Mohon tunggu...
Asaaro Lahagu
Asaaro Lahagu Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Isu

Warga biasa, tinggal di Jakarta. E-mail: lahagu@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hercules yang Jatuh di Medan Adalah Wajah TNI Angkatan Udara Kita

1 Juli 2015   22:34 Diperbarui: 1 Juli 2015   22:34 1366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejatinya Pesawat Hercules C-130 yang terbang dari Medan menuju ke Tanjung Pinang-Riau (Selasa, 30/6) tiba di tujuan dengan selamat sentosa. Namun semuanya berakhir di kawasan Perumnas Simalingkar, Medan, Sumatera Utara, Selasa siang. Pesawat Hercules itu jatuh berkeping-keping. Semua penumpangnya yang berjumah 123 orang, tewas semua. Tak ada yang hidup. Mereka semua mati sia-sia. Penyebabnya adalah pesawat Hercules yang sudah tua. Mengapa TNI AU masih ngotot mengoperasikan pesawat Hercules yang sudah tua renta itu? Menarik untuk mencermati lebih lanjut dengan hati sabar dan pikiran jernih kisah penerbangan pesawat Herculas yang naas itu.

Herculas C-130 dengan nomor registrasi A1310 adalah bagian dari 28 unit pesawat Herculas yang dimiliki oleh TNI AU. Pesawat ini sangat diandalkan oleh TNI AU untuk berbagai keperluan baik militer maupun sipil. Fungsi utama pesawat ini adalah untuk mengangkut pasukan atau logistik ke tempat-tempat yang dibutuhkan. Kemampuan pesawat Hercules dalam misi-misi penyelamatan sangat fenomenal. Maka tak heran Pesawat Hercules dengan berbagai varian itu dipakai oleh 50 negara di dunia.

Dalam keadaan baru, kehebatan pesawat Hercules sangat mencengangkan. Pesawat ini mempunyai daya angkut  20 ribu kg, dengan kapasitas penumpang 92 orang (sipil), atau 64 prajurit militer. Daya jelajahnya 3.800 km, dengan kecepatan 540 km/jam hingga maksimum 610 km/jam. Hercules juga memiliki 4 mesin turboprop. Pesawat ini bisa mendarat di lapangan pacu yang pendek dan landasan jelek, dan bisa melakukan pengisian bahan bakar di udara.

Jika pesawat Hercules yang baru sangat meyakinkan, tidak dengan pesawat Hercules C-130 nomor registrasi A1310 itu. Pengoperasian pesawat Herculas C-130 yang jatuh di Medan itu, sangat mengundang rasa miris di hati dan sakit kepala berdenyut-denyut. Mirisnya pengoperasian pesawat itu karena beberapa alasan.

Pertama, pesawat Hercules itu sudah sangat tua. Pesawat Hercules yang jatuh di Medan itu dibuat pada tahun 1964. Jadi umurnya adalah 51 tahun, sudah sangat tua. Umumnya umur sebuah pesawat angkut yang masih standar adalah paling lama 25 tahun. Walaupun sudah berumur 51 tahun, akan tetapi TNI AU masih saja berani mengoperasikannya dengan alasan masih layak terbang. Ini mengerikan sekali.

Kedua, pesawat Hercules itu terbang tanpa kotak hitam. Tak bisa dibayangkan bagaimana keadaan di dalam pesawat Hercules itu. Mungkin bisa sedikit dibayangkan dari kotak hitamnya yang tidak ada. Ada kemungkinan ruangan pesawat Herculas itu sangat tidak layak untuk penerbangan sipil.  Dengan tidak adanya kotak hitam, maka penyelidikan sebab-sebab jatuhnya pesawat sangat sulit diketahui. Padahal standar kelaikan sebuah pesawat terbang adalah harus ada kotak hitam (black box) yang masih bisa aktif.

Ketiga, pesawat Herculas itu membawa warga sipil dan diisukan membayar Rp. 900 ribu dalam penerbangan itu. Walaupun KSAU, Agus Supriatna membantah adanya warga sipil dengan mengatakan itu masih keluarga TNI, namun tetap saja pesawat Hercules tetap tidak diperkenankan membawa warga sipil apalagi dengan membayar. Faktanya hanya 12 pasukan TNI yang berada di dalam pesawat yang naas itu. Selebihnya warga sipil.

Keempat, pesawat Hercules itu kelebihan muatan. Diduga pesawat Hercules yang jatuh di Medan itu kelebihan muatan. Memang dalam keadaan normal sebuah pesawat Hercules mampu membawa penumpang dan barang dengan berat 130 ton. Namun untuk pesawat setua Hercules C-130 itu ibaratnya nafsu kuat, tenaga kurang. Maka hasilnya KO, tak kuat.

Kelima, warga sipil yang diangkut Hercules itu tidak ada asuransi. Kabarnya adal 5 orang dalam satu keluarga yang ikut tewas dalam penerbangan Hercules itu. Naik pesawat tanpa asuransi? Ini benar-benar menyedihkan. Kok berani membawa penumpang tanpa asuransi? Apakah nyawa mereka yang ikut dalam penerbangan Hercules itu tak berharga sama sekali? Siapa yang bertanggung jawab pada keluarga korban? Apakah kita mesti tanya pada rumput yang bergoyang?

Keenam, pesawat Hercules membawa senjata dan amunisi. Ketika pesawat itu jatuh, warga sekitar mendengar ledakan keras menggetarkan seperti terjadi gempa bumi. Secara logis sangat bisa dimengerti, karena memang pesawat Hercules itu membawa senjata dan amunisi. Ketika jatuh, maka amunisi itu juga ikut terbakar dan meledak. Ikutnya warga sipil di dalam pesawat yang mengangkut amunisi, sangat berbahaya. Bagaimana kalau di antara mereka ada teroris? Teroris mendapat senjata gratis di dalam pesawat.

Gambaran pesawat Hercules C-130 yang jatuh di Medan itu adalah gambaran TNI kita. Anggaran untuk melengkapi Alusista AU sangat minim dan memprihatinkan. Perhatian pemerintah untuk memperkuat pesawat TNI AU lebih berkutat pada pesawat hibah. Ini merupakan bukti bahwa TNI AU telah dianaktirikan. Tepatlah jika anggota TNI AU merasa tidak diperhatikan selama ini. Sudah banyak pesawat TNI kita jatuh dan memakan korban. Alasannya kerusakan mesin di udara. Anehnya walaupun sudah tua namun masih saja terus dioperasikan. Lucunya lagi masih terus dikomersialkan (ini masih isu).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun