Ketujuh, Mega ingin merasakan sensasi rasa strawberry, rasa vanilla, rasa durian sebagai tokoh yang paling ditunggu keputusannya di seantero Indonesia. Jelas Mega lebih beruntung ketimbang Soekarno, Soeharto, Habibie, Gusdur pamornya langsung meredup setelah lengser dari kursi kepresidenan. Mega setelah tidak menjadi Presiden, dia masih mampu berjaya dan mampu mengorbitkan kadernya menjadi orang nomor satu di negeri ini. Jelas Mega masih lebih baik ketimbang SBY yang hanya mampu mengorbitkan kadernya menjadi penghuni setia hotel prodeo alias penjara KPK.
Nah, jika Mega cepat-cepat secara resmi menyatakan dukungannya kepada Ahok, maka sensasi-sensasi di atas akan hilang dengan cepat. Tentu saja Mega ingin menikmati posisinya sebagai puteri maharaja yang sedang ditunggu-tunggu keputusannya di masa tuanya. Dan jika nantinya pada detik terakhir Mega akhirnya secara resmi mendukung Ahok-Djarot, maka pada saat itulah langsung berakhir hiruk-pikuk panasnya Pigub DKI. Alasannya pasangan Ahok-Djarot tak tertandingi. Nah, begitulah kambing dibedakin mbek…mbek.
Salam Kompasiana,
Asaaro Lahagu