Mohon tunggu...
Asaaro Lahagu
Asaaro Lahagu Mohon Tunggu... Pemerhati Isu

Warga biasa, tinggal di Jakarta. E-mail: lahagu@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Trah Jokowi: Mendaki di Ganjar, Bersemi di Gibran

19 Februari 2022   20:22 Diperbarui: 20 Februari 2022   09:42 1026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganjar dan Jokowi (Tribunnews.com)

Mau jadi presiden Indonesia? Bisa lewat 3 jalur. Bisa lewat jalur ketua partai (Megawati), lewat menteri (SBY) dan lewat Gubernur DKI (Jokowi). Itulah sebabnya menjelang Pilpres 2024, para menteri Jokowi semakin sibuk memoles diri. Mereka yang punya dua jalur ketum partai dan menteri, semakin pede dan gencar mempromosikan diri.

Airlangga misalnya. Selain ketum Partai Golkar, ia juga menteri Jokowi. Fotonya di berbagai baliho dengan motto "Bekerja untuk Indonesia", membuat saya senyum-senyum sendiri. Ini orang kerjanya apa saja yang sudah ya? Kok, saya tidak tahu.

Kalau Erick Thohir. Bolehlah sedikit. Selain dia terkenal karena pernah membeli klub Inter Milan, dia juga punya media. Yang paling saya kenal sepak terjangnya di BUMN. Beberap BUMN bisa untung. Anak dan cucu BUMN dia museumkan karena rugi melulu. Mungkin kinerjanya cacat karena Garuda Indonesia saat ini sedang menukik. Di ujung tanduk.

Selain jalur menteri, jalan lain yang tak kalah menarik untuk menjadi presiden adalah menjadi gubernur DKI Jakarta. Hal ini telah dibuktikan oleh Jokowi sendiri. Lewat jabatan gubernur, Jokowi mampu melesat menjadi seorang presiden. Inilah yang agaknya diikuti oleh Anes Baswedan, Gubernur DKI Jakarta saat ini. Lewat jabatan gubernur, Anies melesat di berbagai survei sebagai salah satu kandidat presiden.

Tentu saja saat ini Anies memoles diri habis-habisan. Dia kebelet jadi Presiden. Dia memang dikenal sebagai seorang yang sangat berambisi. Lebih berambisi dari kodok mau ke bulan. Saat dia ke perayaan Imlek, Anies tampil dengan baju Cheongsam. Mirip  Laksamana Cheng Ho. Padahal itu bisa haram, menurut Abdul Somad.

Anies juga kasih IMB gereja. Tumben. Di era Anies IMB gereja di DKI lumayan banyak. Sudah puluhan. Apakah ini gimmick? Bisa jadi. Anies ingin disebut sang toleran. Ini bisa dipahami. Anies menerima dukungan dari siapanpun. Tak peduli radikal. Syarat apa pun disanggupi Anies asal ia didukung. Pokoknya asal bisa jadi Presiden.

Oktober 2022, Anies lengser dari kursi gubernur DKI. Posisinya jadi rebutan juga. Ini investasi capres di tahun 2029. Kaum elit, kaum kaya dan semua partai politik ingin menancapkan pengaruhnya di Ibu Kota Negara. Semua tahu bahwa selain basah soal sumber daya ekonomi dan popularitas, Jakata juga menjadi batu loncatan dalam merebut kekuasaan di tingkat pusat. Benar bahwa ibu kota akan pindah. Namun untuk 10 tahun mendatang, Jakarta masih lebih menarik dari IKN.

Menancapkan pengaruh di jantung Indonesia Jakarta, akan menjadi investasi jangka pendek dan jangka Panjang. Oleh karena itu, perebutan posisi Gubernur DKI Jakarta di tahun 2024 menjadi prioritas elit dan semua partai. Maka tak heran, beberapa partai sudah mulai mengorbitkan kadernya menjadi kandidat Gubernur DKI Jakarta.

Gerinda misalnya, sudah mencuri start dan tak malu mempromosikan Wakil Gubernur DKI saat ini Riza Patria, sebagai calon pengganti Anies yang bakal lengser di bulan Oktober tahun ini. Golkar tak mau ketinggalan dan menyebut Ahmed Zaki Iskander yang saat ini Bupati Tangerang dan Ketua DPD Golkar DKI sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.

Partai Nasdem tak mau kalah, partai pendukung pemerintah yang belakangan ini cukup mesra dengan Anies Baswedan, menyodorkan nama crazy rich Jakarta Utara, Sahroni.

Hal yang sama dilakukan PDIP. Partai penguasa parlemen Senayan ini juga telah mempersiapkan calonnya sendiri. Dan itu ada dalam diri Gibran dan Risma. Meskipun di waktu bersamaan muncul sosok Kepala Sekretaris Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono yang disebut bakal menggantikan Anies.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun