya ada sosok Lulung, spontan dukungan masyarakat mengalir kepada Ahok.
Melihat dukungan masyarakat kepada Ahok yang begitu besar Polri juga mau ambil bagian. Polri ingin dilihat oleh masyarakat bahwa Polri masih mempunyai komitmen besar melawan korupsi. Karena itu Polri dalam hal ini Bareskrim, berusaha mengeluarkan kemampuannya untuk mengusut proyek UPS yang kontroversial itu. Dengan demikian Polri mulai membangun kembali kepercayaan masyarakat kepada intitusi Polri. Itulah sebabnya Polri tidak mengubris laporan Taufik, Lulung dan anggota DPRD DKI terhadap Ahok tentang pemalsuan dokument APBD itu. Karena hal itu dianggap hanya akal-akalan dan manufer liar Lulung, Taufik dan anggota DPRD semata. Bila Lulung benar-benar terbukti tersangkut dalam kasus UPS, maka penerawangan Ahok tentang tamatnya karir Lulung sebelumnya dalam perseteruan mereka mungkin menjadi kenyataan.
Asaaro Lahagu